1: Bayangan di Balik Pintu.

1.6K 81 0
                                    

Malam di Grimmauld Place nomor dua belas selalu mencekam, bahkan bagi mereka yang telah terbiasa dengan aura misterius yang memancar dari setiap sudut rumah tua itu. Hujan deras mengguyur jendela, menciptakan irama yang menakutkan di antara bayangan-bayangan gelap yang menari di dinding. Di dalam sebuah kamar yang nyaris tak terjamah, seorang bayi menangis tanpa henti, suaranya menggema di sepanjang lorong sempit.

Pandora Rosier berdiri di ambang pintu kamar itu, tubuhnya gemetar di antara rasa takut dan kesedihan yang mendalam. Wajahnya pucat, matanya yang bengkak karena tangis hanya mampu menatap kosong ke dalam kegelapan kamar anaknya. Suara tangis bayi itu seperti belati yang menusuk hatinya, mengingatkannya pada kehilangan yang tak tertahankan.

Regulus Black baru saja tiada, sehari setelah putri mereka, Sally, lahir. Dan sekarang, setiap kali Pandora melihat bayi itu, ia hanya bisa melihat bayangan suaminya yang telah tiada, sebuah pengingat dari kenangan yang begitu menyakitkan.

"Kau harus menemuinya, Pandora," suara lembut namun tegas terdengar dari belakangnya. Itu adalah Kreacher, peri rumah yang setia pada keluarga Black. "Dia membutuhkan ibunya."

Pandora memejamkan mata, mencoba menahan luapan emosi yang hampir membuatnya jatuh. "Aku... aku tidak bisa, Kreacher. Aku tidak bisa menatapnya... setiap kali aku melihat wajahnya, aku hanya melihat Regulus. Aku... aku tak sanggup."

Kreacher menggeleng pelan, wajah tuanya tampak lelah namun penuh simpati. "Nona Sally adalah putri Tuan Regulus. Dia memiliki hak untuk dicintai, untuk dijaga. Tuan Regulus telah berkorban untuk keluarga ini, dan Nona Pandora... Anda tidak boleh menyerah."

Pandora membuka matanya, menatap Kreacher dengan pandangan putus asa. "Apa yang harus kulakukan? Bagaimana aku bisa mencintai anak ini ketika setiap detik bersamanya adalah penderitaan?"

Kreacher diam sejenak, lalu mendekat, suaranya berubah lebih lembut. "Mungkin cinta itu tidak akan datang dengan segera. Tapi berikanlah dirimu waktu. Nona Sally juga menderita, meski ia tak bisa mengatakannya. Dia membutuhkanmu, dan mungkin, di suatu saat nanti, kau akan menemukannya dalam hatimu."

Pandora menggeleng lagi, air mata mulai mengalir di pipinya. "Aku lelah, Kreacher. Aku tak tahu berapa lama lagi aku bisa bertahan. Setiap hari terasa seperti beban yang tak tertahankan."

Kreacher menunduk dalam-dalam, menyadari bahwa kata-kata tidak akan banyak membantu dalam menghadapi kesedihan yang begitu mendalam. Ia hanya bisa berharap, dalam diam, bahwa Nona Sally akan mendapatkan cinta yang layak ia terima, entah bagaimana caranya.

Malam itu, Pandora meninggalkan kamar Sally, membiarkan Kreacher merawat bayi kecil yang masih menangis dalam keremangan kamar yang gelap. Tanpa ia sadari, keputusannya untuk menjauh dari putrinya akan membawa konsekuensi yang tak pernah ia bayangkan.

Sally Black, ditakdirkan untuk tumbuh tanpa cinta ibunya, dan tanpa ayah yang seharusnya melindunginya. Nasib telah menuliskan jalannya sendiri, di tengah kegelapan yang semakin pekat.

Dan sementara malam terus bergulir, begitu pula perjalanan hidup Sally yang baru dimulai, diwarnai oleh bayangan masa lalu yang akan selalu menghantuinya.

───

Langit sore yang mendung menggantung di atas London saat Pandora Rossier berdiri di depan pintu besar dan megah Malfoy Manor. Wajahnya tampak letih dan terpaut dalam kesedihan yang mendalam, jauh di dalam jiwanya yang telah hancur sejak kematian suaminya, Regulus Black. Di dalam gendongannya, seorang bayi mungil bernama Sally Black, buah cinta yang terlahir dari Regulus dan Pandora, terlelap tanpa tahu apa yang terjadi di dunia di sekitarnya.

Malfoy Manor, dengan menara-menara tinggi dan dinding batu gelap yang menjulang, tampak suram dan tak bersahabat di bawah bayang-bayang awan tebal. Pandora menarik napas panjang sebelum mengetuk pintu kayu berat yang berdiri di hadapannya, suaranya menggema di sekitar mereka. Pintu itu seolah hidup dengan sendirinya, membuka perlahan dengan bunyi derit yang menakutkan, menyingkap interior rumah besar yang dipenuhi hiasan-hiasan gelap dan ornamen mewah.

Di ambang pintu, berdiri seorang wanita anggun dengan rambut pirang rapi yang diikat dengan sempurna—Narcissa Malfoy. Tatapan dingin namun lembut dari wanita itu menilai Pandora sejenak, sebelum beralih pada bayi yang tertidur pulas di dalam gendongannya.

"Narcissa," Pandora menyapa dengan nada yang pelan, hampir berbisik. Wajahnya pucat, dan suaranya mengandung keletihan yang dalam, seolah-olah kekuatan terakhirnya sudah terkuras habis.

"Pandora," jawab Narcissa, mengangguk dengan hormat namun dengan sorot mata yang penuh dengan pengertian. Narcissa sudah mendengar tentang penderitaan yang dialami sahabat lamanya, tentang betapa beratnya kehidupan Pandora setelah kehilangan Regulus. "Kami sudah menyiapkan kamar untuk Sally. Lucius akan segera menemui kita."

Pandora mengangguk tanpa berkata-kata, lalu menunduk, memandang putrinya yang tak tahu apa-apa tentang dunia gelap yang telah menelan ayahnya. "Aku tidak punya pilihan lain, Cissy. Aku tidak bisa menjaga Sally sendirian... Setiap kali aku melihatnya, aku... aku hanya mengingat Regulus," suaranya pecah, dan air mata mulai mengalir di pipinya yang pucat.

Narcissa mendekat dan meletakkan tangan di bahu Pandora, memberinya dukungan dalam keheningan. "Kau tidak sendiri, Pandora. Kami akan merawatnya. Sally akan tumbuh dengan aman di sini, bersama Draco. Kita akan menjaganya seperti keluarga kita sendiri."

Pandora terisak pelan, tetapi ia tahu bahwa ini adalah hal yang terbaik bagi putrinya. Meski hatinya hancur, ia harus melepaskan Sally. Dengan hati-hati, ia menyerahkan bayi itu kepada Narcissa, merasakan kesedihan yang menusuk saat tangan-tangan lembut itu menggantikan tempatnya.

Sally yang masih terlelap, meringkuk dalam selimut tebal yang menutupi tubuh mungilnya, terlihat begitu damai, seolah-olah tidak ada yang salah di dunia ini. Narcissa memandang wajah bayi itu sejenak sebelum mengalihkan pandangannya kepada Pandora.

"Kami akan menjaga Sally seperti putri kami sendiri, Pandora," janji Narcissa dengan suara lembut tetapi penuh ketegasan.

Pandora hanya bisa mengangguk. Setelah beberapa saat, ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menguatkan dirinya. "Aku harus pergi sekarang, Cissy," katanya, dengan suara yang terdengar berat. "Aku tidak bisa berada di sini lebih lama lagi."

Narcissa mengangguk dan mengerti. "Kami akan memberitahumu kabar tentang Sally. Kau selalu bisa datang kapan saja jika kau merasa kuat."

Pandora mengangguk sekali lagi, menatap putrinya untuk yang terakhir kali, sebelum berbalik dan berjalan meninggalkan Malfoy Manor dengan langkah-langkah berat. Pintu besar itu tertutup di belakangnya dengan bunyi yang menggetarkan, memisahkan Pandora dari dunia yang penuh kenangan dan penderitaan.

Narcissa memandang bayi kecil itu dengan tatapan penuh kasih sayang. "Kau akan baik-baik saja di sini, Sally," bisiknya lembut, lalu membawanya masuk ke dalam Manor, di mana kehidupan baru Sally sebagai anggota keluarga Malfoy akan dimulai.

Sejak saat itu, Sally Black dibesarkan di Malfoy Manor, dikelilingi oleh kemewahan, kebanggaan darah murni, dan rahasia-rahasia gelap yang perlahan-lahan akan mempengaruhi hidupnya di masa depan.

Sejak saat itu, Sally Black dibesarkan di Malfoy Manor, dikelilingi oleh kemewahan, kebanggaan darah murni, dan rahasia-rahasia gelap yang perlahan-lahan akan mempengaruhi hidupnya di masa depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE LAST BLACK- DRACO MALFOY x OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang