Draco berbaring santai di ranjang putih Hospital Wing, tampak menikmati perannya sebagai pasien yang "paling membutuhkan perhatian." Meskipun semua luka-lukanya sudah hampir sembuh, dan hanya sedikit rasa nyeri yang tersisa, ia tetap berlagak seolah setiap tarikan napasnya adalah sebuah perjuangan besar. Tangannya memegang sebuah buku tebal yang ia baca perlahan, sementara Sally duduk di sampingnya, terlihat gelisah.
"Apiku bisa menyembuhkanmu lebih cepat, kau tahu," ujar Sally sambil memainkan ujung jubahnya. "Aku sudah cukup bosan duduk di sini. Katakan saja kalau ada yang sakit, biar kubuatkan 'perawatan spesial.'"
Draco meletakkan bukunya di pangkuan, lalu mengarahkan pandangan penuh selidik ke arah Sally, senyum kecil mulai mengembang di wajahnya. "Dan kau tahu, kau bisa pergi kapan pun kau merasa bosan, Love," katanya dengan nada tenang, nyaris menggoda. Matanya berkilat sedikit nakal.
Sally mendengus kesal, tapi pipinya memerah samar. "Jadi, kau hanya ingin aku duduk di sini seperti pajangan sementara kau bersantai? Memangnya ini waktunya liburan?"
Draco tertawa kecil, dan dengan gerakan yang begitu lembut, tangannya terulur untuk mengusak rambut Sally. "Kau ini memang keras kepala," ucapnya, masih tersenyum. "Tapi aku senang kau tetap di sini... Mungkin aku memang membutuhkan perawat yang sedikit spesial sepertimu."
Sally menghela napas, mencoba menyembunyikan senyum kecil di bibirnya. "Jangan bercanda. Aku bisa membuatmu kembali cedera jika itu yang kau inginkan."
"Percayalah, Sally," jawab Draco sambil menyeringai tipis, "tidak ada hal yang bisa membuatku lebih terhibur saat ini selain melihat ekspresi bosanmu di sini."
Sally menatapnya dengan tatapan tajam, tetapi matanya menyimpan rasa sayang yang tak bisa ia sembunyikan. Di antara mereka ada keheningan yang penuh keakraban, seolah waktu berhenti sejenak di Hospital Wing itu, membiarkan mereka berdua tenggelam dalam kebersamaan yang begitu sederhana namun begitu dalam.
Di tengah suasana yang hening itu, Draco kembali mengambil bukunya, tetapi kali ini tanpa benar-benar membaca. Ia tetap duduk di sana, berusaha menikmati setiap detik yang ia habiskan bersama Sally, meskipun tanpa banyak kata-kata. Di tengah hiruk-pikuk dunia sihir yang penuh bahaya dan misteri, momen-momen sederhana seperti ini adalah yang paling berharga bagi mereka berdua.
"Baiklah aku pergi! Aku tidak jadi membolos kelas, setidaknya kelas tidak semembosankan kekasihku." Sally beranjak dari duduknya.
Draco mengangkat alis, menatap Sally dengan senyum mengejek yang khas. "Tentu, pergilah kalau kau memang ingin meninggalkan kekasihmu yang membosankan ini. Jangan salahkan aku kalau kau merindukan wajahku di tengah-tengah pelajaran nanti."
Sally hanya meliriknya dengan senyum tipis, tapi ia tidak mengelak. "Merindukan wajahmu? Astaga, aku bisa melihat wajahmu kapan saja. Bukankah kita ada di asrama yang sama?" katanya dengan nada bercanda, meskipun ada kilatan rasa sayang di matanya.
Dengan malas, ia mengambil tasnya dan melangkah ke arah pintu. Tapi saat ia hampir mencapai pintu, ia berhenti dan menoleh sekilas, menunjukkan sedikit api hitam di ujung jari telunjuknya, yang berkilat tajam. "Dan kalau ada yang mencoba mengganggumu selama aku pergi... yah, mereka akan berhadapan denganku dan apiku."
Draco tertawa pelan, menyandarkan dirinya ke bantal dan mengangguk dengan penuh kepuasan. "Aku akan ingat itu. Mungkin aku harus mulai berhati-hati agar tidak membuatmu marah."
Sally tersenyum kecil, dan dengan satu anggukan terakhir, ia akhirnya benar-benar meninggalkan Hospital Wing, meninggalkan Draco yang menatap pintu dengan ekspresi sedikit rindu.
Sally berjalan melewati lorong lorong Hogwarts. Namun kali ini begitu banyak yang memperhatikannya. Tentu saja Sally selalu diperhatikan, mengingat latar keluarganya. Tetapi kali ini terasa berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST BLACK- DRACO MALFOY x OC
FanfictionSally Black adalah pewaris terakhir keluarga Black, terlahir dari darah murni dengan garis keturunan yang kuat. Ayahnya, Regulus Black, yang dikabarkan meninggal saat mencoba menghancurkan horcrux Pangeran Kegelapan, meninggalkan Sally saat baru saj...