Chapter 2

700 140 27
                                    

Hari mulai gelap sedangkan Hirugami malah salah mengambil jalan, padahal sebelum nya dia yakin dia sudah membaca peta yang sudah di tuliskan oleh kiyai nya.

Tapi tetap saja, sekarang kaki milik laki-laki itu justru masuk ke dalam hutan, sudah berjam-jam mencari jalan keluar tapi blum kunjung di temukan.

Jujur hiru benci dirinya sendiri yang hobi kesasar, padahal dia sudah meyakinkan buya di pesantren nya bahwa dirinya bisa berangkat sendiri tanpa teman ataupun kendaraan pribadi. bukan karna percaya diri tapi memang tidak mau merepotkan.

Syukurlah hirugami tidak membawa banyak barang, hanya dua tas tanpa koper, itu memudahkan nya berjalan di semak-semak.

"Harusnya belok ke kanan pas ada persimpangan" Merasa lelah, ia istirahat sejenak sampai terdengar adzan magrib yang berkumandang. padahal perkiraan bisa sampai di rumah pak kepala desa pukul lima sore tapi sampai magrib dia masih tidak jelas keberadaan nya.

Mendengar suara adzan dari alarm yang dirinya bawa di dalam tas, itu mirip seperti jam alarm tapi bentuk nya kecil dan suara di dalamnya berupa lafadz dzikir dan adzan.

Hiru mulai beranjak kembali, dapat di lihat tidak jauh dari peristirahatan ada sungai yang mengalir deras, sepertinya ia bisa mengambil wudhu di sana. sholat magrib sangat singkat tidak bisa di nanti-nanti.

Kaki panjang nya melangkah, tapi blum sempat sampai di sungai mata nya tak sengaja mendapatkan seorang laki-laki paru baya duduk di bawa guyuran air terjun

"Astagfirullah" Batin nya beristigfar, pria itu mengenakan celana putih panjang tanpa atasan, rambut panjang serta jengot.

Nampak juga sesajen di samping nya, sesekali orang itu melempar bunga-bunga ke dalam aliran sungai "Jadi ini?" Merasa dirinya terancam, hiru memilih mundur sebentar, bersembunyi di balik semak sambil memperhatikan.

Otaknya di putar hebat, ia harus mengambil wudhu untuk sholat, tapi kalo orang itu melihat dirinya dalam bahaya sekarang, demi Allah ini terlalu cepat untuk memulai perang keimanan.

Langsung pergi pun dia tidak tau harus ke mana? blum lagi kita tidak tau ada siapa saja yang menghadang perjalanan "Ya Allah kalau ini ujian dari mu maka permudah lah."

Plakk

"Allahu---

"Sstt!-" Mulut nya langsung di tutup oleh seseorang yang entah kedatangan nya berasal dari mana "Mas hirugami?" Tanya laki-laki berkepala plontos itu

Yang di tanya mengangguk cepat, nampak sekali dia tertekan dan sedikit ketakutan.

"Akhirnya sampean ketemu, gw tanaka orang suruhan mang ukai sama pak kepala desa buat jemput sampean" Jelas tanaka masih dengan suara yang begitu pelan takut keberadaan mereka terlihat

Bukan apa-apa, tempat yang ia pijaki adalah tempat terlarang di desa ini, air terjun dan sungai yang selalu di jadikan media oleh para warga untuk melakukan ritual-ritual kecil.

Warga di sana bahkan memasang spanduk yang bertuliskan di larang masuk, tanaka sendiri bingung kenapa hirugami bisa sampai di sini padahal jelas larangan itu tertulis cukup besar di depan persimpangan jalan.

Tapi berkat pencarian ini, tanaka bisa melihat langsung ritual salah satu dukun di bawah air terjun yang selalu orang katakan tidak bisa di ganggu. kalo memang ini rencana Allah untuk membuat mereka berdua melihat secara langsung maka itu sebuah Awal, kita anggap Allah mendukung para penjihad ini untuk membela agama nya

"Kita balik sekarang"

"Saya blum sholat magrib"

Tanaka sejenak menghela nafas "Masyaallah, Allah ga mempersulit hamba nya, sampean mau mati sekarang?" Serunya "Sholat di rumah mang ukai, sepuluh menit dari sini gw bawa motor"

1 Iman 1000 Cinta [Haikyu Religi] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang