17. The Problem We Cannot Solve

349 25 0
                                    

Hati Sally masih terasa berat. Penglihatan tentang Cedric terus menghantui pikirannya, seolah terukir di balik kelopak matanya. Setiap kali dia mencoba memejamkan mata, wajah Cedric yang kosong dan tubuhnya yang tak bergerak tergambar jelas di benaknya. Sementara hari-hari di Hogwarts terus berlanjut, waktu seolah melambat untuk Sally. Setiap detik membawa lebih banyak ketakutan dan rasa bersalah yang menghantui.

Bagaimana bisa dia memberi tahu Cedric? Bagaimana bisa dia mencegah sesuatu yang tampak begitu pasti?

Malam itu, ketika seluruh kastil telah sunyi, Sally keluar dari tempat tidurnya. Pikirannya berkecamuk, tak bisa diam. Dia tahu dia tidak akan bisa tidur malam ini. Langkahnya membawanya ke ruang rekreasi Slytherin, keheningan yang memeluk seluruh tubuhnya seolah mencoba menyadarkannya dari mimpi buruk yang ia rasakan dalam kenyataan.

Sally memandangi perapian, api itu terlihat membara seakan akan melahap apapun yang menyintas di atasnya. Sally teringat akan kekuatannya, Api Hitam yang hebat miliknya. Apakah nantinya kekuatan itu bisa menyelamatkan Cedric dari kematian? Apakah keagungan dan kesaktian api itu cukup untuk menarik seseorang dari kematian?

"Sal?" sebuah suara lembut terdengar di belakangnya.

Sally terdiam sejenak sebelum berbalik. Draco Malfoy berdiri di sana, mengenakan jubah malam, matanya yang dingin memperlihatkan rasa khawatir yang jarang dia tunjukkan. Sally bisa merasakan tatapan tajamnya yang penuh perhatian, sesuatu yang membuatnya merasa lebih terjaga.

"Kau belum tidur?" tanya Draco, mendekat. "Kau terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu yang berat."

Sally tersenyum tipis, meski jauh dari rasa tenang. "Aku hanya... sedang berpikir. Tentang banyak hal."

Draco menatapnya lebih dalam, tidak mempercayai jawabannya begitu saja. Dia mendekati Sally, duduk disebelah Sally. Mereka berdua terdiam, hanya suara percikan api yang berbicara di antara mereka.

"Aku tahu sesuatu mengganggumu," kata Draco akhirnya. "Kau berbeda akhir-akhir ini, Sal. Sejak... Turnamen dimulai."

Sally merasakan jantungnya berdegup lebih kencang. Dia ingin berbicara, ingin membagikan apa yang dia lihat, tetapi ketakutan dan keraguan menahannya. Bagaimana dia bisa menjelaskan semuanya pada Draco, orang yang paling dia percayai?

"Aku..." Suaranya tertahan, hatinya berteriak untuk berbicara, tetapi kata-katanya hilang di ujung lidah.

"Sal." Suara Draco menjadi lebih serius. "Kau bisa memberitahuku. Aku bukan orang lain. Aku tahu ada sesuatu yang lebih dari ini."

Sally memandangnya, matanya yang kelabu bertemu dengan milik Draco. Sejenak, dia berpikir untuk menceritakan semuanya, untuk membiarkan Draco membantu mengangkat beban yang dia rasakan. Namun, kata-kata tak juga keluar. Penglihatan tentang Cedric, tentang kembalinya Voldemort... itu terlalu besar untuk dia bagi. Terlalu berbahaya.

"Aku tidak bisa, Draco," bisik Sally akhirnya, suaranya penuh dengan rasa sakit. "Aku tidak bisa mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Aku... Aku takut. Ada sesuatu yang buruk, sesuatu yang lebih besar dari yang bisa kita bayangkan."

Draco terdiam, matanya masih terpaku pada Sally. "Apa pun itu, kau tidak harus menghadapinya sendirian."

Kata-kata itu menyentuh Sally lebih dalam daripada yang dia kira. Namun, rasa takut bahwa apa yang dia lihat bisa menjadi kenyataan lebih kuat daripada dorongan untuk berbagi. Penglihatan itu bukan sekadar mimpi buruk—itu adalah kenyataan yang mungkin tak terhindarkan. Dan jika dia gagal menghentikannya, Cedric akan mati. Dan Voldemort... Voldemort akan kembali.

"Sal..." Draco mulai lagi, suaranya lebih lembut. "Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi aku ada di sini. Kau tahu itu, kan?"

Sally menelan perih di tenggorokannya. Dia mengangguk, meskipun hatinya tetap penuh dengan ketakutan. "Terima kasih, Drake. Tapi ini... ini adalah sesuatu yang harus aku hadapi sendiri. Setidaknya untuk sekarang."

THE LAST BLACK- DRACO MALFOY x OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang