38. Decision

227 23 1
                                    

Sudah cukup, Sally merasa sangat tertekan dirumah Black. Draco pergi sejenak bersama ibunya ke Borgin and Burkes. House of Black nampak lebih sepi, meskipun Draco juga tak banyak berbicara sebelumnya. Sally merasa muak, ayahnya tak pernah memandangnya hangat lagi. Ia selalu pulang dalam keadaan lelah, dan Sally hanya menunggunya dalam diam. Ia merasa terjebak oleh dua laki laki yang sibuk melindunginya, dan Sally merasa tak pantas menerima hal itu. Ayahnya dan Draco, seharusnya melibatkannya. Mereka berdua sama sama tau Sally punya kekuatan hebat yang akan sangat membantu. Namun mereka sekaan mengecualikan Sally dari rencana liburan musim panas yang menyenangkan. Tentu ini bukan tentang liburan, banyak harga yang harus dibayar dalam pengorbanan ini. Dan Sally tau Sally mampu.

Kakinya berjalan lemas menyusuri lorong lorong rumahnya. Kreacher sibuk menyapu gudang yang entah kapan akan bersih. Sally berdiri di depan potret neneknya, Walburga Black yang memandangnya angkuh. Sally pernah bermimpi untuk menjadi seperti neneknya. Bahu Walburga tak pernah menunduk, selalu bangga atas status darahnya dan nama keluarganya. Sally menatap mata neneknya yang menatapnya tajam.

Sally terdiam di depan potret besar neneknya, Walburga Black, yang tergantung tinggi di dinding ruang gelap itu. Potret Walburga menatapnya dengan tatapan tajam, penuh kekuatan, seolah hidup kembali dalam potret itu. Sally menghela napas, merasa letih oleh beban yang seakan tak pernah lepas dari pundaknya.

"Jadi, apa yang kau tunggu?" suara dingin dari potret neneknya tiba-tiba memecah keheningan. Walburga memandang Sally dengan mata yang menyiratkan sikap angkuh dan dingin, sama seperti reputasinya dulu.

Sally tersentak, meskipun ia tidak terlalu terkejut bahwa potret neneknya berbicara. Potret Walburga selalu berani membuka mulut saat suasana hati sedang tidak bersahabat, terutama ketika ia menganggap ada anggota keluarga yang menyimpang dari nilai-nilai Black.

"Apa maksudmu?" tanya Sally, suaranya lemah.

"Jangan pura-pura bodoh, Sally," potret Walburga mendesis. "Aku bisa melihat kelemahanmu dari sini. Kau berdiri di sana, tertekan oleh apa yang seharusnya menjadi kebanggaan keluarga kita. Mengapa kau biarkan mereka menyingkirkanmu? Darah Black mengalir dalam dirimu, dan kau lebih dari mampu untuk berdiri di depan, bukan menunggu dalam bayang-bayang."

Sally menunduk. "Aku tahu aku mampu, tapi mereka... ayah dan Draco... mereka tidak melihatku seperti itu. Mereka melindungiku, seolah-olah aku tak bisa berbuat apa-apa."

Potret Walburga mengangkat alisnya, wajahnya berubah tajam. "Melindungi? Atau mereka mengurungmu? Kau adalah pewaris keluarga Black, Sally. Kau memiliki kekuatan yang lebih besar dari yang mereka bayangkan. Ayahmu lelah, itu benar, tapi itu bukan alasan untuk menyisihkanmu. Dan Draco... dia juga bukan penguasa takdirmu."

Sally merasakan sesuatu bergetar di dalam dirinya. Ia menatap kembali potret Walburga, mencoba mencari keberanian yang ia butuhkan. "Aku ingin terlibat," katanya dengan suara yang lebih tegas. "Aku tahu aku bisa membantu. Tapi mereka selalu memutuskan segalanya tanpa aku."

"Kalau begitu, jangan tunggu mereka," Walburga mendesah dengan nada dingin. "Perempuan keluarga Black tak pernah meminta izin. Mereka bertindak. Mereka memimpin. Jangan biarkan siapa pun, bahkan ayahmu atau kekasihmu, menghentikanmu. Tunjukkan kepada mereka bahwa darah Black mengalir di nadimu—darah yang penuh kekuatan dan kebanggaan."

Sally diam sejenak, meresapi kata-kata neneknya. Ada kebenaran di balik sikap keras itu, dan Sally merasakan keberanian mulai tumbuh dalam dirinya. Ia tak perlu terus menunggu. Ia tak perlu berada di pinggir. Sally tahu ia mampu, dan saatnya membuktikannya.

"Sally," potret Walburga berbicara lagi, kali ini suaranya lebih tenang namun tetap dingin, "ingat, dunia ini milik mereka yang berani bertindak. Kau tak akan dihormati jika hanya berdiri dan menunggu. Kau adalah bagian dari keluarga Black—bertindaklah seperti itu."

THE LAST BLACK- DRACO MALFOY x OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang