37. Validasi

363 174 3
                                        

"Itu Sela beneran bakal dijodohin sama mantan lo?", tanya Davin sambil menyetir mobil.

"Iya", balas Yolanda singkat. Ia sedang sibuk membuka aplikasi sosial medianya.

"Tapi lo udah bilang sama dia 'kan tentang mantan lo yang emang bajingan itu?", tanya Davin lagi.

"Udah. Tapi, keadaannya Sela ngga bisa nolak", balas Yolanda dengan ekspresi yang tidak menyenangkan.

Davin menyudahi topik pembicaraan keduanya. Ia tak mau dimarahi Yolanda lagi. Davin menyetir dengan hening, hanya ada sayup-sayup suara musik yang terputar dengan nada pelan.

"Lo mau beli apa?", tanya Yolanda disela-sela aktivitasnya.

"Hah?", sahut Davin seperti orang bloon.

"Loa mah beli apaan? Gue ada budget 100 ribu", ulang Yolanda sambil sedikit berdecak sebal.

"Oh itu, apaan ya?", gumam Davin mengetuk-ngetuk setir mobil.

Setelah sekian lamanya berpikir, Davin dengan santainya memutar balikkan kendaraan yang mereka naiki. Yolanda terkejut bukan main, untung saja refleksnya cukup bagus.

"DAVIN GILA LO YA?", pekik Yolanda melotot lebar.

"Sorry, gue baru inget kalo tempatnya udah kelewatan", balas Davin nyengir kaku.

"Mau kemana sih?", tanya Yolanda sedikit penasaran.

"Cariin bunga buat mama. Mama 'kan suka naro bunga asli di vas-vas rumah", balas Davin sambil tersenyum kecil.

Seketika Yolanda terdiam. Davin benar. Mamanya sangat suka bunga bahkan sejak mama papanya masih pacaran di bangku SMA. Katanya, mama rela menolak banyak cowok yang sudah kasih effort lebih demi bersama dengan papa Yolanda yang bermodalkan bunga kesukaan mamanya. Mawar putih.

"Lo emang anak kesayangan mama ya, Vin", ujar Yolanda pelan.

"Kata siapa? Kita semua anak kesayangan mama papa lah", balas Davin tak mau membuat kakaknya berkecil hati.

"Kalo lo selama ini mikir mama sayangnya sama gue doang, lo salah besar Yolanda. Mama selalu khawatir kalo lo belum balik malem-malem. Mama juga yang selalu bikin lo sebel, itu justru bentuk kasih sayangnya beliau sama lo", lanjut Davin bijak.

"Lo abis kejedot apaan?", timpal Yolanda yang malah bercanda.

"Yee dibilangin juga. Apalagi papa, lo itu anak perempuan satu-satunya. Ada anak perempuan dirumah itu ibarat katanya kayak melihara singa. Kalo nggak diurus dengan baik, dia bakal ngelawan majikannya dan keluar dari kandang dengan ganas", Davin masih melakukan aksi ceramahnya.

"Lo dapet perumpamaan gitu darimana?", tanya Yolanda sedikit melenceng dari arah pembicaraan.

"Papa yang bilang. Beliau selalu khawatir sama lo yang semakin dewasa. Tapi, papa juga berusaha buat mulai percaya sama lo. Begitupun hubungan lo sama Septa", balas Davin sambil memarkirkan mobil di depan toko bunga.

"Lo tunggu bentar, nanti gue beliin minum sekalian", pesan Davin melarang kakaknya turun.

Yolanda menurut instruksi adiknya. Ia tetap duduk ditempatnya tanpa bergeming. Tiba-tiba ia kepikiran tentang kalimat-kalimat yang sudah Davin ucapkan. Bagaimana kalau itu memang keadaan yang sebenarnya? Gimana kalau ternyata selama ini cuma Yolanda yang merasa nggak disayang?

"Apa ini salah gue ya?", gumam Yolanda sedikit menyesali dirinya.

"Tapi, dari dulu mama emang sayangnya sama Davin doang", lanjut Yolanda sambil menggigit bibir bawahnya.

MY CUPU BOYFRIEND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang