Asrama Slytherin nampak sangat sibuk malam itu. Suasana malam romantis yang bersamaan dengan turunnya salju di luar kastil membuat malam ini terasa begitu menakjubkan. Sally keluar dari kamarnya, berjalan lambat karena sepatu hak tinggi yang menyesakkan. Dengan perlahan Sally menuruni beberapa anak tangga.
Ruang Rekreasi nampak lenggang, semuanya memandang Sally takjub. Kecantikannya memang tak diragukan, namun malam ini gadis itu terlihat berkali kali lebih cantik dari biasanya. Tubuh ramping gadis itu dibalut gaun indah berwarna hijau zamrud, dengan hiasan berwarna perak di ujung gaunnya. Rambut hitamnya digulung keatas, meninggalkan beberapa helai rambut yang dibiarkan melambai lambai disebelah wajah cantiknya. Dipandangi seperti ini ternyata membuat Sally gugup. Matanya berputar, mencari keberadaan Draco. Bibirnya reflek terangkat, membentuk senyuman saat dia berhasil menemukan pasangannya malam ini.
Draco berdiri dengan gagahnya. Meskipun sama sama rapi, rambut Draco ditata berbeda dari biasanya. Rambut pirang peraknya disisir kebelakang. Sulaman benang berwarna perak menghiasi jas hitamnya. Sally merasa sedikit berdebar akan penampilan Draco malam ini.
Kakinya terus melangkah, melewati satu demi satu anak tangga menuju kebawah. Hingga kakinya berhenti begitu ia berdiri di depan Draco. Wangi maskulin tercium begitu kuatnya, Draco seakan menjadi orang yang berbeda. Mereka saling bertukar senyum, bisikan bisikan mulai terdengar di antara murid murid Slytherin lain. Sally tertawa kecil begitu mendengar salah satu murid menyebut mereka sang putri dan pangeran Slytherin.
Tangan Draco terangkat, meraih tangan Sally. Menariknya dan mencium punggung tangannya. Sally semakin berdebar, perasaan yang sama yang ia rasakan saat bersama Cedric dulu.
"Cantik seperti biasa."
Pipi Sally memerah, Draco tersenyum jahil setelah mengatakan hal itu.
"Mau berangkat sekarang?"
"Tentu." Sally mengalungkan tangannya di lengan Draco. Lalu berangkat ke Great Hall bersama. Mereka berdua terlihat seperti sang pemilik pesta. Kecemasan Sally sedikit berkurang malam itu, Draco jelas mengalihkan perhatiannya. Namun yang aneh malam itu malah Draco. Dia terlihat kikuk dan sedikit canggung. Tidak seperti biasanya.
Great Hall sangat ramai malam itu, seluruh murid berkumpul untuk merayakan pesta dansa. Draco terus menggandeng Sally, kemanapun dia pergi. Musik mulai mengalun merdu, Draco membungkuk dan mengangkat tangannya.
"Shall we?" Sudut bibir Draco naik, dia tersenyum manis.
Sally ikut membungkuk, "We shall."
Gerakan indah di pesta dansa mengikuti alunan lagu. Draco dan Sally menikmati malam ini. Suasana romantis yang seharusnya tak muncul di hubungan keduanya seakan muncul seakan menunggu momen yang tepat.
Terbawa suasana, wajah Draco maju beberapa senti. Nafasnya terasa di permukaan wajah Sally. Mata mereka bertemu, Draco dan Sally saling melempar senyum manisnya. Mereka berpelukan sambil terus menari. Mengikuti tempo yang kian memelan.
"Aku pernah dengar lagu saat aku berkunjung ke London."
"Oh ya? Bernyanyilah kalau begitu." Sally mengeratkan pelukannya.
"Let us stray till break of day
In love's valley of dreams
Just you and I, a summer sky
A heavenly breeze, kiss in the trees"Sally tersenyum mendengar nyanyian yang Draco bisikan ke telinganya. Seakan akan tak mengizinkan orang lain untuk ikut mendengarnya.
"So don't let me wait
Come to me tenderly in the June night
I stand at your gate
And I sing you a song in the moonlight"

KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST BLACK- DRACO MALFOY x OC
FanficSally Black adalah pewaris terakhir keluarga Black, terlahir dari darah murni dengan garis keturunan yang kuat. Ayahnya, Regulus Black, yang dikabarkan meninggal saat mencoba menghancurkan horcrux Pangeran Kegelapan, meninggalkan Sally saat baru saj...