Singkatnya kehidupan manusia memiliki tiga tahapan; lahir - hidup macam apa ini? - mati.
Lalu ketika diperluas menjadi; lahir - sekolah - lulus - ditanya kapan nikah - bekerja - ditanya kapan nikah - resign - ditanya kapan nikah - bekerja lagi - ditanya kapan nikah - dipecat - ditanya kapan nikah - mati.
Sialnya, yang diperluas adalah fase kehidupan yang harus Elle jalani sesaat sebelum tiba-tiba dia mati akibat serangan jantung mendadak. Terlalu cepat, Elle belum sempat mencari calon untuk dinikahi saat tahu-tahu ia mati lalu muncul di tempat asing.
"Kuharap bukan aku."
"Aku juga berharap begitu, semoga bukan aku."
Para gadis berpakaian seragam semacam pakaian pelayan berwarna hitam terdengar saling berbisik, mengatakan semoga mereka tidak dipilih entah untuk apa. Elle tidak tahu karena tiba-tiba ia berada diantara barisan para gadis asing yang tak Elle kenali sama sekali.
"Nama?"
"Mira."
"Kau? Nama?" Seorang wanita berjalan dari ujung ke ujung sambil mencatat nama yang disebut oleh tiap gadis yang ditanyai.
"Athena."
"Nama?"
"Ruth."
Sampai akhirnya tiba giliran Elle mendapat pertanyaan yang sama dari wanita tersebut.
"Nama?"
"Elle." Jawabnya.
"Elle..." Wanita itu menggumamkan ulang nama Elle. "Berapa usiamu?"
Elle meneguk ludah, keringat dingin mengalir di dahinya. "Aku..." Mencoba untuk menebak umurnya sendiri dengan membolak-balik tangannya, Elle kalah cepat dari wanita itu.
"Kau terpilih."
"Ha?" beo Elle kebingungan, ia reflek melihat ke kanan dan kiri lalu mendapati semua gadis menghela nafas lega seakan-akan baru terbebas dari belenggu.
"Selamat Elle," wanita berumur tiga puluh lima tahunan itu tersenyum lalu mengulurkan lipatan seragam pelayan baru ke tangan Elle. "Ganti pakaianmu dan mulai bersihkan kamar Yang Mulia."
"Tunggu dulu!" Seru Elle menghentikan wanita itu. "Aku tidak mengerti maksudmu. Kurasa kau salah orang, aku--"
"Salah orang?" Sela wanita itu mencibir. "Kau ada disini, itu artinya kau mendaftar untuk pekerjaan ini bersama dengan yang lainnya. Tidak usah pura-pura polos, sayang."
"Bibi--eh, maksudku Nona Sua, ada sedikit kekacauan di dapur." Ucap seorang gadis dengan pakaian pelayan berwarna cokelat, sepertinya pakaian dengan warna itu khusus digunakan oleh pelayan yang bertugas di dapur.
"Kau dengar?" Wanita bernama Sua itu kembali menatap Elle. "Aku harus pergi jadi kau cepatlah ganti pakaian lalu bersihkan kamar Yang Mulia."
Mencoba untuk mencerna perkataan Sua, Elle tetap tidak mengerti sama sekali. Otaknya mendadak lambat sekali dan bibirnya bergerak mengatakan. "Ini... kelompok aliran sesat, ya?"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
39th
Fantasy"Jangan pernah berpikir kau bisa lari dariku, tak akan terjadi sekalipun dalam mimpi." ~ Zale Mitnar, pria brengsek yang mengambil satu gadis dari tiap provinsi di Minar untuk dijadikan 'wanitanya' selama sebulan sebelum akhirnya ia bunuh. Timeline...