"Yang Mulia, saya--"
Plak!
"Saya--"
Plak!
"Kau apa?" Zale bertanya tanpa rasa bersalah sedikit pun diwajahnya usai menampar Elle sebanyak dua kali padahal dirinya yang meminta Elle untuk menjelaskan perilaku kurang ajarnya pagi tadi.
"Saya--"
Plak! Plak! Plak!
Sepehr yang melihat Elle kembali di tampar saat mencoba untuk menjawab pertanyaan Zale nampak meringis, bisa membayangkan seberapa sakitnya tamparan pria itu terhadap Elle sebab dahulu Sepehr juga sudah pernah terkena tamparan jadi tahu persis rasanya.
Terlebih Elle terlihat menundukkan kepala, tak berani menunjukkan wajahnya sama sekali namun bisa Sepehr lihat dari jauh kalau sudut bibir gadis itu robek dan berdarah.
"Dan kau Sepehr, sebuah kejutan melihatmu berada disini bersama pelayan kamarku." Puas dengan Elle, Zale berjalan menuju Sepehr.
"Punya alasan yang bagus?"
"Ampun Yang Mulia, saya mencurigai gadis itu. Bagaimana pun juga dia baru bekerja di istana dan saat tahu dia berbohong pada kepala pelayan dengan bilang akan membawa ibunya yang sakit berobat padahal aslinya pergi ke Libie, saya tidak bisa diam saja. Saya tidak ingin hal buruk terjadi pada anda, jadi saya mengikutinya."
"Dan hal buruk sudah terjadi." Desis Zale sengaja memperlihatkan bagian pipinya yang memar akibat lemparan kerikil berukuran besar. "Kau sama sekali tidak mencegahnya."
Tanpa menunggu pembelaan Sepehr, Zale menarik lepas Bros jabatan kepala ksatria tingkat I yang tersemat di pakaian Zale pada bagian dada kirinya dengan kasar lalu melemparnya sembarangan.
"Kau bukan lagi kepala ksatria tingkat I, mulai sekarang kau hanya ksatria biasa." Ujar Zale tegas.
Sepehr tidak membantah, kepalanya tertunduk sama seperti Elle yang berdiri tak jauh darinya sampai Zale meninggalkan ruangan tersebut menuju lantai atas.
"Baron Mclouis," di tengah-tengah anak tangga Zale menoleh ke arah Mclouis dan menitah. "Umumkan pada semua orang bahwa aku sudah dapat gadisnya."
"Maaf Yang Mulia, jika boleh tahu siapa nama--"
"Chisara."
"Baik, Yang Mulia."
"Juga urus gadis yang kepalanya terluka, jangan sampai dia muncul di hadapan masyarakat. Kalau bisa, singkirkan saja." Begitu selesai dengan kalimatnya, Zale melanjutkan langkah cepat mendaki tiap anak tangga yang tersisa lalu lenyap dari pandangan.
Satu hal yang Elle tahu, rencananya untuk membuat Zale dan Avantika jatuh cinta pada pandangan pertama gagal total. Chisara tetap terpilih sebagai gadis ke-38 sesuai dengan alur dalam novel dan sekarang Avantika mengalami cidera parah di kepala--yang seharusnya tidak terjadi, Elle agak takut hal itu akan mempengaruhi konflik utama cerita secara garis besar.
"Kenapa menatapku terus?" Memecah keheningan antara dirinya dan Sepehr, Elle bertanya dengan nada tak ramah. "Kau mau menyalahkanku karena jabatannya dicabut?"
"Aku tidak mengatakan apa-apa."
Elle menoleh cepat ke arah Sepehr, bertatap-tatapan dengan pria itu lalu mendengkus dan membuang pandangan ke arah lain.
"Aku sudah bilang seharusnya kau tidak mengikutiku."
"Sudah terlanjur." Sahut Sepehr enteng.
Elle merotasikan bola matanya malas, merasa jengkel. "Terserah padamu saja." Menghentakkan kakinya sekali dan beranjak pergi namun Sepehr menahan pergelangan tangan Elle.
KAMU SEDANG MEMBACA
39th
Fantasy"Jangan pernah berpikir kau bisa lari dariku, tak akan terjadi sekalipun dalam mimpi." ~ Zale Mitnar, pria brengsek yang mengambil satu gadis dari tiap provinsi di Minar untuk dijadikan 'wanitanya' selama sebulan sebelum akhirnya ia bunuh. Timeline...