Waktu memang mengalir seperti air, tahun pertama Sally dilewati dengan begitu banyak hal baru. Kelas ramuan yang ternyata dikuasainya dengan baik membuatnya mendapat pengakuan dari Professor Snape. Sapu terbang bukanlah favoritnya, berkali kali Sally harus terbaring lemah di salah satu ranjang Hospital Wings akibat terjatuh saat mencoba mengendarainya, tidak seperti Draco yang terbang begitu bebas seolah olah sapu terbang adalah sayapnya yang lama hilang.Lalu datanglah tahun kedua, Hogwarts mulai terasa sebagai rumah. Sally yang merasa aneh dengan sihir kini mulai menyukainya. Sifatnya yang pemalu juga mulai terbuka dihadapan teman teman Slytherinnya. Kini dia berani berpergian bersama temannya yang lain tanpa Draco.
Di sisi lain, melihat Luna ternyata masih sulit untuknya. Apalagi tidak jarang Luna menceritakan ibunya saat berbincang dengan teman temannya. Hati Sally semakin sakit mendengarnya ketika dia tidak memiliki satu pun kenangan tentang ibunya, ibu kandungnya.
Perasaan semangat bercampur khawatir berkumpul di hati dan pikiran Sally saat ia menaiki Hogwarts Express. Liburan telah berakhir, saatnya memulai tahun ketiga di Hogwarts. Sally mencoba meyakinkan dirinya sendiri, bahwa semua akan baik baik saja. Walau terlintas kembali di benaknya akan memori yang ia dapatkan beberapa hari yang lalu, seorang tawanan Azkaban yang kabur.
Dia pernah mendengarnya, Sirius Black adalah penghianat keluarga Black. Pergi meninggalkan rumah di usia muda untuk pergi menjadi pahlawan. Namun sayangnya, dia membunuh begitu banyak muggle di hari kematian sahabat baiknya, lalu berdiam begitu lama di Azkaban sampai terdengar kabar bahwa dia menjadi gila.
Narcissa bukan tipe ibu seperti yang semua pikirkan. Selayaknya ibu darah murni, Narcissa sudah memberi tahu keadaan dunia sihir dan apapun yang berhubungan dengan Sally. Sejak bayi, Sally tidak pernah menginjakkan kakinya di mansion Black barang sekalipun. Itulah alasan mengapa ia tidak mengenal keluarganya. Potret Sirius Black membuat Sally berdigik ngeri, matanya memancarkan kegilaan, kerutan di wajahnya muncul dengan banyak debu dan kotoran, senyumannya seperti orang yang akan membunuhmu dengan satu luka tusukan. Bagi Sally, Sirius Black sama sekali tidak terlihat baik.
Kereta Hogwarts sudah mulai memelan, namun kastil Hogwarts sama sekali tidak terlihat. Hawa dingin yang menusuk mengelilingi seluruh kompartemen. Draco memeluk Sally lebih erat, bertujuan agar si gadis tidak kedinginan. Embun keluar di setiap para murid yang membuka mulut, suasana mencekam memenuhi seluruh kompartemen. Di luar jendela terlihat beberapa dementor yang terbang bebas. Hawa dingin ini di sebabkan oleh dementor tentu saja.
"Dementor jauh dari Azkaban, ayah akan mendengar hal ini." Draco berkata pelan dengan suara bergetar kedinginan.
"Apa yang mereka lakukan?" Sally mendekat ke jendela. Tangannya langsung meninggalkan jejak karena dinginnya kaca jendela.
"Menurutmu dia kemari? Rumor itu benar? Bahwa dia mencari Potter?"
"Kurasa, lucu rasanya melihat seorang laki laki yang baru keluar dari Azkaban malah mencari anak dari sahabatnya alih alih keponakannya." Sally mendengus kecil.
Keributan terdengar dari kompartemen sebelah, terdengar suara bahwa dementor masuk kedalam kereta. Draco segera mengeluarkan tongkatnya, berjaga jaga jika salah satu dementor segera kemari. Beberapa detik berlalu dan tidak ada yang terjadi. Lampu kompartemen yang sebelumnya mati tiba tiba kini menyala. Suhu ruangan sedikit menghangat, kereta mulai bergerak dengan pelan.
Crabbe dan Goyle kehabisan nafas akibat berlari, Crabbe bahkan hampir pingsan saat duduk di kursi depan kami.
"Ada apa?" Tanya Draco kebingungan.
"Si Potter! Terserang dementor! Dia pingsan!" Hening beberapa detik sebelum Draco tak kuasa menahan tawanya. Mereka tertawa terbahak bahak, Potter yang pingsan memang sangat lucu.
Obrolan tentang bagaimana Potter yang pingsan terus dibicarakan hingga kereta kami sampai. Kali ini benar benar sampai, kastil Hogwarts sudah terlihat.
———
Jamuan makan malam seperti biasa dilakukan di Aula Besar. Banyak hal yang dibicarakan di meja Slytherin, entah itu tentang liburan musim panas mereka atau perbincangan hangat mengenai Sirius Black. Selera makan Sally hilang begitu dia mendengar kabar bahwa Sirius Black sudah memasuki kastil. Pansy dan Daphne yang menyadari Sally hanya mengaduk bubur di piring bertanya,
"Kau tak apa? Mau kembali ke asrama saja?" Daphne membalas ucapan Pansy dengan raut khawatir.
"Kupikir kau perlu istirahat, apa yang terjadi Sal?"
"Entahlah, hanya merasa lelah." Sally menghela napas.
Draco menoleh, "Jika terjadi sesuatu bilang padaku ya?" Sally balas mengganguk.
Salah satu teman Slytherin lain, Mattheo Riddle memecah kecanggungan. "Kudengar ada professor baru, Pertahanan terhadap Ilmu Hitam benar benar posisi yang terkutuk. Kita mendapat professor baru setiap tahun."
Semua orang tertawa, "Oh ayolah! Bukankah itu lumayan seru? Maksudku, guru baru membuat kita tak bisa bosan. Mereka punya ciri khas, aku mulai berfikir kenapa Kepala Sekolah tidak diganti setiap tahun juga." Theodore Nott menimpali sambil tertawa.
"Hey, jangan sampai Potter mendengarmu. Dia akan mengadu ke Dumbledore!" Pansy tertawa membayangkan bagaimana Harry Potter akan marah mendengar percakapan ini.
"Tinggal kita panggilkan Dementor saja, dia akan langsung pingsan!" Draco hampir menangis karena tertawa terbahak bahak.
Sally ikut tertawa kecil, perasaannya kini kunjung membaik.
"Anyway, kalian semua sudah mendapat izin pergi ke Hogsmeade kan?" Daphne mengganti topik.
"Ayo pergi minum firewhisky!" Usul Pansy.
"Bodoh! Snape akan memberi kita detensi kalau dia tau!" Theodore menepuk lengan Pansy.
"Tidak asik, Hogsmeade hanya terlalu aman untuk anak anak seperti kita." Pansy mencibir.
"Menurutku, jika kalian ingin membuat rencana nakal—maksudku menyenangkan, bagaimana kalau kita membuatnya di asrama saja? Tidak seru kalau banyak orang yang tau tentang ini." Sally menyadari banyak murid lain yang mencoba mencuri dengar pembicaraan mereka.
"Ya, ayo kembali." Ujar Mattheo dan kami beranjak kembali.
Kami menuju dungeon dengan masih tidak berhenti membicarakan apa yang akan dilakukan besok di Hogsmeade. Sally masih menimpali percakapan teman temannya sesekali. Pandangan Sally tertuju ke suatu kegelapan di ujung belakang, Sally merasa diikuti. Matanya mencoba melihat apa yang ada dibalik kegelapan. Seekor serigala hitam dengan mata marah melihat kearah Sally. Ia akan menghampiri serigala itu kalau Draco tidak menepuk punggungnya dan bertanya ada apa. Mengobrol beberapa detik dengan Draco membuat Sally kehilangan fokusnya, dan serigala itu menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST BLACK- DRACO MALFOY x OC
FanfictionSally Black adalah pewaris terakhir keluarga Black, terlahir dari darah murni dengan garis keturunan yang kuat. Ayahnya, Regulus Black, yang dikabarkan meninggal saat mencoba menghancurkan horcrux Pangeran Kegelapan, meninggalkan Sally saat baru saj...