10. Bad News

536 136 12
                                    

Angkot mereka menepi di perempatan dekat SMA Angkasa. Terlihat banyak siswa-siswi SMA Angkasa yang sudah berangkat. Ada yang diantar oleh orangtua, naik kendaraan sendiri atau berangkat bersama kekasihnya. Ya mirip-mirip sama dua insan manusia ini lah.

Yolanda turun terlebih dahulu sedangkan Septa masih berada di dalam angkot sambil memangku dua kotak risolnya yang cukup berat hari ini. Yolanda yang masih memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi, ia langsung menarik salah satu kotak risol tadi. Benar-benar berat.

"Udah biar gue aja," tolak Septa berusaha merebut kotakan tadi.

"Diem, nggak usah ngajak ribut," ketus Yolanda langsung berjalan memasuki gerbang.

Septa dengan buru-buru memberikan ongkos angkutannya. Berjalan cepat mengekor dibelakang Yolanda yang berjalan dengan langkah seribu. Banyak pasang mata menatap ke arah keduanya yang sudah seperti pasangan kekasih yang sedang berantem.

"Lo marah sama gue? Maaf ya, Yolan," ucap Septa masih berusaha mengiringi langkahnya.

"Emang lo salah apa?" tanya Yolanda santai.

Septa terdiam. Ia memang tidak tahu apa salahnya sampai-sampai Yolanda mendiamkannya saat di angkot tadi.

"Semuanya, maaf atas semuanya," balas Septa masih berusaha memberikan jawaban yang pantas.

Yolanda mengentikan langkahnya. Gadis itu membalikkan tubuh dan menatap tajam ke arah Septa yang secara tiba-tiba menghentikan langkahnya pula.

"Lo beneran nggak tau salah lo dimana?" tanya Yolanda masih mencoba bersabar.

Dengan lugunya, Septa menggelengkan kepalanya lagi. Ia sudah seperti suami takut istri di kehidupan yang sebenarnya.

"Yaudah deh, males juga gue jelasinnya," putus Yolanda kembali melanjutkan langkahnya.

Dengan penuh percaya diri, gadis itu melangkahkan kakinya menuju pintu kantin. Padahal baru jam enam pagi lebih sedikit, tetapi sudah banyak anak SMA Angkasa yang sarapan di kantin pagi ini.

Septa meletakkan kotak berisi risolnya di meja tempat dia biasa menitipkan jajanan buatannya. Diikuti oleh Yolanda yang sedari tadi masih mengatupkan kedua bibirnya. Septa yang memang tidak banyak omong, ia langsung dengan cekatan membereskan meja kantin dan berjalan menuju ibu kantin dekat penitipan makanan.

"Pagi ibu. Septa biasa ya bu, nitip 50 buah risol," ucap Septa menyalimi tangan ibu kantin.

"Ohh siap a Septa. Nanti diambil pulangnya aja ya," sahut ibu kantin dengan senyuman lebar.

Yolanda masih berdiri di dekat meja tadi. Beberapa siswa juga sudah mulai membeli risol buatan Septa. Yolanda yang sudah pernah mencicipi risol itu, ia tak heran jika di SMA Angkasa banyak peminatnya. Rasanya enak dan harganya sangat terjangkau untuk isi kantong anak-anak SMA.

"Lo nggak mau ke kelas?" tanya Septa yang ternyata sudah selesai berbincang dengan ibu kantin.

Yolanda mengangguk. Ia langsung berjalan keluar menuju kelasnya. Tas ransel masih berada di punggungnya yang mampu membuat Yolanda terlihat seperti kura-kura ninja.

"Lo cuma bikin 50?" tanya Yolanda tiba-tiba.

Septa sedikit menaikkan kedua alisnya. Tiba-tiba saja Yolanda mengajaknya bicara setelah keheningan beberapa menit yang lalu.

"Iya, kenapa?" tanya Septa balik. Seolah tak mau percakapan keduanya terputus begitu saja.

"Padahal enak. Gue yakin, walaupun lo nitip seratus sehari juga bakalan abis," ujar Yolanda seolah memberikan semangat.

MY CUPU BOYFRIEND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang