Episode 30: Cry and Hug

8 1 0
                                    

"Matahari di siang hari dan bulan di malam hari.
Kekuatan yang berlawanan akan membentuk suatu keutuhan.
Saling melengkapi, tugasku mudah bagi mereka namun sulit ketika menghadapimu."

— Yin and Yang —

||

UNO

Namaku Shin Ryujin. Apakah kalian ingin melihat definisi bodoh. Kemarilah, biar kuperlihatkan. Hari itu bendera putih dikibarkan. Kabar duka mungkin telah menyebar. Kuhapus air mata sembari merapikan rambut dan pakaian. Telingaku mendengar bunyi keributan dari dalam rumah.

"Mungkin roh dirinya sendiri yang bawa badannya sendiri untuk pergi sendiri." Kata Lee Seyoung mantan penghuni kamar Choi Beomgyu saat masih muda dulu.

"Omo, Mikyung ahjumma pingsan. Help!" Pekik Woohyeol sang vampir humoris.

Menambah keributan, Lee Rang pun ikut heboh. "Brother, sistaa! Help!"

Aku tidak paham. Aku tidak bisa paham. Aku tidak mau untuk paham. Lenganku pun ditarik kencang oleh Lee Heeseung agar bangun dari halusinasi belaka. Yoo Jimin tampak risau sedang gadis pembawa palu tertawa terbahak-bahak melihat peti mati yang terbuka tanpa isi.

Menangis dan memeluk. Menangis dan memeluk, menangis lagi dan memeluk. Bahkan membalas pesan orang tuaku saja terbilang jarang. Menangis dan memeluk, sialan sekali ya. Udara tersumbat dalam otak. Kepalaku pening. Pusing diriku memikirkan sesuatu yang mustahil terjadi.

Semua orang bertanya-tanya dimanakah mayat Choi Beomgyu yang sudah seharusnya dibawa ke hutan belakang untuk dikuburkan sore ini juga. Ada yang bertanya padaku, ada pula yang melakukan salto. Mungkin Soobinlah pelakunya. Vampir mesum itu terus membicarakan ukuran penis Beomgyu dalam bentuk metafora.

Krik krikk

Semua mulut diam mengheningkan cipta. Choi Beomgyu pun datang dibawa masuk oleh Kim Seokjin dan Bae Joohyun. Pria itu mengeluarkan sumeringah gigi yang kaku lantaran merasa malu. Datanglah ayahku mengawal UNO. Alhasil, Choi Jisung menertibkan semua orang dan mengusir mereka kembali ke habitat masing-masing karena Boemgyu tidak jadi mati.

Ternyata Beomgyu tidak menghanyutkan seluruh bunga. Kulihat di kantung atas jas hitamnya telah dihiasi oleh batang bunga marigold jingga kekuningan yang aku berikan tadi. Belum sampai 20 menit, tanganku sudah gatal meninjunya sampai mau kembali tertidur di peti mati. Mungkin permanen dan selamanya. Aku rela melawan UNO jika harus.

———————————————

Bahkan UNO sendiri pun terpesona olehnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bahkan UNO sendiri pun terpesona olehnya. Putra sulungnya begitu kuat dan tidak mudah dikalahkan. Siapa yang menyangka, jantung berlubang itu sembuh dalam satu malam. Mungkin Tuhan memiliki rencana sendiri. Alih-alih bercerita, Choi Beomgyu duduk menggambar celah masuk menuju alam api guna memaparkan ide baru.

UNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang