"Lo nggak sayang gue 'kan?", Yolanda bertanya lagi.
"Sayang lah. Masa cewek gue sendiri nggak disayang?", balas Septa berusaha tetap sabar menghadapi kelakuan kekasihnya.
"Kalo sayang, bikinin candi seribu dong kaya Roro Jonggrang", timpal Yolanda dengan wajah penuh keseriusan.
Septa termenung pelan. Kalau ini jadi bentuk pembuktiannya mah dia nggak sanggup.
"Yang lain aja dong sayang, jaman sekarang mana bisa bangun candi seribu tanpa bantuan dedemit?", nego Septa ikut terjun serius ke pembicaraan mereka.
"Berarti lo nggak sayang sama gue", tekan Yolanda dengan wajah lesu.
"Nggak gitu sayang. Gue sayang sama lo, butuh bukti? Rasa sayang itu bisa dibuktikan pakai love languange sayangku. Selama ini gue udah nge-treat lo kayak princess lo nggak ngerasa?", protes Septa sedikit terpancing emosi.
Raut wajah Yolanda berubah. Senyum lesunya hilang, digantikan tatapan datar yang ia layangkan kepada Septa.
"Jadi lo nggak ikhlas memperlakukan gue begitu? Gue juga nggak minta!", balas Yolanda sudah terlanjur tidak mood.
"Nggak gitu sayang", peringat Septa yang sadar kalau ia sudah melewati batas.
"Halah sayang-sayang matamu. Udahlah gue capek", putus Yolanda mematikan video call mereka.
Gadis itu menyalakan mode pesawat sehingga tidak siapapun dapat menghubunginya malam ini. Mood gadis itu benar-benar hancur. Padahal niatnya hanya ingin mendengarkan balasan manis dari kekasihnya, ternyata Septa tidak sepeka dan sesabar itu.
"Semua cowok emang bangsat selain papa", gumam Yolanda sedih.
Ia langsung menarik selimut kasurnya dan mencoba untuk memejamkan mata. Berdoa dalam hati dan memanjatkan doa agar ia tidak bermimpi hal buruk apapun.
Keesokkan harinya, Yolanda terbangun cukup pagi. Setelah menunaikan shalat subuhnya, Yolanda langsung mandi dan memakai seragam sekolahnya. Hari ini hari Senin, tentu saja upacara akan terlaksana seperti biasa.
Yolanda menuruni anak tangga dengan pakaian yang sudah rapi. Tas yang ia gendong serta sepatu sekolah yang sudah terpasang rapi di kaki jenjangnya. Di lantai bawah ada mamanya yang terlihat sedang sibuk menyiapkan sarapan bagi anak-anak dan suaminya.
"Loh pagi banget bangunnya? Mama belum masak ini", ujar Mirna saat melihat putrinya sudah turun dari lantai atas dengan pakaian yang rapi.
"Gapapa. Sini Yolan bantuin", balas Yolanda datar.
Sepertinya mamanya akan memasak ayam kecap dan cah brokoli. Yolanda membantu memotong brokoli menjadi kecil-kecil. Ia turut mencincang kasar bawang putih sebagai bahan dasar cah brokoli.
"Kamu kenapa? Tumbenan banget cemebrut gitu", tegur Mirna sambil memasukkan bumbu ayam kecap.
"Gapapa, laper dikit", balas Yolanda singkat.
Mirna memilih untuk tidak bertanya lebih lanjut. Ia membiarkan putrinya memasak sayur pendamping ayam kecap buatannya. Anggap saja Yolanda sedang belajar memasak bersama sang ibunda.
"Kakak udah bangun? Eitt udah rapi aja", celetuk Damar yang baru selesai mandi. Laki-laki itu hanya memakai kaos oblong dan celana kolor pendek kesukaannya.
"Iya pa. Papa belum berangkat?", tanya Yolanda setelah tersadar papanya belum memakai pakaian kantorannya.
"Belum, papa berangkat hari besok. Hari ini papa mau kencan dulu sama mamamu yang paling cantik ini", balas Damar sambil memberikan kecupan manis di pipi Mirna.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CUPU BOYFRIEND
Ficção AdolescenteYolanda Melviana. Gadis super galak nan jutek dari SMA Angkasa. Setiap harinya diisi kelakuan super bar-bar yang sudah tidak dapat dikontrol lagi olehnya. "Wehh minggir lo pada! Princess cantik mau lewat", kelakar gadis itu. "Kiw kiw cowo, cakep a...