28. Dumbledore army.

116 8 0
                                    

Di Hogwarts yang semakin tegang karena semakin kuatnya pengaruh Umbridge, rumor tentang pembentukan kelompok rahasia, Dumbledore's Army, menyebar cepat di kalangan murid. Harry, Hermione, dan Ron—yang secara diam-diam membangun kelompok untuk melawan dominasi Umbridge—mulai mendengar bisikan tentang Sally Black. Meski dia berasal dari Slytherin, mereka merasa Sally sedikit "berbeda" dari rekan-rekannya. Tindakannya yang pernah melawan Umbridge di depan kelas sempat menjadi bahan pembicaraan, dan kali ini mereka melihat kesempatan untuk merekrutnya.

Sally sedang duduk di kursi paling ujung di perpustakaan. Tangannya sibuk dengan pena dan gulungan perkamen, didepannya terdapat banyak buku yang menumpuk. Harry, Hermione, dan Ron mendekat perlahan. Mencoba membuka obrolan. Situasi ini jelas sangat canggung, meskipun liburan kemarin mereka tinggal dalam satu rumah, mereka masih menganggap Sally adalah gadis yang sulit didekati.

Sally masih menunduk, mengabaikan langkah kaki berisik tiga murid Gryffindor yang sangat menganggu fokusnya. "Sally.."

"Kupikir kita tidak sedekat itu hingga kau boleh memanggil nama depanku, Granger." Sally mendongak, menatap mata mereka tajam. Dia bahkan tak menutupi wajah kesalnya.

"Ah, maaf Black. Kami—hanya ingin bicara sebentar." Hermione Granger tampak kikuk, dia menggaruk belakang kepalanya canggung.

"Kau tau, kau terlihat keren saat membelaku di depan Professor Umbridge kemarin jadi—"

"Tunggu, kau bilang apa Potter?"

"Ya?" Harry kebingungan.

"Kau bilang aku membelamu? Benarkah?"

"Ah, tidak—maksudku kita memiliki pendapat yang sama waktu itu, bukankah begitu?"

Sally menyandarkan punggungnya ke kursi, matanya menatap Harry dengan intensitas dingin. "Kau benar-benar berpikir aku membelamu, Potter?" Suaranya rendah dan tajam, membuat suasana di perpustakaan semakin tegang. Hermione dan Ron tampak tak nyaman, tapi Harry tetap berdiri tegak, meski sedikit kebingungan.

Hermione mencoba memotong, "Sally, maksud kami, kau terlihat tidak setuju dengan Umbridge—"

Sally menyela dengan suara lebih keras, "Kalian salah besar jika berpikir aku melawan Umbridge demi kalian. Apa menurut kalian aku akan membela orang-orang seperti kalian? Membela seorang Gryffindor?"

Ron yang tak bisa menahan diri akhirnya angkat bicara. "Kau jelas tidak seperti Slytherin lainnya. Kau membela sesuatu yang benar, seperti kami."

Sally mendengus sinis, seakan tak percaya apa yang baru didengarnya. "Benar? Apa yang kau tahu tentang 'benar', Weasley?" Dia berdiri, melipat tangannya di depan dada, tatapannya menusuk mereka bertiga. "Aku tidak peduli pada kalian. Aku tidak peduli pada Dumbledore, pada Orde, atau siapa pun yang kalian anggap 'benar'."

Harry semakin penasaran dan mencoba mengendalikan situasi. "Lalu kenapa kau menentang Umbridge waktu itu?"

Sally tertawa dingin. "Kau sungguh tidak mengerti, Potter? Aku tidak melawan Umbridge demi kalian. Aku hanya... membela Cedric. Cedric yang mati ditangan sang pangeran kegelapan, sungguh kematian yang sia sia."

Kata-kata Sally membuat ketiganya terdiam. Harry terutama, merasa tertusuk oleh pernyataan itu. "Ya dia membunuh Cedric, aku masih ingat jelas."

Hermione mengernyitkan dahinya, ia tampak kebingungan. "Black.. bagaimana kau bisa tau jelas kejadian hari itu?"

"Ya, seakan akan kau melihatnya," Ron ikut menimpali, kebingungan tentang bagaimana Sally bisa mengetahui semua hal itu.

Wajah Sally tetap dingin, sorot matanya melembut beberapa detik sebelum kembali menatap tiga orang itu tajam. "Konyol! Bukankah kau yang mengatakannya, Potter? Perlu kubawakan Daily Prophet? Atau kau benar benar berbohong, seperti kata mereka?"

THE LAST BLACK- DRACO MALFOY x OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang