BAB 27

2.5K 92 0
                                    

Buat yang udah baca sebelum aku update BAB iniHarap baca ulang BAB 26, yaSoalnya ada tambahan sekitar 732 words di bagian akhirnyaTambahannya setelah Gahar bawa Urfi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Buat yang udah baca sebelum aku update BAB ini
Harap baca ulang BAB 26, ya
Soalnya ada tambahan sekitar 732 words di bagian akhirnya
Tambahannya setelah Gahar bawa Urfi.


    
*******

Gosip tentang Gahar dan Urfi sudah tidak terdengar lagi, para karyawan sudah lupa dengan hal yang terjadi sebulan yang lalu. Ya, sudah sebulan berlalu semenjak Razi datang menemui Urfi di kantor. Semenjak hari itu juga Razi tidak pernah lagi menemui Urfi di kantor maupun di rumah. Razi tidak akan berani datang ke rumah hanya untuk menemui Urfi, dia pasti juga memiliki rasa malu. Dan ke kantor, Gahar menyuruh satpam untuk menahan Razi masuk ke area kantor.

Perlahan Urfi sudah bisa melupakan Razi, waktu memang obat yang ampuh untuk menghilangkan rasa sakit. Urfi bisa kembali menjalani hari-harinya seperti biasa, tidak merasa sedih lagi. Mengenai Gahar, laki-laki itu tidak pernah menanyakan hal di luar pekerjaan dengan Urfi. Gahar memberikan Urfi waktu untuk menyembuhkan diri, dan memutuskan pilihannya.

Urfi menatap layar komputernya yang menampilkan materi presentasi, ide produk yang Urfi cetuskan sudah memasuki proses produksi. Urfi selalu melaporkan kemajuannya kepada Gahar secara langsung, dan semua berjalan cukup lancar sejauh ini. Urfi menemui Gahar hanya untuk membahas pekerjaan, di luar itu, mereka tidak pernah bertemu. Bahkan, Urfi tidak pernah berhubungan dengan Gahar via telepon sekalipun. Urfi tidak memiliki nomor Gahar, dan Gahar sepertinya juga tidak memiliki nomornya.

Orang tua Urfi juga tidak ada membahas tentang perjodohan lagi, seakan niat perjodohan itu sudah tidak ada, dan terlupakan begitu saja. Bukannya Urfi berharap di desak untuk menerima perjodohan itu, tapi hanya terasa aneh saja. Perjodohan yang di bahas waktu itu, tidak lagi di bicarakan.

“Masih belum selesai kerjaannya?” tanya Tania, menggeser kursinya mendekati Urfi. Tania ikut melihat ke komputer Urfi, masih menampilkan materi presentasi yang sama semenjak setengah jam yang lalu. “Kamu belum tambah materinya?”

Urfi menghela napas, menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi, kepalanya menggeleng pelan. “Belum”

“Lagi mikirin apa sih? Jangan bilang mikirin Razi lagi” tuding Tania.

“Ish, sembarangan” Urfi menepis telunjuk Tania pelan. “Aku udah lupain Razi”

Tania masih menatap Urfi curiga. “Benar, nih, udah lupa?”

Urfi menganggukkan kepalanya. “Iya”

“Eh, by the way, kelanjutan hubungan Razi sama Hana gimana?” tanya Tania, sedikit penasaran dengan hubungan dua orang pengkhianat itu.

Urfi mengangkat bahunya. “Nggak tahu”

Urfi tidak tahu menahu mengenai hubungan Razi dan Hana lagi. Hana tidak pernah membicarakan tentang Razi ke kedua orang tuanya. Urfi juga tidak ingin menanyakan hal itu kepada Hana, yang terjadi antara Razi dan Hana bukan urusan Urfi lagi. Biarkan mereka menyelesaikan masalah di antara keduanya, Urfi sudah mengalah, membiarkan Hana memiliki Razi. Tapi, jika hubungan Hana dan Razi tidak membaik, itu bukan tanggung jawab Urfi, di sini dia merupakan korban, orang yang telah di khianati.

KU PELUK LUKA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang