Episode 22: Black Sheep

3 1 0
                                    

"Hell is empty cause all the devils are here."

Start writing our story, again

||

UNO

        Jika engkau tinggal, kenangan kan tetap berbekas dalam hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika engkau tinggal, kenangan kan tetap berbekas dalam hati. Kalau kau datang, memori lama kita kan juga kembali. Disini, aku mengembara, menangis dan terluka. Aku—karena aku merindukanmu.

Bahkan jika kau kembali sebagai racun bagi hati yang terkoyak-koyak ini, aku akan tetap berdiri bersamamu. Membawa pisau, jauh dilubuk hati, tertancap pun enggan kukeluarkan. Tetap saja, aku berdoa untukmu.

Bersama luka yang menyakitkan, aku akan tetap memelukmu. Jika kai tinggal, kenangan berhembus bagai angin sejuk. Kalau kau datang, waktu akan tetap menunjukkan. Berikan aku tanganmu.

Aku akan tetap menahannya seperti dalam mimpi, meski hanya sekilas.

— Pukul 09:36 KST

Meskipun terkategorikan cinta terlarang, perasaan tiap pandangan terpancar tulus dan hangat. Bahkan sampai sekarang pun kerinduan itu tertancap. Menyedihkan karena bersimpati pada peselingkuh. Mengapa rasanya begitu perih dan selalu saja sakit?

Beomgyu tutupi kedua mata basahnya setelah mencuci muka. Episode mimpi yang mengerikan. Anehnya, kedua tangan masih saja merasakan perasaan kuat ketika menggunakan dua bilah pedang yang memiliki ukiran familiar.

Menggunakan pakaian hitam putih, Choi Beomgyu menuruni tangga sambil memegangi perutnya. Sudah tiga hari sejak melawan patung berisi kutukan yang kini dikurung. Lee Heeseung tidak lagi merundung atau memberikan tatapan penuh ejek.

Pintu putih yang dingin. Rumah ini membawanya pada sebuah teka-teki. Jawaban akan terpanggil dengan sendirinya kala waktu sudah tiba. Tidak perlu dicari, baik UNO maupun Kim Sanyeong, semuanya akan terbuka menepis prasangka.

Melihat adik Kim Seokjin, Kim Yoojung mengingatkannya pada wanita penari menggunakan pedang. Mimpi itu adalah mimpi pertama yang didapatkannya ketika menginjakkan tanah di negeri ginseng ini. Dua buah pedang berukuran sedang cocok dalam genggaman, "Pedang ya..."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
UNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang