Sally terbangun dengan rasa sakit yang luar biasa di tubuhnya. Setiap otot terasa tegang, dan kepalanya berdenyut hebat. Dia mencoba mengingat apa yang terjadi, tetapi hanya fragmen-fragmen yang terlintas di pikirannya—tenda yang terbakar, teriakan orang-orang yang melarikan diri, Draco yang mencoba menariknya, dan akhirnya... kegelapan.Dia membuka matanya perlahan. Sekelilingnya gelap, hanya ada sedikit cahaya bulan yang menerobos melalui kanopi pohon-pohon hutan yang lebat. Sally berusaha bangkit, tapi kakinya terasa lemah. Dengan susah payah, dia akhirnya berhasil duduk bersandar pada batang pohon tua.
Di mana aku? pikirnya. Hutan ini terasa asing, bahkan menakutkan. Rasa dingin merambat dari tanah yang lembap, menembus pakaian tipisnya, membuat tubuhnya gemetar.
Suara lembut dari dedaunan yang bergesekan satu sama lain menjadi satu-satunya suara yang menemaninya. Namun, seiring waktu berlalu, Sally mulai merasakan sesuatu yang aneh, seperti ada yang mengawasinya. Jantungnya berdebar lebih cepat, dan dia merasakan bulu kuduknya meremang.
Dengan hati-hati, Sally menoleh ke arah suara kecil yang tiba-tiba muncul di dekatnya. Aroma alkohol tercium begitu kuatnya, kepala Sally berkali kali lipat lebih pusing. Tububnya gemetar ketakutan. Sally mengendap endap, ingin kabur dari sana setenang mungkin. Namun sialnya, salah satu kakinya tidak sengaja menginjak ranting pohon, menimbulkan bunyi yang cukup untuk membuat muggle itu menoleh.
Semak semak itu disisihkan, meninggalkan Sally yang duduk ketakutan. Muggle itu terdiri dari para laki laki, salah satunya berkumis, perutnya mengembung. Satunya lagi tinggi jakung, dan pucat pasi. Sally ketakutan saat kedua pemuda itu menyeringai.
"Heh, lihat siapa yang tersesat. Ada kelinci kecil yang tersesat!" Si jakung berbicara, nadanya jelas sekali dipenuhi niat buruk.
"Bukan! Ini berlian ditengah malam!" Laki laki berkumis itu tertawa genit.
Sally mencoba merogoh tongkatnya, namun tongkat itu ternyata jatuh tidak jauh darinya. Sally benar benar panik, tubuhnya seakan membeku tak tahu caranya bergerak. Kedua laki laki itu maju, aroma alkohol menusuk indra penciuman Sally.
Wajah laki laki itu maju, bau napas busuknya bisa Sally rasakan. Amarah dan rasa takut menguasai tubuhnya. Ketika si jakung meraih lengannya, Sally merasa sangat jijik. Amarah meledak, tapi kali ini membawa sesuatu yang baru Sally sadari. Api hitam menyelimuti dua laki laki itu. Membakarnya hingga habis tak peduli bahkan jika dua orang itu lari berteriak kesakitan.
Laki laki itu terjatuh satu persatu, tidak menyisakan apapun kecuai abu yang ditiup api malam. Sally, dengan tubuh gemetar hanya bisa menyaksikan apa yang terjadi. Tidak ada yang tersisa, tidak ada bukti yang tersisa. Tidak ada yang tau apa yang baru saja terjadi—kecuali Sally.
Tangannya bergetar saat api hitam itu pudar, menyisakan tangannya yang sedikit melepuh. Rasa bersalah menghantamnya seperti ombak. Tiba tiba rasa takut menjalar diseluruh tubuh Sally. Sally baru saja membunuh muggle, ini jelas bukan kejahatan yang bisa dimaafkan. Sally mengharapkan sihir pertahanan diri, namun dia sendiri juga tidak menyangka bahwa dia memiliki bakat lain. Sihir yang menakutkan.
Air mata mengalir di pipi Sally meskipun kepalanya masih memproses apa yang sedang terjadi. Sally menjerit ketakutan, suaranya sama bergetarnya dengan tangannya. Dia menangis, meraung raung di heningnya hutan itu. Sally bangkit, berjalan menuju entah kemana kakinya melangkah. Kepalanya kosong, kilas balik ingatan dua laki laki itu muncul kembali. Sally mulai menyalahkan, seharusnya dia diam dulu dan tidak terburu buru untuk kabur. Seharusnya dia memegang tangan Draco lebih erat agar dia tidak tersesat. Seharusnya dia tidak ikut menonton pertandingan ini. Seharusnya Sally bisa meraih tongkatnya lebih dulu. Ada terlalu banyak "seharusnya" dalam kepala Sally. Langkahnya goyah, telapak kakinya terluka karena bebatuan yang ia injak. Namun Sally seakan mati rasa. Dia terus berjalan, selama beberapa hari.
Hingga dia tiba, didepan sana terdapat laki laki pirang kesukaannya. Draco memandangnya tak percaya. Sally akhirnya berhenti, air matanya mulai mengalir lagi. Draco terlihat berlari, sebelum Sally pingsan. Sekarang dia bisa istirahat tanpa merasa ketakutan. Mungkin untuk sementara.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST BLACK- DRACO MALFOY x OC
FanficSally Black adalah pewaris terakhir keluarga Black, terlahir dari darah murni dengan garis keturunan yang kuat. Ayahnya, Regulus Black, yang dikabarkan meninggal saat mencoba menghancurkan horcrux Pangeran Kegelapan, meninggalkan Sally saat baru saj...