How he created a mess
Low on action, heavy on planning
Slowly he push everyone into that sea— KAIROS —
Kesempatan— Kim Young Ok berkata, "Manusia dilahirkan untuk mati. Setelah bertemu dengan anak dalam ramalan, aku merubah sedikit persepsiku akan kematian. Umat manusia terlahir sebagai pendosa tapi tak pernah ditakdirkan untuk mati tanpa melunasi hutang-hutangnya."
"Cinta hanyalah satu-satunya yang mampu melewati pintu ruang dan waktu. Ketika kamu sudah tua dan menjadi orang tua, kita hanyalah hantu di masa depan generasi baru."
Pimpinan Shin terus mendengarkan pepatah para tetua. Lama ditelan waktu, lubangnya sudah tertutup. Waktunya yang abadi kini mulai datang semakin cepat. Uban di kepala mulai tumbuh, hatinya terasa lega. Meneguk teh hangat, seduhan Kim Young Ok selalu saja lezat.
Duduklah Lee Rang dan Kim Soohyun. Ketiganya kembali mendengarkan kapan pertama kali Pimpinan Shin mendeteksi adanya anomali terkait Imoogi. Bermula barupa distorsi kecil yang membuat manusia lengah hingga akhirnya membentuk lubang cacing sebagai jalur transaksi antara hutang dan dosa.
Semesta begitu luas dan besar, tidak terhingga dan tidak terharga. Meski menakutkan, alam tidaklah jahat. Takdir bagaikan ngarai yang mampu dipanjat dan masa depan adalah sebuah gunung yang terkadang sukar untuk didaki. Setiap momennya, inilah kompleks terbatas yang harus diselesaikan.
Pimpinan Shin berkata, "Anak dalam nubuat ya. Hari itu dia mengatakan sesuatu. Katanya begini, manusia dilahirkan sebagai pendosa. Bukan berarti mereka ditakdirkan untuk mati tanpa membayar hutang-hutangnya."
"Anak itu...memang spesial." Tutur Lee Rang.
"Selamatkah kita dalam peperangan yang tidak diketahui manusia lain?" Tanya Kim Soohyun.
"Inilah salah satu metode yang kita lakukan untuk penghapusan dosa. Membayar hutang-hutang selama hidup bukanlah kutukan melainkan berkah." Kata Kim Young Ok.
Saat hendak masuk menuju tempat kejadian perkara, mendadak datang beberapa detektif kubu lain yang memberikan larangan keras. Terserempak mereka mendorong Lee Heeseung agar tidak melewati garis kuning. Sudah memperlihatkan kartu berlambangkan UNO, Kapten Son Hyun Joo tetap enggan mengizinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNO
RomancePintu dan kuda. Bukalah gerbang menuju engkau yang pergi tanpa pamit. Kucari engkau meski rasanya sakit. Perihal pendakian bukit inilah waktunya untuk bangkit. ᴜɴᴏ Seorang anak lelaki berusia 14 tahun harus menghadapi kesendirian setelah ibunya wafa...