Episode 3: Jauni Varti

9 2 0
                                    

Hakunamatataa Present: UNO

||

Jauni Varti berarti gerbang baru. Ramai sekali manusia disini. Beomgyu melihat banyak pemandangan segar. Perdana dirinya melihat ras yang sama, bangunan tinggi dan menara pencakar langit, inilah kota Daegu. Pupil matanya penuh akan aroma baru.

Sekretaris Lee menggunakan aplikasi penerjemah untuk berkomunikasi. Ia dekati Beomgyu untuk meminta perhatiannya sebentar. Melakukan kontak mata, Beomgyu baca tulisan tersebut. Sekretaris Lee pun menunjuknya, "Kamu akan tinggal disini untuk melanjutkan sekolah."

"Lokasi rumah tidak jauh dari kota. Kamu akan diantar jemput oleh pak Kim dengan mobil ini. Sebelum sekolah nanti, akan ada tutor bahasa dan tutor mata pelajaran lain sampai kamu terbiasa."

Seorang wanita tua memberikan penghormatan pada Beomgyu. Meski hanya berstatus kepala asisten rumah tangga, pengetahuannya akan generasi UNO terlampai jauh. Bernama Kim Mi Kyung, sejak awal ia sudah bisa merasakan apa yang ada pada Beomgyu.

Tiap-tiap kamar sengaja tidak diberikan sarana kunci mengunci. Pimpinan Shin Gong Yoo sudah memikirkan segalanya. Meskipun Beomgyu mengurung diri dalam kamar, Kim Mi Kyung tetap bisa datang untuk memeriksa.

Siapa bilang jika hanya ada Mi Kyung dan pak Kim. Ada lusinan pria berpakaian formal yang berjaga di tiap sisi rumah sampai situasi menjadi netral. Meski ditaruh makanan diatas nampan dengan aroma menggiurkan, Beomgyu enggan makan. Sakit terus menyerang tubuhnya berkali-kali.

 Sakit terus menyerang tubuhnya berkali-kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namanya Bae Suji. Bukan seorang guru namun UNO menugaskannya sebagai tutor bahasa Beomgyu. Tentu saja misi utamanya adalah membina dan mengawasi. Ia datang dengan damai. Dilihatnya anak lelaki culun yang kurus, kulitnya putih pucat dan terasa dingin.

Ragu dirinya dibuat bergumam tak setuju, "Are you kidding me, itu...itu anaknya UNO?"

Di sebuah rumah tradisional khas Korea Selatan bernama hanok, Suji menaruh tas berisi totem. Baru saja ia duduk, Choi Beomgyu tertarik berlama-lama memandangi tas cokelatnya itu. Dan Suji tahu.

"Oke, kita mulai dari mana. Ireum, Ireumi nugueyo?" Tanya Suji memperjelas gerak mulutnya.

Mengalihkan wajah, Beomgyu enggan diajari. Dirinya tak paham. Ia lebih suka menyimpan suaranya serapat mungkin. Tertawa dengan intonasi menahan diri, Suji yang memiliki temperamen pun mengeluarkan rotan kayu dari bawah meja. "Aish anak ini..."

Mengintip dari balik dinding, Kim Mi Kyung merasa cemas. Bagaimana bisa UNO memberi tugas dan izin pada Suji untuk melakukan hal itu. Melihat langit, Kim Mi Kyung berdoa berharap supaya Beomgyu tidak stress dan tertekan.

— Malam Hari

Merasakan udara malam meski tak sedingin Latvia, Beomgyu menapakkan kakinya keluar dari kamar karena rasa lapar yang menerjang lambung. Ternyata bagian dalam rumah tradisional yang ditinggalinya sangatlah besar. Ada banyak lorong panjang ntah mengarah kemana.

UNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang