BAB 33

3K 109 2
                                    

Urfi menatap Hana tidak percaya saat mendengar apa yang di inginkan oleh adiknya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Urfi menatap Hana tidak percaya saat mendengar apa yang di inginkan oleh adiknya itu. Meja makan yang tadi di isi bunyi sendok dan garpu saling beradu mendadak hening. Semua orang yang ada di meja makan menghentikan kegiatan makan mereka. Tatapan semua orang berfokus kepada Hana.

Hana menatap tiga orang itu secara bergantian. “Ada yang salah sama ucapan aku?” tanyanya.

“Kalau kamu niatnya mau bercanda, itu nggak lucu, Hana. Hal itu nggak bisa kamu jadiin bahan bercanda” peringat Linda, kembali menyendok makanannya.

Urfi tetap menatap Hana, bahkan matanya kini sudah berkaca. Urfi rasa Hana tidak sedang bercanda, adiknya itu serius dengan apa yang dirinya ucapkan. Beberapa menit yang lalu Hana baru saja mengatakan, aku mau dijodohin sama Gahar. Permintaan yang mengena di hati Urfi. Hana meminta dijodohkan dengan Gahar yang sekarang sudah menjadi pacar Urfi.

“Aku nggak bercanda, Ma! Aku serius!” Hana beralih menatap Wandi. “Niat awal Papa emang mau jodohin Gahar sama aku kan, Pa?”

“HANA!” bentak Linda. “Kamu keterlaluan karena meminta apa yang bukan milik kamu Hana!”

Hana tertawa. “Memangnya Gahar milik kak Urfi?” Hana menatap Urfi. “Kamu udah merasa memiliki Gahar, Urfi?” tanyanya.

“Papa akan coba bicarain masalah ini sama Raden”

“Pa!” Linda menatap Wandi. “Apa yang mau Papa bicarain sama Raden? Papa benaran mau jodohin Hana sama Gahar?”

Wandi mengangkat bahunya. “Ya, kan nggak ada salahnya, Ma. Lagian perjodohan antara Gahar sama Urfi belum terjadi, kita belum merencanakan pernikahan. Jadi, nggak ada salahnya kalau Hana mau di jodohkan dengan Gahar”

Sendok yang Urfi pegang terjatuh ke lantai, menimbulkan bunyi berdenting yang cukup keras. Urfi merasakan dadanya sesak, matanya memburam karena air mata. Bahkan Wandi ingin mengabulkan keinginan Hana untuk menjodohkannya dengan Gahar. Setelah sejauh ini? Setelah Urfi mencintai Gahar?

“Urfi, kamu nggak usah dengarin omongan Papa kamu” Linda berusaha menenangkan Urfi.

Urfi menatap Hana yang tampak tersenyum. “Kenapa baru sekarang, Han? Kenapa nggak dari dulu sebelum..” Urfi tidak bisa melanjutkan ucapannya, napasnya tercekat. Urfi menggigit bibirnya kuat-kuat, menahan isak tangis.

“Karena aku berubah pikiran. Kalau Gahar menikah dengan aku akan lebih menguntungkan bagi keluarga kita karena aku anak kandung”

“Hana!” Linda menatap Hana nyalang.

Hana balik menatap Linda dengan tatapan menantang. “Kenapa, Ma? Benarkan? aku anak kandung Mama, sementara Urfi anak angkat!”

Bagaikan di sambar petir, Urfi merasakan jika seluruh tubuhnya menegang, dirinya bagaikan tersengat listrik berkekuatan tinggi. Urfi beralih menatap Linda yang tampak terdiam. Air mata Urfi jatuh membasahi pipinya. Kenapa Linda diam saja? Waktu itu Linda mengatakan kepada Urfi jika dirinya adalah anak yang dilahirkan dari rahimnya sendiri. Kenapa Linda tidak mengatakan itu kepada Hana?

Linda beralih menatap Wandi. “Kamu, Mas yang ngasih tahu Hana?” tanyanya.

“Sudah sepatutnya anak-anak tahu, Lin. Mereka sudah dewasa, kamu nggak bisa menjaga rahasia itu terus menerus”

Bahu Urfi melemas, pandangannya mendadak kosong. Ternyata dirinya memang anak angkat, dirinya bukan anak yang dilahirkan Linda sebagaimana pengakuan dari Mamanya itu. Selama ini benar yang dia dengar dari Hana maupun Razi. Urfi tidak mau mempercayai apa yang dia dengar hanya karena Urfi takut menghadapi kenyataan.

“Kamu udah ingkar janji, Mas!” Linda menatap Wandi marah. Suaminya itu sudah berjanji tidak akan mengungkit masalah Urfi sampai kapan pun. Wandi mengingkari janjinya, membocorkan kebenaran itu kepada Hana.

“Kamu dengarkan, Kak? Kamu cuman anak angkat, dan kamu nggak pantas menikah sama Gahar. Kamu nggak punya orang tua..”

PLAK..
Hana memegangi pipinya, menatap Linda yang baru saja melayangkan tamparan padanya. Urfi memejamkan matanya saat suara tamparan itu terdengar.

KU PELUK LUKA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang