UNO
||
"Cepatlah pulang, aku mengkhawatirkanmu."
Tidak kunjung muncul dari waktu yang diperkirakan, semua orang enggan tinggal diam. Yoo Jimin menggunakan seluruh energinya untuk memasuki bekas alam bawah sadar Beomgyu melalui dunia paralel. Menemukan air, tidak ada apapun kecuali jejak kaki yang basah oleh darah.
Kembali membuka mata, ia segera melaporkan hal tersebut pada semua orang. "Beomgyu dibawa ke alam api. Aku bisa merasakannya. Mungkin secara paksa, anak itu tidak bisa kembali."
"Aishh! Biarkan aku masuk kesana dan melacak lokasinya melalui Haechi dan Yong." Kata Lee Heeseung.
— Choi Beomgyu POV
Terang sekali. Seluruh tubuhku terasa perih. Aku tidak bisa bergerak. Suara yang ramai. Aku bukanlah ornamen untuk parade saat karnaval. Mereka berbentuk mengerikan seperti kutukan. Ada yang berbadan besar, berwajah dua, sibuk menggigiti daging mentah dan bersorak menggunakan bibir yang terkoyak lebar.
Melirik kesana kemari, sudah jelas ini merupakan alam api. Terdapat tembok besar disana. Ternyata tubuhku dirantai pada kayu tinggi, seperti kisah Yesus. Diarak menuju keramaian, mereka bersorak penuh sumpah serapah. Aku adalah malapetaka bagi mereka.
Bugh!
Batu panas mengenai kepalaku. Rasanya sakit. Aku tidak bisa bernafas leluasa. Dimana kacamataku. Kulihat tetesan darah dekat kaki terus menjejaki tanah.
"Mati...! Mati! Mati!" Sorak para iblis.
Teriknya membunuh pupil mata. Disinikah riwayatku akan tamat? Tidak, kematianku adalah pohon kayu. Jantungku pernah tertikam belasan kali. Aku akan mati jika Imoogi itu mati. Siapa disana? Bentuknya berbeda dari yang lain. Wanita itu tampak familiar. Shin Se Kyung...
ˏˋ°•*⁀➷Dibawa menuju ruang bawah tanah, aku tahu bentuknya tak seperti siluman. Ini adalah istana. Dilempar menuju batu besar, besi-besi panas pada tubuhku ditarik iblis paksa. Aku tidak bisa menahannya, aku hanyalah manusia yang kebetulan ditakdirkan menjadi musuh mereka. "AAAAA!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNO
RomancePintu dan kuda. Bukalah gerbang menuju engkau yang pergi tanpa pamit. Kucari engkau meski rasanya sakit. Perihal pendakian bukit inilah waktunya untuk bangkit. ᴜɴᴏ Seorang anak lelaki berusia 14 tahun harus menghadapi kesendirian setelah ibunya wafa...