"Rupanya hidupmu sama menyedihkannya denganku."
— Enemy of the truth —||
UNO
Memiliki intuisi super tinggi, Choi Jisung melupakan sejenak posisinya sebagai UNO. Menjadi kepala unit 1 divisi elit, kenaikan pangkatnya akan dicapai setelah berhasil menangkap Woo Nam Gil. Melirik tajam matanya pada kabel telfon umum milik kantor untuk menunggu.
Jisung berharap Lee Heeseung mengabarinya lebih dulu. Mengetuk-ngetuk meja, hati terasa terbakar. Jantungnya berdebar tidak sedap.
"Kapten, lokasi terakhir Woo Nam Gil berhasil ditemukan. Dalseo di Daegu, anggaran kita belum cukup untuk memesan helikopter. Bagaimana?" Tanya Kim Chang Soo
"Kita berangkat sekarang. Jangan serahkan kasus kepada yang lain. Minta polisi setempat untuk mempersiapkan mobil. Biar saya yang laporkan ke pak kepala." Kata Jisung yang langsung berdiri seraya berpikir dan berpikir. Manusia biasa mana tahu perihal apa yang membuat Woo Nam Gil menjadi pembunuh berdarah dingin.
Disisi lain, Bong Gil terkejut melihat luka yang perlahan demi lahan mulai menutup. Choi Soobin berusaha menenangkan para dukun. Lee Heeseung mulai memberikan perintah sesuatu rencana cadangannya. "Yoo Jimin dan Shin Ryujin! Kawal Bong Gil dan Hwarim untuk turun. Cepat siapkan eksorsis, sekarang!"
"Kim Minjeong, kejar Woo Nam Gil. Choi Soobin, bantu aku angkut Beomgyu." Lanjutnya.
Enggan pergi, Shin Ryujin terpaksa memalingkan wajah. Ia tarik Hwarim dan Bong Gil yang masih syok untuk turun demi menyiapkan ritual pengusiran setan agar pembunuh berantai itu benar-benar bersih sebelum kepolisian datang meringkusnya.
Kejang hingga pucat pasi, kemerahan pada wajah sudah tidak ada lagi. Urat didahi menampakkan betapa mencekam akan ketegangan tubuh Choi Beomgyu. Dentingan bel memenuhi pendengaran. Krincingnya berasal dari alam lain. ular tadi hanyalah pembawa pesan.
Kedua mata mulai terbelalak naik. Kali ini jenisnya jauh berbeda. Mungkin karena aku datang memergoki hendak menghentikannya. Siapakan iblis yang membuatku melakukan ini semua?
Kedipan mata membawaku pergi. Heeseung dan Soobin mengerjap kejut lantaran hilang wujudku dari alam manusia. Disinilah aku, dipanggil oleh 'dia' yang merasa dirinya paling berkuasa. Sang penghancur keseimbangan, lawan para dewa dan penjaga. Sang pendosa dan pembangkang kepada Tuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNO
RomancePintu dan kuda. Bukalah gerbang menuju engkau yang pergi tanpa pamit. Kucari engkau meski rasanya sakit. Perihal pendakian bukit inilah waktunya untuk bangkit. ᴜɴᴏ Seorang anak lelaki berusia 14 tahun harus menghadapi kesendirian setelah ibunya wafa...