Hakunamatataa Present: UNO
||
Begitu perih nan hampa, meski tak bersuara...
Kentara hatinya yang rapuh⚜
Dikiranya Pimpinan Shin akan langsung datang, kekecewaan sekaligus perasaan bersalah yang begitu dalam melahap seluruh umpatan yang batal diutarakan. Percuma saja terus diladeni, itulah kata mereka yang membekas pada batin Choi Beomgyu.
Saat menyusuri jalan melanggar garis polisi, dirinya menemukan 3-4 hewan hangus terbakar menjadi bangkai abu yang menjijikkan. Demi menghendaki ego, Beomgyu telah membunuh kreasi lain ciptaan Yang Maha Kuasa.
Beomgyu merasa dirinya pantas dihukum dan dibenci oleh makhluk 3 alam sekaligus.
Bagai jendral besar di era kerajaan, Pimpinan Shin menapakkan kaki diatas padang gersang. Bersemayam pilu anak itu dimatanya. Perusahaan (UNO)telah membersihkan lokasi. Aparat mengemukakan bahwa kemaraulah penyebab kebakaran.
Shin Gong Yoo pun berturut lembut padanya, "Tidakkah berisik disini nak?"
Roh yang tersesat termasuk kutukan ikut berlari kala mengetahui datangnya Shin Gong Yoo. Berlarian kesana kemari karena takut, mereka enggan ikut campur. Mereka pula sedang bernafsu saking negatifnya emosi yang Beomgyu sebarkan saat ini.
Pimpinan Shin menuturkan, "Tidak ada yang namanya alat ukur untuk menilai siapa yang merasakan sakit. Tidak ada sesiapapun di dunia ini yang bisa menilainya. Tidak punya hak bagi mereka untuk melakukan itu. Kamu bisa memilih ingin tetap disini atau rumah putih di Incheon."
Membalas tatapan Pimpinan Shin saking kesal hatinya, Beomgyu menegaskan bahwa dirinya ingin melihat makam sang ibu. "Anda yang menilai. Anda sedang menilai! Janji tetap janji!"
"Janji memanglah janji. Saya fasilitasi secara penuh untuk berkabung di Latvia. Tapi bukan untuk sekarang. habiskan seluruh kutukan di dalam hutan, maka akan saya izinkan." Ujar Pimpinan Shin memberikan kesepakatan penuh.
Detik itu juga, Beomgyu mengalami mati rasa. Hatinya begitu patah. Letih mengemis dan menangis, ketidakpedulian menggerogoti kepribadian. Tidak lagi berguna, percaya dan menunggu adalah perintah Pimpinan Shin.
Memejamkan mata, perlahan dirinya berdiri untuk pergi. Sebelum itu, Beomgyu memberi satu pertanyaan singkat. "Punya uang?"
Perpustakaan Universitas KNU, Daegu City
Memakai dialek layaknya masyarakat daerah, Beomgyu memberikan 3 lembar uang untuk membeli akses bagi bahan risetnya dalam pencarian silsilah dan biografi pangeran mahkota, Wang Yeo.
Iryeon berkata, "Maaf karena selalu sibuk. Kuil dibanjiri upacara. Mereka minta supaya kemarau berhenti datang. Kabut asapnya masih tebal, jangan lupa pakai masker."
KAMU SEDANG MEMBACA
UNO
RomancePintu dan kuda. Bukalah gerbang menuju engkau yang pergi tanpa pamit. Kucari engkau meski rasanya sakit. Perihal pendakian bukit inilah waktunya untuk bangkit. ᴜɴᴏ Seorang anak lelaki berusia 14 tahun harus menghadapi kesendirian setelah ibunya wafa...