Episode 67: Serene Periode

5 1 0
                                    

Are we gonna make it?
Is that gonna hurt?
Answer me

"It'll be okay, honey"

||

UNO: Love Story

Terkadang segala hal yang menjijikkan bisa berbuah kebaikan hati seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terkadang segala hal yang menjijikkan bisa berbuah kebaikan hati seseorang. Sehabis muntah, Shin Ryujin diberikan ruang khusus untuk menunggu. Disinilah kami, duduk berhadapan siap tak siap menghadapi dokter kandungan di dalam sana nantinya. Pucat dan lemas tubuhnya yang kini sedang menatapku senyap.

Caranya menatap sedikit manja. Seolah tahu jika pikiranku sedang penuh, gadis itu menutupi wajahnya untuk tidur sebentar karena mual. Berdiri tubuhku pergi keluar untuk mencari kantin. Kutemukan mereka menjual aromaterapi untuk membuat Shin Ryujin hangat. Tidak lupa pula kubeli air mineral untuknya.

Sampai di ruang tunggu, aku kembali kepadanya yang masih menyembunyikan wajah dalam kepala yang tertunduk untuk tidur. Membukakan air mineral, kuangkat kepalanya perlahan. Kututupi kedua kakinya dengan mantel lalu berlutut sejenak. Ceroboh sekali, bagaimana jika Ryujin tersandung hanya karena tali sepatu. "Sehabis ini kita yang dipanggil."

"Tau dari mana? Sok tau." Tutur Ryujin meneguk beberapa kali air putihnya.

Masuk ke dalam ruang tunggu, seorang perawat memanggil namanya untuk segera masuk ke ruang janji temu bersama dokter Yang Seok hyung. Kucubit pipinya karena enggan mendengar. Katanya dokter Yang adalah teman terdekat ibu mertuaku. Katanya terakhir kali melihat Ryujin adalah ketika istriku masih SMP.

Tidak menanyai kapan kami menikah, batu jiwanya secerah bunga matahari. Tidak sakit hari karena tak mendapat undangan, dokter Yang tahu bagaimana perilaku Chae Song Hwa yang sangat menjaga privasi keluarga. Berbaring di atas kasur, aku dan Ryujin diperlihatkan sebuah layar berisikan gambar hitam putih.

Pakaian Shin Ryujin pun dinaikkan sampai perutnya terlihat. Sedikit buncit, aku pernah sengaja mengejeknya belum buang air besar 3 hari. Dokter Yang menaruh gel khusus pada kulit perut. Alat transducer ditaruh di permukaan. Gelombang suara dengan frekuensi tinggi akan merekam gerak janin.

Kulihat bagaimana pupil mata Shin Ryujin berubah ketika melihat titik kecil sebesar kacang tanah yang tumbuh di perutnya. Dokter Yang berkata, "Hitungan saya sudah jalan 7 minggu 6 3 hari. Nah disini ada tanggal lahirnya nanti, sekitar bulan September ketika musim gugur. Kalau Caesar, tinggal dikurangi 14 hari tergantung kondisinya nanti."

Mengingat hari ketika bertarung bersama Tagon, perutnya sempat tertendang. Namun dokter Yang segera menambah penjelasannya, "Ini cairan kandung kemih, ini cairan ketuban. Nah yang putih ini jantung si bayi. Detak jantungnya bisa kita dengar, sebentar."

Bahkan sebelum dokter Yang menekan tombol, aku sudah mampu mendengarnya lebih dulu. Namun bagaimana cara istriku melihat dan mendengarkan sangatlah mahal, matanya berbinar. Dokter Yang mengatakan detak jantung bayi kami normal, frekuensinya teratur, cukup kuat, tidak memiliki kelainan.

UNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang