EXTRA-5

2.9K 5 0
                                    

LimMit (21+)
Genre : Adult-Romance, marriage life

Halim berdiri di dekat sofa yang di tempati oleh Mitha dan Zaki dengan Zaki yang masih rebahan di paha Mitha. Halim melonggarkan dasinya yang terasa mencekik saat melihat pemandangan di depannya itu. Dadanya terasa begitu panas, di tambah Zaki tidur di paha mulus Mitha yang tanpa di tutupi kain. “Bangun!”

“Gue kayaknya pulang dulu, ya, Mit” Mala bangkit dari duduknya. Mitha menatap Mala sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, memohon kepada sahabatnya itu untuk tidak meninggalkannya.  Mala tidak mengacuhkan Mitha, dia beralih menatap Halim sejenak, tampaknya Halim benar-benar marah, dan tidak menerima penjelasan.

“BANGUN, BANGSAT!” bentak Halim, menatap tajam ke arah Zaki yang masih saja diam di pangkuan Mitha. Bentakan itu membuat tubuh Mitha menegang, dan mata perempuan itu berkaca-kaca. Mala yang tadinya sudah berjalan menjauh, menghentikan langkahnya tepat di belakang tubuh Halim.

“Santai, bro. Ini cewek gue juga” ucap Zaki dengan santai.

“Lo pilih menjauh dari paha istri gue atau gue pukul lo sampai mampus?!”

“Halim!” hardik Mitha, berusaha membela Zaki, tapi saat Halim menatap Mitha tajam, perempuan itu menundukkan kepalanya.

“Aku gak ngomong sama kamu, Mit. Aku lagi ngomong sama pacar sialan kamu ini”

Zaki terkekeh, bangkit dari posisi rebahannya. “Suami kamu mau ngomong sama aku, beb” Zaki menatap Mitha.

“Gue bilang menjauh dari istri gue!” Halim sudah naik pitam, laki-laki itu langsung menarik kerah baju Zaki hingga membuat Zaki turun dari sofa. “Jangan dekatin istri gue lagi!” Halim mendorong kasar Zaki hingga terjatuh ke lantai.

Zaki tersenyum sinis, menarik matanya untuk menatap Halim dengan tatapan mengejek. “Dia cewek gue”

“Diam, anjing!” Mala langsung menutup mulut Zaki yang berniat menantang Halim. “Sadar diri aja, badan lo cungkring mau lawan Halim” bisiknya, menarik Zaki untuk ikut keluar dari rumah itu bersamanya. Mala tidak ingin melihat pertumpahan darah antara suami dan pacar yang memperebutkan Mitha.

Saat sampai di luar, Zaki melepaskan tangan Mala yang menariknya. “Biarin aja sih, gue bisa lawan si brengsek itu!”
Mala menoyor kepala Zaki kesal. “Lo yang brengsek! Dia suaminya, lo cuman pacar, sadar diri!” Mala melangkah meninggalkan Zaki, terserah jika Zaki masih ingin melawan Halim, dia bisa masuk kembali ke dalam rumah itu. Mala sudah berusaha menyelamatkan Zaki, dan dia tidak memiliki kewajiban untuk menahan Zaki.

Zaki menatap pintu rumah di depannya dengan tatapan kesal, kemudian memilih berjalan ke mobilnya. Dia juga takut jika harus melawan Halim yang tubuhnya lebih besar darinya, laki-laki itu berotot, sementara dirinya hanya punya nyali tanpa tenaga.

Di dalam rumah, Halim menatap Mitha yang terdiam di posisi duduknya dengan kepala yang ditundukkan. Halim mengusap wajahnya dengan kasar, lelah dengan ulah yang di perbuat oleh Mitha. “Senang ciuman sama pacar kamu itu di rumah kita?”

Mitha mengangkat kepalanya. Dari mana Halim tahu perihal itu? “Aku gak ciuman”

“Jangan bohong, Mit. Kamu lupa kalau rumah kita ada CCTV sampai kamu berniat berbuat mesum di rumah kita, Mit?”

Mitha melupakan jika di setiap sudut rumah mereka terpasang kamera CCTV, kecuali kamar tidur dan kamar mandi. Memasang pelacak di ponselnya saja Halim bisa, apalagi memasang CCTV di rumah untuk memantaunya. Laki-laki itu mengawasinya di setiap sudut tempat yang ada.

KU PELUK LUKA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang