***
Hari ini rumah Lisa terasa jauh lebih ramai dari biasanya. Tidak ada orang asing di sana, hanya ada Lisa, tiga teman serumahnya ditambah Leo, juga Jaehyun. Di teras belakang, Jennie tengah duduk sembari mengusap-usap perutnya. Beristirahat setelah gadis itu setumpuk peralatan masak yang kotor. Jisoo duduk di sebelahnya, memegang sekaleng bir, juga melepas lelah setelah memasak semeja makanan.
Di teras yang sama, ada Lisa dan Rose yang sedang memasang dekorasi pesta. Sementara di pekarangannya, Leo juga Jaehyun disuruh membersihkan semua kotorannya— dedaunan yang gugur, termasuk bungkus-bungkus plastik yang Lisa buang.
"Kita tidak membuka kolam renangnya sekalian?" tanya Jennie, menunjuk pada kolam renang yang selama ini ditutup. Tidak ada yang berenang di sana, membiarkannya terbuka hanya akan menambah beban bersih-bersih mereka.
"Kolamnya sudah lama tidak dipakai, butuh berhari-hari untuk membersihkannya," larang Lisa, hanya asal bicara karena ia tidak mau disuruh bersih-bersih lagi. Ia sudah membersihkan seisi rumah hari ini, sebab katanya Jaehyun akan mengundang kekasihnya. Leo juga ingin mengundang Ahyeon, ingin memamerkan teman dekatnya pada orang-orang. Jennie pun akan mengundang Nico, meski ia belum benar-benar bilang siapa ayah dari anak dalam kandungannya.
"Kalau begitu jangan buka kolamnya, aku sudah kelelahan," kata Jisoo, yang paling banyak bekerja hari ini— memasak. Meski Lisa yang pergi berbelanja, Rose yang mengupas dan mencuci bahan-bahannya, lalu Jennie yang mencuci semua alat masaknya. "Ya! Leo! Undang ayahmu juga nanti malam," susulnya kemudian, sementara Leo masih memasang meja lipat di pekarangan. Mereka kan akan makan malam di luar hari ini, di bawah cahaya bulan yang romantis— kata Jennie, perencana pestanya.
"Ayahku? Tidak apa-apa mengundangnya?" tanya Leo, menoleh pada Lisa, seolah tengah meminta izinnya.
"Tentu saja tidak apa-apa, daripada dia makan sendirian di rumah. Ada banyak makanan di sini, suruh dia ke sini," santai Jisoo.
"Tapi ayahku tidak suka berpesta-"
"Heish! Bilang saja makan malam," potong Jisoo. "Sesekali bermain dengan orang-orang yang lebih muda darinya bisa jadi hiburan, iya kan?" susulnya, tidak pernah tahu siapa ayah Leo sebenarnya.
"Ya! Jangan mengundangnya, nanti Leo tidak bisa mencicipi minumannya," canda Jaehyun, tapi Lisa langsung berdecak untuk meresponnya. Mengatakan kalau Leo sering minum bir di depan ayahnya. Leo diizinkan makan dan minum apapun yang dia mau, bahkan kotoran sekalipun— kalau dia mau. "Oh? Berarti hanya Jennie yang tidak boleh minum-minum?" susulnya, tidak berhenti bercanda.
Jennie merengek kemudian. Mengatakan kalau ia juga ingin mencicipi minumannya. Terlebih wine di botol merah muda yang Lisa bawa beberapa hari lalu. Ditengah-tengah kesibukan itu, handphone Lisa berdering. Sebuah panggilan masuk, datang dari Kwon Jiyong. Jennie yang pertama melihat panggilan itu dari tempatnya duduk. Ia raih handphonenya, lantas mengulurkannya pada Lisa di belakangnya.
Sambil menyelesaikan dekorasinya, Lisa menjawab panggilan Jiyong. "Hm? Halo? Aku sibuk," katanya, pada awal panggilannya.
"Dimana kau sekarang?" tanya Jiyong, tidak terdengar peduli meski Lisa super sibuk sekali pun.
"Rumah-"
"Akan aku kirim alamatnya, datang lah ke sini... Sendirian," suruh Jiyong, tidak menunggu sampai Lisa selesai bicara.
"Tidak mau, aku sibuk," tolak Lisa, tapi Jiyong tidak mendengarkannya. Pria itu memutus panggilannya, begitu saja.
Lisa berdecak, mendengus akan menelepon Jiyong sekali lagi. Tapi Jiyong tidak menjawab panggilannya, justru sebuah pesan yang masuk. Alamat sebuah rumah sakit yang Jiyong kirim.