23. Accident

491 139 13
                                        

Yolanda sudah sampai dirumah. Tadi mamanya menyuruh Yolanda untuk langsung pulang ke rumah saja. Alasannya karena Davin akan segera pulang, maka Yolanda harus beres-beres rumah terlebih dahulu.

"Padahal gue mau me time, eh malah disuruh ngebabu," gumam Yolanda menghela nafas berat.

Gadis itu segera mengganti seragamnya. Ia hanya memakai celana pendek selutut dengan kaos pendek berwarna biru. Yolanda melempar tasnya asal. Kali ini ia harus benar-benar membersihkan rumahnya. Setidaknya, ia akan mendapatkan perhatian penuh dari sang papa.

Yolanda mengawali kegiatannya dengan menyapu seisi rumah. Dilanjutkan dengan mencuci beberapa piring kotor sejak tiga hari yang lalu. Bisa bayangkan bukan bagaimana wanginya?

Setelah dari wastafel, Yolanda beranjak mengambil kain pel. Gadis itu mengepel area yang memang terlihat cukup kotor. Ruang tamu, dapur dan teras depan adalah sasaran utama. Yolanda juga memutar musik yang ia sukai sebagai penyemangat pekerjaannya.

"AKUUU YANG JATUH CINTAA," teriak Yolanda sambil berlarian kesana kemari.

"Tahukah dirimu, tahukah hatimu. Berulang ku ketuk, aku mencintamu," lanjut Yolanda.

Ia memutar lagu milk Dudy Oris. Lagu yang sepertinya sedikit menggambarkan perasaannya saat ini. Walaupun belum menyatakan yang sebenarnya, Yolanda sudah merasa kalau ia jatuh hati dengan Septa. Tapi, Yolanda merasa gengsi kalau harus bilang terlebih dahulu.

"Huh capek juga," gumam Yolanda saat sudah menyelesaikan pekerjaannya.

Setelah lantai satu bersih, Yolanda naik ke lantai atas. Tempat kamarnya dan Davin berada. Mula-mula ia membersihkan kamar Davin terlebih dahulu. Baru saja dibuka, bau semerbak aroma kaos kaki busuk sudah menyeruak di hidung Yolanda.

"Buset ni anak. Kamarnya bau kaos kaki banget sih," protes Yolanda menutup hidungnya.

Meskipun demikian, ia tetap membersihkan kamar adiknya itu. Dengan bermodalkan mental baja, Yolanda mulai membereskan ranjang dan meja belajar di kamar Davin. Kamarnya cukup luas tetapi terasa hampa karena memang tidak banyak barang-barang yang Davin letakkan disini. Hanya ada beberapa jersey basket yang menggantung beberapa hari belum dicuci.

"Ternyata ini si penyebab bau busuk," ucap Yolanda menenteng pakaian bekas itu.

Tak perlu waktu lama, Yolanda sudah menyelesaikan pekerjaannya. Ia langsung menuju kamarnya sendiri. Kamar orangtuanya tidak ia bersihkan karena Yolanda merasa itu bukan kewajibannya. Selain itu, masuk ke kamar orang yang lebih tua tanpa izin baginya adalah suatu bentuk tindakan yang tidak sopan.

"Akhirnya selesai juga," ucap Yolanda masih bermonolog.

Gadis itu sudah merebahkan diri di ranjang empuknya. Kakinya bergerak kesana-kemari demi merasakan lembutnya kain sprei yang selalu ia sukai.

"Andai hari-hari gue kaya gini terus," gumam Yolanda seraya memejamkan matanya.

Efek samping terlalu lelah, Yolanda terlelap barang sejenak. Gadis itu sudah mengarungi alam mimpi tanpa menghiraukan pintu depan yang belum ia kunci.

Sedangkan Septa, ia sudah sampai di rumah tepat saat azan Maghrib berkumandang. Bajunya cukup lusuh karena seharian berburu katak untuk praktikum besok. Melinda yang seharusnya ikut mencari justru harus pulang karena bajunya yang basah tersiram air comberan tadi.

"Capek banget," gumam Septa sambil menyenderkan kepalanya di atas sofa.

"Tapi tadi Yolanda bukan sih?" lanjutnya masih asik bergumam sendiri.

Karena hidup sendirian Septa mau tak mau harus mengurus dirinya sendiri. Setelah selesai bergumam sendirian pula, ia langsung beranjak mandi. Membersihkan tubuhnya dari sisa kotoran dan keringat yang menempel di tubuhnya.

MY CUPU BOYFRIEND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang