Episode 27: Serial Killer (1)

6 1 0
                                    

"Mereka suka yang klise, kisah yang dapat diprediksi.
Para bajingan tua."

— Serial Killer —

||

UNO

Lelah tubuhnya sehabis mengejarkan misi berdua bersama Choi Soobin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lelah tubuhnya sehabis mengejarkan misi berdua bersama Choi Soobin. Libur hingga bulan April berakhir, Ryujin tertidur diatas sofa kamar. Menyukai bidang keilmuan, ia tertarik akan kepribadian dalam tiap jiwa individu. Memandang kerusakan jiwa sebagai kesalahan masa lalu, mimpi pun membawanya pada era Goryeo.

Mendengar caranya bersiul, Wang yeo pun bertanya, "Nada apa itu? Baru pertama kali aku mendengarnya. Dari mana asalnya?"

Tersenyum manis layaknya bunga musim semi, Sol pun menjawab, "Masa depan."

Swishhh

Terbangun dirinya kala mendengar suara kencang dari lantai bawah. Meja batu klasik pun hancur hanya dengan satu pukulan. Kim Minjeong membuat keributan karena dibawa secara paksa untuk dijadikan alat. Keluar dari kamar, kedua mata Ryujin tidak sengaja bertemu dengan Choi Beomgyu.

Keduanya pun sama-sama turun untuk memeriksa. Kerusakan berlalu lalang di rumah putih. Amarah Kim Minjeong semakin membara ketika Choi Soobin memancingnya jahil. Palunya disita dan hilang ntah dimana. Mengepalkan tangan membentuk posisi siap tinju, permukaan tulang tangannya sudah habis berdarah karena melawan.

Datanglah Bae Suji bersama ipadnya untuk mencatat data. "Tenanglah, sudah lama diberitahu perihal UNO. Kenapa pura-pura kaget begitu."

"Diamlah lonte." Kata Kim Minjeong.

Terkekeh manis, semua orang tahu betul seramnya Bae Suji jika sudah tertawa seperti itu. Enggan ikut campur, yang lain pun kembali ke kamar masing-masing. Sekilas Choi Beomgyu mendengar perihal gadis yang datang sebagai anggota baru tim mereka. Bae Suji tampak hafal dan sudah terbiasa menanganinya.

— UNO Building's

Ntah bagaimana caranya Bae Suji menenangkan Kim Minjeong, mereka ditugaskan langsung untuk menemui UNO. Enggan disentuh atau dicereweti, gadis baru itu membuat Lee Heeseung cukup repot. Menaiki lift bersama, semua anggota berkumpul menunggu dentingan pintu terbuka.

Spesialnya, Choi Beomgyu diminta untuk ikut. Sudah beberapa kali kemari, Beomgyu tetap takjub akan kemegahan gedung pencakar langit milik perusahaan UNO. Diajak oleh salah satu pegawai terpercaya, siapa lagi kalau bukan Sekretaris Lee Joon Hyuk.

Lantai paling atas adalah milik dua pemimpin gaib. Pimpinan Shin mengurus perusahaan dari tampak luar. Sedangkan Choi Jisung memiliki identitasnya sendiri sebagai inspektur kepolisian divisi kejahatan dan kekerasan. Titel UNO bukan untuk dilihat secara material. Meski begitu, namanya begitu dihormati dan disegani.

UNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang