Searching for meaning:
"Why do we invent the monster as a methapor?
Surely all we need to do is witness our own
cruelty to each other to see the real face of evil."||
UNO 3rd generation
Terlambat datang, Choi Soobin dan Yoo Jimin membuat Lee Heeseung berhenti sejenak dari panggilan telfon. Keduanya berdandan bak ingin menduduki kursi kelas bisnis. Tidak suka akan tingkah tersebut, Lee Heeseung tunjukkan 6 buah tiket dengan kursi dengan kelas ekonomi. Semuanya akan duduk berdekatan.
Memamerkan pakaian barunya, Soobin menggoda Yoo Jimin agar memberikan pujian. "Kalau lihat aku, gadis-gadis semok akan nyanyi tu me tienes loco, loco contigo~"
Sehabis berkuliah, Choi Beomgyu berlari kencang mencari gate keberangkatan. Untung besok adalah hari libur. Tak sengaja dirinya bertemu Shin Ryujin di elevator. Sepertinya gadis itu baru usai bimbingan pula dengan promotornya. Tidak ada salam sapa atau obrolan apapun. Dari orang asing yang canggung, kini keduanya mencapai level baru yaitu pasutri canggung.
"Kalau ketemu Tagon nanti, kamu mau bilang apa?" Tanya Soobin.
Mengetuk dagu, Yoo Jimin belum tau. "Mungkin tanya kenapa dia ganggu aku."
"Ngobrol dengan iblis harus selalu mengkhayati panasnya neraka. Coba cari kalimat lain yang sekiranya bisa bikin dia merasa bersalah." Tutur Kim Minjeong.
"Ya, dia harus belajar kalimat tangguh." Tambah sang vampir.
Memainkan jari-jemari karena malu, Jimin tidak begitu tahu. Namun dirinya diberi kode dan juga pembelajaran bagaimana caranya menjadi kasar. Tersenyum manis, ia buat raut wajah bak wanita pemarah. Ditunjuknya wajah Soobin dengan kasar, "Dasar lonte!"
"Damn~" Siul Soobin.
Melihat sekitaran, ada beberapa orang yang melihat gadis itu berkata kasar. Heeseung pun berdiri menggunakan tubuhnya sebagai tembok. Berada di belakang Yoo Jimin, dia mulai mengukur perbedaan tinggi badan mereka.
"Masih kurang." Ucap Shin Ryujin menurunkan tas punggung ke kursi.
"By the way, Tagon itu berbatang kan ya?" Ujar Minjeong.
"Laki-laki pun bisa jadi lonte." Balas Shin Ryujin.
"Ayo coba lagi." Pinta Soobin yang penasaran. Matanya melirik pada Heseeung nakal.
Merenggangkan leher, mempersiapkan diri untuk bernyali ketika bertemu dengan iblis yang membuatnya harus berciuman dengan Lee Heeseung, Yoo Jimin tunjuk kembali wajah Soobin dengan ekspresi geram. "Terus perintah-perintah, kupotong testismu!"
"Kenapa temanya selalu mesum..." Gumam Heeseung malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNO
RomancePintu dan kuda. Bukalah gerbang menuju engkau yang pergi tanpa pamit. Kucari engkau meski rasanya sakit. Perihal pendakian bukit inilah waktunya untuk bangkit. ᴜɴᴏ Seorang anak lelaki berusia 14 tahun harus menghadapi kesendirian setelah ibunya wafa...