Episode 36: Birth of Soul

5 1 0
                                    

Start to writing our story

"Melepaskan sesuatu memanglah tidak mudah,
namun ada kalanya itu perlu dilakukan.
Aku ingin kau membuktikannya, tidak ada yang akan menyakitiku dan bayi kita"

||

UNO

Menghadap raja penguasa dinasti Goryeo, Wang Yeo tidak ingin ayahnya bertindak sesaat hanya karena hasutan para menteri. Wang Geon cukup tegas akan kalimat dan tindakan. Ia tahu akan perilaku ayahnya sendiri. Melindungi Yi Sol dan bayi dalam kandungannya menjadi prioritas.

"Tahu apa yang sedang kamu pelihara saat ini nak?" Tatap Raja Wang Geon pada Pangeran Mahkota Wang Yeo.

Mengepalkan tangan, ia tidak rela sang kekasih dianggap sebagai binatang. "Aku mencintainya. Putri mahkota tidak bisa memberikanku keturunan. Kekasihku telah mengandung calon raja masa depan."

"Menghilang banyak bulan, datang tanpa keimbangan. Kamu lancang dan tidak berperilaku sepantasnya. Adikmu Wang So jauh lebih pantas akan tahta." Ujar Raja Wang Geon.

Mencoba kembali rasional, Wang Yeo angkat kepalanya agar bisa bertukar pandang dengan sang rama. "Aku menemukan sesuatu yang merubahku, menjadi lebih baik. Aku ingin bina sebuah keluarga tanpa politik. Aku ingin-"

"Yang kamu pelihara dan beri makan adalah puteri Yi Dan! Mereka membentuk reformis untuk memberontak dinastiku! Kerajaanku! Duniaku! Dan kini kamu beralih ke jalan yang salah! Selesaikan wanita itu sekarang juga." Perintahnya.

Bukan memutuskan hubungan melainkan membunuhnya tak lupa menghilangkan jejak pula. Kecewa hati rasanya ketika mendapati sang kekasih berbohong dan membodoh-bodohi dirinya. Kembali pulang, bubur hangat telah menjadi dingin. Kekhawatiran berdampak akan pertengkaran.

Menuturkan keinginan hati, Yi Sol angkat bicara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menuturkan keinginan hati, Yi Sol angkat bicara. Ia dan Wang Yeo sudah terlanjur sejauh ini, apalagi yang akan dikorbankan selain cinta. "Perempuan tidak menelan janji tapi melahap bukti. Yang aku inginkan bukan mulutmu tapi tindakanmu. Tolong pastikan anak kita akan baik-baik saja."

"Aku lelah." Mengalihkan wajah, Wang Yeo sudah tak larat untuk berdiskusi.

Ditahan lengannya. Yi Sol meminta agar ia menatap mata ketika bicara. Menginjitkan kaki, ia tarik pundak Wang Seo agar berpikir jernih. "Lihat aku, lihat aku!"

"Urusan negara bukanlah perihal kita. Aku ingin keluarga kecil yang selalu kamu idam-idamkan. Aku punya dua kuda tambahan di gudang belakang bukit. Ayo kita pergi-"

Ditepis lengannya oleh Wang Yeo. Ia benci dibohongi. Dirinya tidak suka mata pembohong. "Aku, Wang Yeo. Aku, Putera Mahkota Kerajaan Goryeo. Tugasku nomor satu adalah rakyat. Rakyat hanya bisa mengeluh bukan berdusta."

UNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang