45. The Secret

77 8 1
                                    

Sally mengetuk pintu ruangan Profesor Slughorn dengan pelan, mengambil napas dalam-dalam untuk menenangkan pikirannya. Baru saja ia berpisah dengan Draco, yang akhirnya memutuskan untuk berlatih Quidditch meskipun hatinya jelas masih penuh beban. Terdengar suara ramah dari dalam ruangan, "Miss Black! Silakan masuk!"

Sally mendorong pintu dan melangkah masuk, terpesona oleh ruangan yang penuh sesak dengan botol-botol berisi ramuan berwarna-warni, gulungan perkamen, dan berbagai benda yang sulit diidentifikasi. Di dindingnya, terpajang rak dengan deretan foto-foto lama, potret-potret siswa yang tampaknya memiliki tempat istimewa dalam ingatan sang profesor. Salah satu foto di sudut rak menarik perhatian Sally. Di sana, ayahnya, Regulus Black, tersenyum muda dan penuh percaya diri. Dia tampak seperti cerminan dirinya dalam banyak hal—mata kelam, rambut hitam yang rapi, dan sorot mata yang menyiratkan kecerdasan serta rahasia yang tersembunyi.

Sally menatap foto itu, merasa bangga sekaligus penasaran. Meski tak mengenal ayahnya secara langsung, ia telah mendengar banyak cerita tentangnya, baik dari keluarga maupun orang lain. Melihat wajah ayahnya dalam foto ini memberi kesan mendalam; dia merasa ada bagian dari dirinya yang sangat terkait dengan sejarah ayahnya.

"Ah, kau memperhatikan ayahmu," ujar Slughorn sambil memperhatikan Sally yang masih menatap foto tersebut. Suara profesor itu lembut namun penuh rasa hormat, seolah-olah menyadari bahwa Regulus bukan sekadar sosok dalam foto, tetapi juga ayah dari gadis yang berdiri di hadapannya. "Regulus Black," Slughorn melanjutkan, "adalah murid yang sangat luar biasa. Cerdas, berbakat, penuh dedikasi dalam seni ramuan. Keahliannya hampir sebaik... yah, hampir sebaik Severus."

Mata Sally berbinar mendengar sanjungan itu. Ia duduk dengan penuh perhatian, mendengarkan ketika Slughorn berbicara lebih jauh. "Regulus mewarisi bukan hanya nama besar keluarga Black, tetapi juga keunggulan dalam sihir. Kecerdasannya seakan bawaan keluarga, sebuah bakat alami yang dipupuk dengan sempurna. Keluarga Black, sebagaimana kau ketahui, adalah keluarga yang sangat terpandang, dengan sejarah panjang akan kekuatan dan prestise. Mereka memiliki harapan yang sangat tinggi, bahkan beban, pada setiap anggotanya. Mereka mendidik anak-anak mereka dengan kedisiplinan dan keteguhan yang luar biasa."

Slughorn menghela napas kecil sejenak, tampak sedikit terhanyut dalam ingatan, sebelum melanjutkan, "Namun, meski secerdas dan sepintar apapun, Regulus juga punya... kekurangannya. Dia selalu tampak agak tertutup, dan dalam hal bersosialisasi, dia cukup... terbatas. Tidak banyak temannya, bisa dibilang. Dia memiliki seorang teman, gadis muda bernama Pandora Rosier, yang sekarang adalah ibumu," katanya sambil tersenyum kecil pada Sally.

Wajah Sally melunak mendengar nama ibunya, Pandora Rosier. Sejauh ini, ia hanya mengetahui sedikit mengenai masa lalu kedua orang tuanya, dan mendengar hal ini dari Slughorn memberikan sedikit gambaran tentang kehidupan mereka saat muda.

Namun, Slughorn tiba-tiba ragu saat melanjutkan, "Dan... ada seorang pemuda lain. Pendiam, misterius... tidak banyak yang tahu tentang hubungan mereka." Suaranya mengendur, dan Sally menangkap perubahan sikapnya—seperti ada sesuatu yang Slughorn enggan ungkapkan.

Rasa penasaran Sally semakin memuncak. Pemuda lain? Pendiam dan misterius? Nama itu hampir terucap sebelum ia menyadarinya. "Profesor, apakah pemuda lain itu... Tom Riddle?"

Nama itu meluncur keluar dengan suara pelan, hampir berbisik, namun cukup untuk membuat Slughorn tersentak. Wajahnya menegang, dan ekspresinya berubah menjadi kaku, seolah ada sesuatu yang Sally seharusnya tidak tahu. Seketika, suasana ruangan itu berubah menjadi lebih dingin, dan tatapan Slughorn tampak tidak nyaman. Seperti baru saja diingatkan akan rahasia yang terlalu dalam dan berbahaya untuk diungkap.

"Apa yang kau katakan?" gumamnya, nada suaranya yang biasanya ramah berubah jadi nyaris tegang. "Miss Black... Ada banyak hal dalam sejarah yang sebaiknya tidak digali terlalu dalam."

THE LAST BLACK- DRACO MALFOY x OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang