4 | Elias Mitnar

11.1K 994 20
                                    


"Oy, Jake! Aku duluan, ya!" Lukas berseru sambil mengangkat gunting tanaman besar yang dipegangnya ke udara saat pemuda bernama Jake yang ia panggil mendongak ke arahnya dari jauh.

Jake melotot karena temannya itu sangat tidak setia. "Jangan bakar dagingnya tanpa aku!" Serunya memperingati. "Awas saja kalau sampai dibakar!" 

"Makanya cepat!" Teriak Lukas yang sudah jauh supaya Jake masih bisa mendengar suaranya.

"Sial!" Umpat Jake pelan, ia masih sibuk membentuk tanaman di hadapannya dengan gunting sesuai permintaan Raja Zale yang ingin sebagian tanaman dibentuk seperti ikan.

"Masih ada dua lagi," keluh Jake  menggerutu sambil mengedarkan pandangannya dan menemukan masih ada dua tanaman yang belum ia bentuk menyerupai ikan. "Dari banyaknya para pekebun, mengapa pula aku yang dapat bentuk ikan? Ck! Mana cuma aku yang tersisa di tempat ini pula."

"Jake!"

Deg!

Terkejut saat ada seseorang yang memanggilnya, Jake tak sengaja memotong bagian tanaman yang membentu ekor ikan sampai habis.

Mau marah, namun tak bisa saat dilihatnya yang datang dan memanggil namanya adalah Elias.

Elias Mitnar, Kakak dari Yang Mulia Raja Zale Mitnar sekaligus sahabatnya dari kecil.

"Elias, kau mengejutkanku!" Decak Jake sebal. "Ada apa ke sini? Bagaimana kalau ada yang melihatmu dalam keadaan normal?"

Usai melihat ke kanan dan kiri guna memastikan tak ada orang lain di sekitar sana, Elias menarik tangan Jake dan membawa lelaki itu berjongkok bersamanya.

"Ada seorang gadis--"

"Wah! Selamat atas pernikahanmu, Pangeran pertama. Setelah sekian lama akhirnya--"

"Bukan!" potong Elias menyentak ucapan Jake. "Kau tahu biasanya aku menakuti gadis-gadis yang datang dan dijadikan pelayan kamar, kan?"

"Kurasa, ya?" Jake menggerutkan dahi. "Kenapa memang?"

"Gadis yang terbaru sangat aneh!"

"Aneh?" Kening Jake mengerut penuh heran. "Apanya yang aneh?"

Elias semakin mendekatkan mulutnya ke telinga Jake dan berbisik. "Dia tidak takut padaku bahkan dia membiarkan dirinya dipukuli demi menggantikan aku."

Seketika Jake memundurkan kepala untuk menatap Elias dari jarak dekat, terlihatnya dengan jelas kerupawanan wajah tak begitu jauh berbeda dari Zale di depan matanya.

"Apa maksudmu?"

"Aku selama ini hanya berpura-pura, kau ingat?"

"Aku tahu itu." Angguk Jake. "Sejak usiamu masih 10 tahun."

"Pelayan kamar baru dikirim hari ini, dia datang ke kamar Zale dan--"

"Jake! Jake!" Seseorang datang berseru memanggil nama Jake.

Dengan wajah setengah panik Jake berdiri sementara Elias masih berjongkok dibawah sehingga tidak terlihat oleh seorang prajurit yang memanggil namanya.

"Ya, aku disini!"

Prajurit itu seketika langsung menoleh ke arah sumber suara Jake dan bertanya. "Yang Mulia memintaku bertanya padamu di jam lima, apakah semua tanamannya sudah selesai?"

Jake meringis. "Sedikit lagi, sisa dua. Akan kuselesaikan." Jawabnya sambil menutupi satu tanaman bentuk ikan yang tidak sempurna karena ekornya tergunting.

"Yang Mulia ingin itu selesai malam ini. Jadi, aku akan kembali dan mengecek lagi dalam satu jam." Sang prajurit memberitahu.

"Jangan khawatir!" Jake balas dengan sahutan suara besar. "Tidak sampai tiga puluh menit juga sudah selesai sisanya!"

39thTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang