41. Amortentia dan Felix Felicis.

86 9 0
                                    


Pagi itu, Sally Black dan Draco Malfoy melangkah masuk ke kelas Ramuan dengan aura gelap. Mereka berdua selalu seperti itu akhir akhir ini, tampak murung dan tak percaya diri, tak seperti biasanya. Cahaya matahari yang masuk dari jendela besar di ruangan itu memantul lembut di atas meja-meja batu yang telah dipenuhi bahan-bahan ramuan. Sally duduk di sebelah Draco, merapikan jubahnya dengan gerakan anggun. Ada sesuatu yang selalu terasa nyaman saat ia berada di samping Draco—mungkin karena ia adalah orang yang paling ia percaya di antara segelintir teman yang ia punya di Hogwarts.

"Kelas ini seharusnya menarik," kata Draco sambil membuka bukunya. "Slughorn terkenal menyukai ramuan-ramuan eksklusif."

Sally mengangguk sambil mengamati sekeliling. Beberapa murid sudah bersiap, tetapi belum semuanya datang. Beberapa saat kemudian, pintu kelas terbuka dengan keras dan suara terengah-engah Harry Potter dan Ron Weasley terdengar. Mereka terlambat, seperti biasa.

"Maaf, Profesor," ujar Harry cepat ketika dia dan Ron bergegas duduk di kursi mereka.

Horace Slughorn, dengan senyum ramahnya yang biasa, hanya melambaikan tangan. "Tak apa, Mr. Potter, Mr. Weasley. Kalian tepat waktu untuk bagian terbaiknya."

Slughorn berdiri di depan kelas, di sebelah sebuah kuali besar yang berisi cairan perak keperakan yang berputar lembut. Asap tipis naik dari kuali, membentuk spiral aneh yang melayang di udara, dan seluruh ruangan mulai dipenuhi oleh aroma yang menenangkan, hangat, dan mengundang.

"Anak-anak, hari ini kita akan membahas salah satu ramuan paling terkenal di dunia sihir. Ramuan cinta terkuat yang pernah ada... Amortentia." Suara Slughorn penuh antusiasme. "Dan tentu saja, seperti yang kalian tahu, ini bukan ramuan cinta sejati, tetapi obsesi. Amortentia membuat orang tergila-gila pada seseorang."

Sally menajamkan perhatian, mendekat untuk mencium asap yang naik dari kuali. Setiap orang akan mencium sesuatu yang berbeda, tergantung pada apa yang paling mereka inginkan. Saat aroma itu menyentuh hidungnya, Sally merasakan sebuah campuran yang memukau—bau parfum mahal, kayu (wood), spearmint, dan apel hijau. Dadanya berdebar. Itu adalah aroma Draco.

Ia menolehkan kepala sedikit ke arah Draco, berharap dia tidak menyadarinya. Namun, sebaliknya, Draco malah menatapnya dengan senyum tipis di wajahnya, seolah-olah dia tahu persis apa yang Sally rasakan. Wajah Sally memerah, dan ia cepat-cepat mengalihkan pandangannya kembali ke meja.

"Aromanya berbeda bagi setiap orang," lanjut Slughorn, "dan seperti yang kalian tahu, Amortentia hanya menimbulkan perasaan semu, bukan cinta yang sesungguhnya. Tapi sangat kuat... hati-hati jika ada yang menyalahgunakannya."

Setelah memberikan penjelasan tentang Amortentia, Slughorn beralih ke sebuah tantangan yang lebih sulit. Dia mengangkat sebuah botol kecil berisi cairan emas yang berkilau terang.

"Tapi Sir, bagaimana dengan ramuan itu?" tanya Sally, matanya terfokus pada botol yang tergantung.

"Ah, yang kalian lihat di depan kalian adalah ramuan yang sangat menarik," kata Slughorn dengan penuh semangat. "Dikenal dengan nama Felix Felicis, lebih sering disebut dengan—"

"Ramuan keberuntungan," Hermione Granger tiba-tiba menyela dengan tegas.

"Ya, Miss Granger, ramuan keberuntungan." Slughorn tertawa kecil. "Sangat rumit pembuatannya, berbahaya kalau salah meramunya. Satu teguk saja akan membuat semua upaya kalian berhasil. Paling tidak sampai efeknya turun."

Seluruh kelas terlihat penuh perhatian, beberapa wajah terpesona mendengar penjelasan tentang ramuan langka ini. Sally mencatat dalam pikirannya. Felix Felicis bisa menjadi kunci bagi dirinya dan Draco untuk menyelesaikan misi rahasia dari Voldemort. Dia tahu betapa pentingnya keberuntungan dalam situasi mereka.

THE LAST BLACK- DRACO MALFOY x OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang