Hogwarts benar benar kacau. Umbridge mengacaukan segalanya, apalagi ketika kementrian mengizinkan wanita itu untuk mengatur Hogwarts. Sally ingat jelas bagaimana ayahnya selalu mengiriminya surat yang berisi bahwa Sally diizinkan tak masuk di semester ini. Sally akan menerima tawaran itu jika ia tak berpacaran dengan Draco.
Jujur saja, di situasi memuakkan ini namun bersama Draco bukanlah hal yang buruk. Tapi tidak lagi, Draco terobsesi lagi dengan Dumbledore Army. Mengikuti para anggotanya kemanapun untuk menemukan lokasi markas mereka membuat Draco sedikit mengabaikan Sally akhir akhir ini. Sally kesal, tapi ia tak bisa berbuat apa apa karena ia mengerti bahwa Draco menyukai hal hal seperti ini.
"Aku mengikutinya, lalu ruangan itu lenyap dan menjadi ruang sapu! Sialan, itu dekat sekali!" Sally memutar bola matanya malas begitu mendengar Draco masih saja membicarakan kegiatannya.
"Aku tak peduli bahkan jika kepalamu terbentur keras di Ruang Sapu!" Sudah, Sally sudah sangat muak hingga ia berteriak di depan wajah Draco.
"Kau lebih banyak menghabiskan waktu dengan mereka dibanding denganku. Apa kau benar benar mencintaiku?"
Draco menelan ludahnya kasar, jantungnya berdegup kencang. Ini sisi baru Sally yang pertama kali ia lihat. "Love, kau tau—bukan ini maksudku—"
"Panggil Professor Umbridge dan beri tahu dia kalau aku menemukan tempatnya!"
Draco membelakkan matanya, "benarkah?! Dimana??"
"Lihat, kau langsung melupakan apa yang kubicarakan begitu aku membahas tentang komunitas sialan itu!"
Draco terdiam, menatap Sally sedikit gugup. "Cepat panggil Professor itu dan mari kita selesaikan masalah bodoh ini."
Draco mengangguk. Tak lama kemudian ia kembali, bersama Professor Umbridge yang mengikuti terbirit birit dibelakangnya.
Sally bisa merasakan detak jantungnya berpacu saat melihat Professor Umbridge melangkah dengan angkuh, mengenakan gaun pinknya yang mencolok, sambil melirik sekeliling dengan tatapan mencela. "Apa yang terjadi di sini, Mr. Malfoy? Kenapa kau memanggilku?" suaranya mengalun lembut namun penuh kekuasaan, menciptakan suasana tegang di sekitar mereka.
"Aku menemukan tempat Dumbledore's Army!" Draco menyatakan, wajahnya penuh semangat. "Sally tahu di mana markas mereka."
Umbridge memandang Sally dengan senyum yang menyebalkan, seolah dia bisa mencium kesenangan yang terpendam di balik kata-kata tersebut. "Oh? Benarkah, Nona Black? Sangat baik untuk melihat kamu terlibat dalam hal yang benar."
Sally memutar bola matanya malas. Dia kemudian menatap salah satu dinding. "Meminta" pada kastil agar ia diberikan akses ke Ruang Kebutuhan.
Dinding bersih itu perlahan memunculkan satu pintu besar dengan corak kuno. Umbridge tersenyum melihatnya, ia merasakan kemenangan. Umbridge bahkan tak berusaha membuka pintunya, ia memilih menggunakan mantra untuk menghancurkan pintu itu sekaligus.
Hanya dalam beberapa detik tembok itu hancur, memperlihatkan banyak sekali murid Griffindor didalamnya. Mata Sally juga menangkap Luna berdiri disana. Menatapnya dengan tatapan yang tak dimengerti seperti biasanya.
"Well, sebaiknya kalian semua pergi ke kantorku sekarang." Umbridge berkata pelan, namun intonasinya penuh penekanan.
Sally tak peduli dengan apa yang akan terjadi—seharusnya, tapi ia sedikit merasa bersalah saat ia menyadari tatapan semua orang disana yang menatapnya penuh kekecewaan. Sally tak pernah melihat tatapan ini, karena tak seperti Draco yang selalu menganggu murid lain, Sally bahkan tak pernah berbicara dengan orang asing.
Para anggota Dumbledore Army keluar satu persatu, menuju Aula Besar untuk melaksanakan suatu hukuman. Sally juga ikut pergi, meninggalkan semuanya dan pergi bersama Draco.
"Kau hebat! Benar benar keren! Gadisku yang terbaik!" Draco memujinya. Dan itu berguna, perasaan Sally membaik.
"Mulai sekarang kau harus lebih memperhatikanku, aku sudah menyelesaikan semua masalahmu."
Draco tersenyum, tangannya terjulur untuk mengelus kepala Sally pelan. "Tentu saja, aku tak menyangka kau akan menyelesaikannya secepat ini."
Hening sejenak, mereka berdua memandangi langit dan danau yang tampat bersatu tanpa terlihat pembatas.
"Aku—"
"Gadis tidak tau diri! Memang sejak awal gadis sepertimu tak bisa dipercaya! Sally Black, kau menodai nama Black!" Ucapan Sally terpotong begitu Hermione datang berlari kearahnya dengan terburu buru, menyodorkan tongkatnya.
Sally berdiri, ia kebingungan namun sedikit tersinggung dengan ucapan Hermione. "Apa maksudmu Mudblood? Justru Sirius yang menodai nama black!"
"Omong kosong, Expelliarmus!"
Hermione menyerang Sally yang tak memegang tongkat dengan tiba tiba. Sally mundur beberapa langkah untuk menghindar namun sepertinya ia tak bisa. Dengan cepat tubuhnya dilapisi oleh api hitam, ia bahkan melakukannya tanpa sadar. Seketika mantra itu tak berefek apapun kepadanya. Api Hitam melindungnya.
"Apa apaan itu?" Ron yang berdiri di belakang Hermione terbelak melihat api yang melapisi tubuh Sally. Ia mengira Sally terbakar, tapi ekspresi Sally mengatakan sebaliknya. Harry juga menatapnya dengan terkejut.
Sally menoleh kearah Draco, "Draco! Obliviate mereka!"
Draco mengangguk mantap, "Obliviate!"
"Protego!" Matra itu ditangkis cepat oleh Harry Potter.
"Apa? Obliviate? Kau ingin menghapus ingatan kami? Black kau benar benar pecundang!" Hermione berteriak marah, namun kali ini tak melempar mantra. Ia tau mantra apapun tak akan mempan untuk Sally.
"Terimakasih sudah membocorkan markas kita, kami sempat ragu kau berada di pihak mana. Tapi sekarang kami yakin kau sama bodohnya dengan murid Slytherin lain!"
Golden Trio pergi dari hadapan Sally, ketiganya nampak merasa terkhianati. Draco mendekat kearah Sally dan memeluknya.
"Maaf.. aku.. ini gara gara aku.." Draco berucap lirih, penuh penyesalan.
Sally menggeleng cepat, "mereka yang salah karena mengira aku berbeda Draco, mereka mempercayai orang yang salah. Aku sedikit menyesali perbuatanku, tapi cepat atau lambat mereka pasti akan ketahuan. Kau tau sendiri bagaimana ambisi Umbridge."
Mereka terdiam dalam suasana yang penuh ketegangan. Dalam hati, Sally merasa perasaannya semakin rumit. Apakah keputusan yang ia ambil hari ini benar? Ia bahkan tak tau bagaimana sikap yang benar dan salah. Menurutnya, jika itu menganggu dan ia mencoba menghancurkannya, itu sudah pasti benar. Sally mungkin akan mengirimi ayahnya surat lagi setelah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST BLACK- DRACO MALFOY x OC
FanficSally Black adalah pewaris terakhir keluarga Black, terlahir dari darah murni dengan garis keturunan yang kuat. Ayahnya, Regulus Black, yang dikabarkan meninggal saat mencoba menghancurkan horcrux Pangeran Kegelapan, meninggalkan Sally saat baru saj...