CHAPTER VIII: WHITE HOUSE
Hakunamatataa Present :
||
UNO
— Kuil Donghwasa 🎐
Datang dengan damai, Beomgyu tak memiliki banyak waktu tuk berpamitan. Semakin tergesa dan sempit waktunya, maka akan datang pula rencana lain dari sang pencipta.
Ditarik lengannya oleh Iryeon menuju bukit bagian belakang. Katanya terdapat mudang terkenal datang jauh-jauh dari Seoul menggunakan tato pada wajah sebagai jimat pelindung.
Memegangi lutut saking lelahnya mendaki, Beomgyu mempertegaskan kembali jikalau dirinya tidak memiliki waktu. Hanya saja Iryeon tetap memaksa. Tetiba saja dentuman kencang terdengar bersama pekikan seram.
Berbeda dengan Iryeon, Beomgyu segera memasang badan guna melindungi sang sahabat. Burung-burung berterbangan menjauh bagian pucuk bukit yang diatasnya terdapat gua gelap.
Tutur Iryeon memuji sang dukun, membuat Beomgyu cukup geram. "Mungkin aktivitasnya sudah dimulai. Mudang itu lumayan terkenal dikalangan Shamanisme. Ada banyak yang panggil Hwarim untuk ritual pemujaan dan pengusiran. Dia hebat.
Merasakan akan kehadiran jiwa lain, Hwarim berharap dua manusia yang datang kemari segera turun ke bawah. Sebab apa yang menunggunya diatas sangatlah buruk.
"Lihat dulu bagian opening, oke?" Ajak Iryeon sekali lagi.
Menolehkan kepala, Beomgyu enggan merasa tenang. Telinga hingga ubun-ubun kepalanya terasa sakit. Hawa berat menginjak permukaan bumi begitu kencang bagaikan pasak raksasa. Amarahnya tak lagi terbendung.
Sontak Beomgyu bergumam khawatir, "Itu iblis..."
Menarik Iryeon turun, langkah kaki ketiganya pun bertemu daipertengahan. Tidak sempat memandangi wajah masing-masing, Beomgyu mengajak sahabatya untuk turun. Hanya saja dirinya sangatlah peka. Mudang terkenal itu memiliki batu pada jiwa.
Berceloteh, Beomgyu semakin geram. "Ayo cepat turun. Kalau kamu nggak ada, siapa yang lakukan pembersihan dompet ahjumma-ahjumma di kuil. Tidak mau lihat mereka hamburkan uang karena Tuhan?"
"Ntah dijaga atau diawasi, dosa apa yang dia perbuat bukanlah urusanku." Gumam Hwarim kala merasakan aura akan suratan takdir yang menyimpang. Dimatanya, tampak bagian belakang Beomgyu dihaga oleh cahaya Samshin Haelmoni (Dewi kelahiran).
— Seoul, South korea 🇰🇷
Jutaan penduduk terbenam dalam satu wilayah. Gedung kaca pencakar langit, kota penuh dosa, huru-hara dan foya-foya para insan metropolitan, imitasi dan cinta berbau materi membuat Beomgyu syok akan kultur baru. Kriminalitas disini sangatlah tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNO
RomancePintu dan kuda. Bukalah gerbang menuju engkau yang pergi tanpa pamit. Kucari engkau meski rasanya sakit. Perihal pendakian bukit inilah waktunya untuk bangkit. ᴜɴᴏ Seorang anak lelaki berusia 14 tahun harus menghadapi kesendirian setelah ibunya wafa...