43. Pasar Malam

85 36 10
                                    

Septa sudah mampu mengejar Yolanda yang tiba-tiba berjalan cepat meninggalkannya. Dengan raut wajah yang masam, Yolanda tak mau dekat-dekat dengan Septa yang masih asyik menjahilinya.

"Awas ah! Ngeselin lo", tepis Yolanda saat Septa berjalan mendekatinya di dekat stand jajanan.

"Sayang, jangan gitu dong", bujuk Septa berusaha meminta maaf.

Yolanda masih merengut sebal. Gadis itu memilih untuk memilih jajanan yang ingin ia makan. Septa tak kunjung menyerah. Melihat sesuatu yang menarik perhatian membuat anak laki-laki itu berjalan ke arah penjual permen kapas.

"Mang, yang warna biru satu ya", pesan Septa sambil menunjuk ke permen kapas yang sudah dibungkus.

"Siap a. Jadi lima belas ribu", balas mang permen kapas sambil memberikan barang dagangannya.

Septa langsung balik kanan setelah menerima kembalian. Matanya mengitari sekitar, berusaha keras menemukan keberadaan Yolanda yang memang sangat imut.

"Dimana ya Yolanda?", gumam Septa dengan kaki yang tergerak kesana-kemari.

Gotcha! Gadisnya sedang duduk di dekat anak-anak yang sedang asyik melukis di atas gabus. Terdengar tawa pelan dari arah gadis itu yang baru saja dijahili anak-anak kecil di sekitarnya. Tawa mereka terhenti saat lihat Septa yang hanya berdiri kaku di belakang Yolanda.

"Kak, itu ada aa", ujar salah satu bocah.

Yolanda menengok. Kedua netranya bertubrukan dengan cepat. Yolanda memalingkan wajah. Ia masih marah dengan Septa. Laki-laki itu dengan peka langsung jongkok di samping gadis itu dan menyodorkan permen kapas yang sudah ia beli. Yolanda hanya melirik sebentar, tidak ada respon.

"Maaf ya sayang. Gue nggak bakal jahil lagi", ucap Septa pelan.

Yolanda masih diam. Ia justru asyik menatap ke arah bocah-bocah yang sudah asyik mewarnai gambar diatas gabus lagi.

"Sayang...", lirih Septa nyaris frustasi.

Yolanda masih diam. Sepertinya gadis itu benar-benar marah, walaupun terlihat seperti masalah sepele. Septa menghela nafas berat. Sepertinya ini sudah saatnya bagi Septa untuk mengeluarkan ultimatum kepada sang kekasih.

"Lo mau maafin gue atau gue cium lo sekarang juga?", ancam Septa yang langsung mendapatkan perhatian penuh dari Yolanda.

"GAK! EH IYA GUE MAAFIN", pekik Yolanda spontan.

Septa tersenyum penuh kemenangan. Ternyata Yolanda juga tidak terlalu menyukai skinship yang sampai sebegitunya.

"Beraninya ngancam begitu doang", sinis Yolanda masih tak bersikap ramah.

"Maaf ya, nih dimakan", balas Septa sambil membukakan permen kapas.

Dengan penuh kesadaran, laki-laki itu mulai menyuapi Yolanda yang dengan terpaksa harus membuka mulutnya.

"Gue makan karena gak mau memubazirkan makanan ye", kilah Yolanda tak mau mengira Septa berpikiran yang tidak-tidak.

"Iya sayang iya", balas Septa santai.

Yolanda tetap memakan makanan manis itu sampai habis. Waktu mereka habis cukup lama disini. Sampai anak-anak yang tadi asyik melukis sudah dijemput oleh orangtua mereka.

"Mau naik wahana?", tawar Septa sambil menggulung plastik bekas jajannya.

"Emang lo berani?", tantang Yolanda songong.

"Berani lah. Mau naik yang mana?", tantang Septa balik.

Yolanda mengajak laki-laki itu ke wahana yang disebut kora-kora. Ekspresi wajah Septa yang melongo sudah memberikan efek kemenangan tersendiri bagi Yolanda.

MY CUPU BOYFRIEND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang