Episode 6: Little Wildwood

13 2 0
                                    

Hakunamatataa Present: UNO

Terpandang bagai hutan kecil.
Acak, berantakan dan ramai.
Aku ingin bertemu denganmu yang selalu menggema.

— Hakunamatataa

𓍯𓂃𓏧

𝐔𝐍𝐎

        Mencari cacing, keduanya menghabiskan banyak waktu bersama hanya untuk bermain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

        Mencari cacing, keduanya menghabiskan banyak waktu bersama hanya untuk bermain. Menjadikan masing-masing sebagai pelarian, kebahagiaan datang bersama gemercik akan perasaan dimulai pada hal-hal kecil yang terkesan sepele.

Menunjukkan tapak tangan penuh tanah, Sol tersenyum bangga karena berhasi menemukan tiga buah cacing. "Aku nantikan hutang janjimu sampai bulan purnama." Ucapnya.

"Sekeras itu usahamu hanya untuk songpyeon (kue bulan)?" Tatap Wang Yeo.

Sol pun menjawab penuh ekspresi yang menyatakan bahwa dirinya tergiur, "Mmm. Karena harganya mahal dan terbuat dari bahan khusus, tidak sembarang orang bisa memakan kekenyalan songpyeon."

Berparas rupawan, suaranya begitu dalam tidak mencerminkan wajah manis yang indah. Jatuh hati begitu mudahnya, Wang Yeo menginginkan takdir baru. Ia sudah menyiapkan pena untuk mengukir pintasan lain.

———————————––——

𝐔𝐍𝐎

Tertusuk ranting pohon, tubuh Beomgyu terduduk lemas dibalik batang raksasa. Merintih, rasa lelahnya menerjang sistem peredaran nafas. Menegangkan, ia mendapat ilmu baru. Ternyata kutukan memiliki kecerdasan sendiri yang masih belum ia pahami.

Datang mereka yang mampu berbicara dan bercerita, bisikan suara memekakkan telinga sampai rasa sakitnya menusuk ubun-ubun. Menutup jalur pendengaran, Beomgyu membayangkan kasur dan buku agar pikirannya tenang.

Begitu sibuk menumpas kutukan dalam hutan yang luasnya mencapai 12 hektar, Beomgyu mengikat tali merah sebagai tanda untuk jalannya pulang. "Hhahh...hh..."

"Kukembalikan kutukan pada sang induk. Atas pertolongan Yang Maha Kuasa, kuberkati bagi mereka yang terkutuk."

Kalimat andalan terus diucapkan. Hanya itu jimat pelindungnya. Terbuai oleh hadiah yang dijanjikan oleh dokkaebi (goblin), Beomgyu terbutakan oleh makam sang ibu. Meski nyaalah taruhannya, janji tetaplah janji.

Keluar dari hutan tanpa alas kaki, tapaknya terkelupas dan tertusuk berbagai macam duri saking tidak lagi peduli apa yang ia injak. Beomgyu mengalami dislokasi tulang bagian jari-jari tangan baik kanan maupun kiri.

"Astaga nak! Kim Mi Kyung, keluar sebentar dan lihat ini." Sorak panggil pak Kim.

Berbayang, Beomgyu merasa sedang berhalusinasi atau memang bagian dalam organ tubuh pak Kim tampak begitu jelas dimatanya. Kaca mata saja ia lupa menaruh. Itulah ginjal, liver, lambung dan usus.

UNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang