G 4

130K 3.4K 78
                                    

PEMBUKA ❗❗
HARAP DIBACA

DI NOVE INI BANYAK KATA TIDAK BAKU DAN AWUT AWUTAN. JIKA TIDAK SESUAI HARAP DI SKIP TANPA MENINGGALKAN KOMENTAR MENYAKITKAN DALAM BENTUK APAPUN. KARENA MENYAKITI HATI ORANG LAIN ITU TIDAK BAIK. NOVEL INI HANYA HIBURAN SEMATA CERITA HANYA KARANGAN JANGAN DIBAWA SERIUS.

***

Ruangan Gavya

Saat Gavya baru saja melihat rekam medis yang diberikan oleh dokter Gio. Tiba-tiba Gavya berfikir untuk menelfon dokter Sadewa.

"Hallo Gavya ada apa" ucap seseorang dari seberang telefon.

"Kak hari ini kamu ada jadwal? " tanya Gavya.

"Tidak ada Gavya. Memangnya kenapa? " tanya Sadewa.

"Bisa tolong temani aku untuk memeriksa pasien yang baru masuk. Sepertinya ini orang penting di negera X aku agak sedikit gerogi kalau menghadapi sendiri orang orang penting begini kak. " ucap Gavya

"Oke kamu ada dimana sekarang? " tanya Sadewa.

"Lagi diruangan kak. Kakak datang aja kesini nanti kita barengan kesananya." Ucap Gavya.

"Oke aku kesana sekarang ya " ucap Sadewa

"Okee aku tunggu " Jawab Gavya.

Gavya jadi mengingat marga pasien yang rekam medisnya baru saja dia baca. Tapi siapa dia lupa dengan marga ini.

Tak menunggu lama dokter Sadewa pun datang keruangan Gavya.

"Ayo" Ucap dokter Sadewa langsung.

Gavya segera berdiri dari kursinya. la berjalan beringan dengan dokter Sadewa menuju ruangan Tuan Brian.

Tok..Tok..Tok

Gavya mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum memasuki ruangan itu. Sagara berdiri saat mendengar suara ketukan pintu.

Tak lama pintu terbuka dokter Sadewa dan Gavya masuk Gavya tertunduk  karena sedang membaca rekam medis Tuan Brian. Gavya yang menunduk membuat Sagara tidak bisa melihat wajah Gavya dengan jelas.

"Ini adalah dokter yang akan menangani Tuan Brian. Namanya dokter Gavya Tuan" ucap sopan dokter Sadewa memperkenalkan Gavya.
Saat mengetahui bahwa pasien Gavya adalah orang terkayadi berbagai negara termasuk negara ini yakni keluarga Mavendra.

Bola mata Gavya membulat ketika melihat seseorang yang berdiri di depannya. Tangan Gavya mulai gemetar. Ia menjadi was was tapi dia harus profesional saat ini.

Bukan hanya Gavya Galen juga kaget saat tiba-tiba melihat orang di depan Sagara. Ia sedikit mengingat wajah Gavya Meski Gavya tidak culun lagi tapi Galen bisa mengingat betul wajah Gavya dengan mata abu abunya. Galen kaget Gavya jadi sangat cantik dan juga seksi bodynya sangat bagus.

Berbeda dengan Sagara entah apa yang di pikirkan tapi wajahnya masih sama tetap datar tidak berekspresi apapun. Ia hanya kaget di awal saja. Setelahnya dia biasa saja. Atau lebih tepatnya mencoba biasa saja.

"Jadi pasien yang dimaksud oleh dokter Gio adalah ayah dari pria jahat yang membullyku dulu" batin Gavya dalam hatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi pasien yang dimaksud oleh dokter Gio adalah ayah dari pria jahat yang membullyku dulu" batin Gavya dalam hatinya.

"Apa pasiennya sudah sadarkan diri sebelumnya?" Tanya Gavya yang berusaha bersikap profesional meskipun itu membuatnya tidak nyaman mengingat jahatnya dua pria yang ada di hadapannya ini.

"Belum" Jawab Sagara singkat sambil menatap Gavya. Hal itu membuat Gavya tidak nyaman.

Tanpa berkata apapun lagi. Gavya mengeluarkan stateskop dari saku snelli miliknya. Gavya langsung memeriksa keadaan Tuan Brian

Tiba-tiba seseorang keluar dari kamar mandi. Sama hal nya dengan Galen. Pandu juga begitu terkejut melihat keberadaan Gavya. Gavya memiliki mata abu abu yang mudah di kenali. Sebenarnya mereka lupa lupa ingat. Tapi yang sangat membuat mereka yakin adalah mata abu abu Gavya.

Gadis yang selalu mereka bully kini sangat cantik juga hot . Yang membuat kaget Pandu yaitu Gavya menjadi dokter di rumah sakit terbesar di negara X.

"Gavy ya " ucap tiba-tiba saja keluar dari mulut Pandu saat melihat Gavya.

Gavya tidak menanggapi ucapan Pandu. Ia hanya menatap datar dan Ia lebih memilih fokus kepada pasiennya.

"Bagaimana keadaannya ?" Tanya Sagara dengan datar sambil terus menatap Gavya.

"Dari hasil pemeriksaan saya. Beliau mengalami benturan yang sangat keras dikepala bagian belakangnya. Saya harus melakukan Scanning pada bagian kepala dengan alat CT scan untuk melihat apa ada kerusakan pada otaknya atau tidak" Ucap Gavya tanpa melihat wajah Sagara.

"Kerusakan pada otak? Maksudnya bagaimana ?" tanya Sagara kepada Gavya.

"Kerusakan pada otak yang dimaksud seperti pendarahan pada otak atau terjadi fragmen kepala yang menusuk keotak. Baru setelah itu saya bisa menentukan tindakan apa yang akan saya ambil selanjutnya" ucap Gavya yang masih tidak mau menatap Sagara. Gavya hanya menatap pada Tuan Brian dan rekam medis yang ada di tangannya.

"Sebentar lagi akan ada suster yang membawa Tuan Brian untuk melakukan CT scan" ucap Gavya lagi.

"Kalau begitu kami permisi dulu" Pamit Gavya dengan sopan tanpa menunggu balasan Sagara lalu pergi dari sana.

"Ayo kak" Ajak Gavya pada dokter Sadewa. Gavya tanpa sadar menggenggam tangan dokter Sadewa lalu menariknya untuk keluar. Semua itu tidak lepas dari pandangan Sagara.

Di Luar Ruangan Tuan Brian

Gavya mengengam erat tangan dokter Sadewa. Tiba-tiba dia mengingat pembullyan pada dirinya dulu.

"Are you okay" ucap Sadewa menggandeng tangan Gavya sambil Berjalan.

"Ada apa sebenarnya Gavya. Coba ceritakan padaku kenapa kamu seperti orang ketakutan." ucap Sadewa.

"Aku tidak apa apa kak. Aku akan keruangan dulu untuk mengurus Tuan Brian. Aku harap kakak tetap mau menemaniku" ucap Gavya.

"Tentu saja aku akan menemanimu" ucap dokter Sadewa dengan tersenyum. Ia sangat senang memiliki waktu bersama Gavya.

° ∆ -------- ••• ------- ∆ °° ∆ -------- ••• ------- ∆ °

Bersambung....

Cerita ini hanya untuk hiburan saja.
Apabila ada yg kurang nyaman dari penulisan dll bisa di skip.
Apabila ada yg Komentar jahat akan langsung di block .

Kamsahamnida😊

Gavya Pavithra ( 21+) (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang