THE LAST BLACK- DRACO MALFOY x OC

53. Horcrux 0.2

"Bolehkah aku tau tentang ramalan itu, ayah?" Mata Sally mengerjap penasaran.

Regulus diam sejenak, terlihat mempertimbangkan apa yang akan ia ucapkan. Kobaran api hitam ditengah merekalah satu satunya suara ditengah keheningan yang menerpa ruangan itu.

"Sebenarnya, aku tak tau cara menjadi ayah yang baik. Aku tak pernah diajari hal ini, buku buku yang kubaca pun isinya sangat konyol. Aku tak tau apakah niatku melindungimu malah akan mendorongmu ke jurang bahaya, putriku. Tetapi kau tumbuh besar, tanpa ada cinta kau tumbuh sehebat ini. Kurasa memang sudah saatnya aku memberitahumu apa yang sebenarnya terjadi. Tapi berjanjilah kepadaku kau akan bertindak hati hati setelah aku menceritakannya."

Sally mengangguk, rasa penasaran di wajahnya semakin dalam. Api hitam di antara mereka terus berputar dengan tenang, seperti menunggu rahasia yang akan terungkap.

Regulus menarik napas panjang sebelum berbicara, suaranya terdengar berat dan penuh rasa bersalah. "Ramalan itu datang dari ibumu, Pandora. Dia memiliki kemampuan untuk melihat ke masa depan—penglihatan-penglihatan yang selalu mengganggu ketenangan kami. Suatu malam, dia menceritakan sebuah penglihatan yang menghantui kami berdua, tentang seorang anak yang akan lahir dengan kekuatan yang begitu hebat. Seorang putri dari keluarga Black yang akan menguasai api hitam, sebuah kekuatan yang bisa menghancurkan atau menyelamatkan dunia sihir. Anak itu adalah dirimu, Sally."

Sally merasakan jantungnya berdegup kencang mendengar kata-kata ayahnya.

"Ayahmu ini bukan sosok yang hangat. Berbeda dengan Sirius yang begitu mudah mendapat teman, sebaliknya aku sangat sulit bersosialisasi. Tekanan keluarga ini membuatku memilih dengan siapa aku harus berteman. Saat inilah aku bertemu sosok yang kuat. Tom Riddle, pada masanya adalah laki laki yang penuh keyakinan akan kemurnian darah. Nenekmu juga mengajarkanku, bahwa kemurnian darah adalah yang terpenting. Maka dari itu aku berteman dengannya dengan harapan menjalin relasi di masa depan. Tak ada yang terjadi, selain sikapnya yang selalu mencurigakan, aku dan Tom adalah teman baik. Bahkan hingga sekarang.."

Sally menyimak dengan saksama, tak ingin melewatkan satu pun kata dari ayahnya. Kisah yang dibagikan oleh Regulus begitu berbeda dari yang pernah ia bayangkan, seperti membuka lembaran gelap dari masa lalu keluarga Black yang selama ini tersembunyi darinya.

"Tom Riddle..." Sally mengulang nama itu pelan, menyadari beratnya beban dalam kata-kata ayahnya. Ia tahu sosok itu bukan sembarang orang, tapi Voldemort—seorang penyihir dengan kekuatan gelap yang tak tertandingi dan pemimpin para Pelahap Maut.

"Kurasa hidupku sempurna saat itu, tetap berada di jalur darah murni yang membanggakan. Hidupku lebih sempurna, saat aku pertama kali bertemu Pandora—ibumu. Hidupku hitam putih sebelum bertemu dengannya, senyumnya yang secerah matahari menyinari seluruh bagian tergelap dalam hidupku. Pandora adalah gadis aneh yang lugu, hidupnya ringan seakan tak pernah punya masalah.. saat itulah kami jatuh cinta. Saat saat dimana kurasa aku tak akan menyesal jika mati hari itu juga, sungguh akhir yang bahagia." Regulus tersenyum saat ia mengungkit Pandora.

Sally memandang ayahnya dengan penuh perhatian, merasakan perubahan dalam nada suaranya saat berbicara tentang Pandora. Ada kelembutan dan kehangatan yang jarang ia lihat dari sosok dingin ayahnya, seolah bayangan ibunya membawa warna dalam hidup Regulus yang selama ini diliputi bayang-bayang kehormatan keluarga Black.

"Ayah benar-benar mencintainya, ya?" tanya Sally pelan, suaranya nyaris berbisik, takut mengusik kenangan indah yang terlukis di wajah ayahnya.

Regulus mengangguk, senyumnya samar namun penuh kejujuran. "Pandora bukan seperti yang lainnya, dia melihat dunia dengan cara yang berbeda, seolah selalu ada keajaiban di setiap sudut kehidupan. Saat bersamanya, aku bisa melupakan tekanan keluarga, bisa menjadi diriku sendiri tanpa perlu berpura-pura." Ia terdiam sesaat, memandangi api hitam di antara mereka yang berkobar tenang, seakan membawa kembali bayangan masa lalu.