Dua minggu berlalu sejak kejadian Buckbeak. Sehari setelah Draco terluka, surat langsung dikirimkan ke Malfoy Manor. Tidak lama setelah surat itu sampai, Lucius Malfoy dan Narcissa Malfoy langsung mengunjungi Draco. Apalagi mereka juga mendengar bahwa Sally ikut dirawat. Rasa khawatir itu mereka lampiaskan dengan melaporkan kejadian ini ke kementrian. Akibatnya, Buckbeak akan dihukum penggal dua hari dari sekarang.Selain berpura pura sakit, Draco selalu menyombongkan tentang apa yang keluarganya bisa lakukan. Mengejek Potter tentang kegagalan kelas pertama Hagrid, dan bahkan sesekali berkunjung ke gubuk Hagrid hanya untuk mengumpati Buckbeak.
Kondisi Sally tentu membaik, dia banyak menghabiskan waktunya untuk belajar ramuan. Akhir akhir ini dia juga hobi melihat pertandingan Quidditch, mendukung asramanya melawan asrama lain kadang membantu menghilangkan rasa bosannya. Alasan lain dia melihat Quidditch adalah seorang laki laki dari Hufflepuff yang sudah mencuri curi pandang kearahnya sejak beberapa hari yang lalu.
Sally seperti remaja perempuan umumnya, terbuai. Laki laki dengan nama Cedric Diggory itu kini telah terbang begitu gagahnya diatas sapu terbang. Meskipun pertandingan hari ini adalah melawan asramanya, kadang Sally juga tersenyum lebar saat Hufflepuff memasukkan bola.
Kemenangan diraih oleh Slytherin, terlihat dari kejauhan, Cedric nampak kecewa. Sally turun dari tempat duduknya, akan kembali ke asrama karena pertandingan telah usai. Di tengah perjalannya, dia bertemu dengan orang yang menyita perhatiannya akhir akhir ini.
"Hi, Black." Cedric nampak tersenyum malu malu.
"Ah, hi Diggory. Permainan yang bagus." Pipi Sally sedikit merona.
"Terimakasih, selamat atas kemenangan asramamu."
"Bukan apa apa, kupikir hanya keberuntungan." Balas Sally merendah.
"Aku berfikir jika kau mungkin punya waktu, suatu hari nanti, mungkin—mungkin kita bisa pergi minum Butterbeer di Three Broomsticks? Bagaimana dengan dua hari lagi?"
"Tentu, aku akan disana." Sally nampak tersenyum.
"Sally? Kenapa disana? Ayo kembali." Pansy memotong obrolan mereka berdua dan menarik Sally pergi dari sana.
Cedric dan Sally saling mengirim senyuman sebagai perpisahan, pipi mereka begitu merona. Samar sama terdengar suara ejekan dari murid Hufflepuff lain, sepertinya mereka mengejek Cedric.
"Jadi katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi?" Pansy menyadari ada sesuatu di antara Sally dan Cedric.
"Tidak ada."
"Tidak ada?? Kau pikir aku bodoh, eh? Senyuman dan tatapan itu! Sudah pasti jatuh cinta!"
Pipi Sally kembali tersipu, wajahnya terlihat menyembunyikan senyumnya.
"Hanya saja, dia sepertinya mengajakku berkencan. Eh atau bukan? Dia mengajakku minum di Three Broomsticks."
"Sudah pasti itu kencan! Kapan kau akan pergi?"
"Sal, Pans!" Draco melihat memanggil Sally dan Pansy dari kejauhan dan menghampiri mereka.
"Eh, Sally? Kau demam lagi? Wajahmu sangat merah." Tangan Draco menyentuh kening Sally.
"Tidak." Sally menepis tangan Draco.
"Jadi Sally, karena aku ada satu kelas lagi, mari kita lanjutkan pembicaraan ini di kamarku. Aku akan mendandanimu." Pansy mengedipkan mata kirinya, masih menggoda Sally.
Pansy bernajak pergi, Draco mendekati Sally dengan dahi berkerut. "Kau butuh bantuan Pansy untuk berdandan? Serius? Seleranya buruk sekali, ku ingatkan."
"Yah terserah, dia hanya bersemangat."
"Omong omong, aku dengar dari Potter kalau si Hippogriff sialan itu akan di penggal dua hari lagi. Mau menonton bersama?"
"Gila, kenapa menonton adegan pembunuhan? Kau beneran gila ya!?" Sally berdigik ngeri.
"Lagi pula tidak bisa, aku ada janji." Sally kembali tersipu.
"Kemana?"
"Mau pergi dengan Diggory." Balas Sally malu malu.
"Apa?!? Diggory itu? Jangan pergi, aku tak suka dengan Diggory. Wajahnya songong selali saat menang dari Slytherin tahun lalu."
"Kuingatkan Draco, ini bukan urusanmu." Sally beranjak meninggalkan Draco yang tampak kesal.
Setelah berjalan beberapa langkah, Sally kembali, "Dan jangan mengikutiku!" Sally kembali pergi, meninggalkan Draco dengan perasaan marah.
— — —
Ucapan itu tentu saja di anggap angin lalu oleh Draco. Pagi itu Sally nampak bersemangat, berdandan dengan begitu eloknya untuk bertemu sang pujaan hati. Draco tentu juga bersiap, yang berbeda adalah niatnya. Sally ingin menghabiskan hari ini penuh dengan debaran cinta, tetapi Draco ingin mengikuti dan mengganggu Sally yang berdebar.
Langkah Sally begitu riang hari itu, wajahnya sudah tersenyum dari pagi. Draco berani bertaruh kalau pipi Sally akan sakit malam ini karena terlalu banyak tersenyum. Draco jadi kesal sendiri melihatnya.
Mereka memasukki Three Broomsticks, Sally mendapati Cedric Diggory yang sudah duduk di meja samping jendela. Diggory mengangkat tangannya dan tersenyum lebar, mengajak Sally untuk duduk.
"Hey, sudah lama menunggu?" Sally mencoba membuka obrolan.
"Tidak, tapi cukup untuk memesankan segelas Butterbeer hangat untukmu."
"Jadi katakan padaku, kau punya darah Veela kan?"
Sally tertawa lepas, "Veela kau bilang? Itu hal paling lucu yang kudengar selama ini."
"Kenapa tertawa? Aku serius! Kau begitu memukau, sangat memukau hingga aku bisa melihatnya bahkan saat aku berada di atas awan." Mereka berdua tersenyum bersama.
"Terimakasih atas pujianmu."
"Kupikir kau yang harusnya di puji, kau tau bagaimana mereka memanggilmu? Sang Pangeran Hufflepuff."
Cedric tersenyum cerah, "Tentu saja, aku juga mendengar hal yang sama. Putri Slytherin yang selalu berwajah galak."
"Ternyata itu rumor yang salah, tidak sepenuhnya salah. Wajah galak sangat tidak cocok untukmu. Mereka harus menggantinya dengan Putri Slytherin berwajah menakjubkan, sangat menawan."
Aura jatuh cinta mereka mengeruak, tercium di setiap sudut Three Broomsticks. Cukup kuat untuk tercium di hidung anak lelaki berambut pirang yang meminum segelar Butterbeer hangat dalam sekali teguk. Memandangi kedua insan yang dimabuk cinta dengan mata membara.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST BLACK- DRACO MALFOY x OC
FanfictionSally Black adalah pewaris terakhir keluarga Black, terlahir dari darah murni dengan garis keturunan yang kuat. Ayahnya, Regulus Black, yang dikabarkan meninggal saat mencoba menghancurkan horcrux Pangeran Kegelapan, meninggalkan Sally saat baru saj...