G 6

72.3K 2.2K 83
                                    

PEMBUKA ❗❗
HARAP DIBACA

DI NOVE INI BANYAK KATA TIDAK BAKU DAN AWUT AWUTAN. JIKA TIDAK SESUAI HARAP DI SKIP TANPA MENINGGALKAN KOMENTAR MENYAKITKAN DALAM BENTUK APAPUN. KARENA MENYAKITI HATI ORANG LAIN ITU TIDAK BAIK. NOVEL INI HANYA HIBURAN SEMATA CERITA HANYA KARANGAN JANGAN DIBAWA SERIUS.


***

Apartemen Gavya dan Ira

Gavya berjalan sempoyongan. Kepalanya sangat sakit akibat memaksakan dirinya tadi. Tangan Gavya sampai saat ini masih gemetaran.

"Ira " panggil pelan Gavya.

"ASTAGA GAVYA" Teriak Ira lalu menghampiri Gavya dan memeluknya tiba-tiba Gavya pingsan.

"Gavya bangun Gavya" panik Ira menepuk-nepuk pipi Gavya pelan.

Ira menidurkan Gavya di sofa lalu dia segera mengambil cairan dan langsung menyuntikkan pada Gavya. Cairan ini yang di berikan oleh psikiater Gavya jadi ini aman untuknya saat pingsan.

Tidak lama Gavya membuka matanya perlahan.

"Gavya kita suruh kak Sadewa aja yang menangani Tuan Brian ya. Kondisi kamu benar benar tidak stabil "  ucap Ira.

"Aku tidak apa apa. Aku harus bisa melewati ini Ira. Kalau aku menghindar terus kapan aku akan bangkit. " ucap Gavya.

"Aku tau tapi ini bisa membahayakan dirimu Gavya. Atau kamu tidak usah selamatkan Tuan Brian biar menjadi karma si Sagara" ucap Ira yang memang sudah sangat benci mereka semua.

"Ingat sumpah kita sebagai dokter. Kita tidak boleh mencampurkan masalah pribadi dengan pekerjaan. Kita disumpah untuk menjalankan tugas kita dengan baik jujur dan profesional. Kamu ingat kan Ira" ucap Gavya.

"Maafkan aku. Aku sampai melupakan sumpah ku karena rasa benciku. Besok aku juga akan menemanimu" ucap Ira.

"Kamu jangan aneh aneh deh. Kamu dokter kandungan bukan bedah syaraf. Apa kamu mau menyuruh Tuan Brian mengejan saat di operasi. Yang benar saja " ucap Gavya mencairkan suasana.

Gavya tau Ira sangat kawatir saat ini. Jadi dia berusaha untuk mencairkan suasana agar Ira tidak semakin tegang.

"Terimakasih selalu ada untukku ya Ira" ucap Gavya yang sangat bersyukur karena ada Ira yang selalu menemaninya di dunia yang kejam ini.

"Aku juga berterimakasih kepadamu. Berkatmu aku jadi punya motivasi hidup. Secara tidak langsung kamu adalah motivasiku Gavya. Mungkin kalau kamu tidak ada. Aku sudah bunuh diri karena hidupku sangat hancur" ucap Ira membuat Gavya memeluknya.

Mereka saling berpelukan menguatkan satu sama lain. Setelahnya kembali ke kamar mereka masing-masing.

Ruangan Tuan Brian

Sagara tidak pulang karena menemani papahnya. Sedangkan Pandu dan Galen pamit pulang sebentar mengambil baju.
Kini Sagara menidurkan tubuhnya di sofa.

Sagara tiba-tiba merasa tidak nyaman di hatinya. Saat menutup mata ingin tidur. Ia malah mengingat bully'annya pada Gavya. Sagara kembali terduduk.

"Sial" umpatnya.

"Ada apa denganku. Perasaanku sangat bersalah Mata abu abu itu.. " ucap Sagara terjeda lalu dia diam saja.

Sagara kembali memejamkan matanya pikirannya kemana-mana perasaannya pun tidak nyaman.

Keesokan Hari di Rumah sakit

Jam telah menunjukan pukul 10 pagi. Itu artinya operasi akan segera dimulai. Para suster sudah mulai menyiapkan peralatan operasinya. Sementara para dokter juga sudah bersiap dengan seragam operasinya.

"Suster Metta tolong bawa Tuan Brian segera keruang operasi" perintah Gavya.

"Baik dokter" Jawab suster Metta  patuh.

Tak berselang lama suster datang dengan mendorong brankar yang diatasnya ada Tuan Brian sedang terlelap tak sadarkan diri.

"Apa sudah siap?" Tanya Sadewa

" Siap kak " Ucap Gavya kemudian.

Gavya dan Sadewa segera melakukan pembedahan pada Tuan Brian dengan prosedur-proseder yang sesuai dengan standar kesehatan. Setelah berada cukup lama diruang operasi. bergelut dengan peralatan medis berjuang untuk menyelamatkan nyawa seseorang.
Gavya dan Sadewa akhirnya keluar dari ruang operasi karena telah selesai melakukan tugas mereka.

"Bagaimana dengan operasinya dokter?" Tanya Sagara sambil menatap Gavya serta penampilannya yang saat ini begitu Hot menurut Sagara.

Sebelum menjawab pertanyaan itu Gavya mengedarkan pandangannya untuk melihat orang-orang yang menunggu operasi ini dengan wajah khawatir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum menjawab pertanyaan itu Gavya mengedarkan pandangannya untuk melihat orang-orang yang menunggu operasi ini dengan wajah khawatir. Disana juga ada Becca yang menemani Sagara.

"Operasinya berjalan dengan lancar. Kami sudah mengoperasi Tuan Brian" Jawab Gavya berusaha tenang saat melihat Becca. Dan Becca juga melihat Gavya. Dia akui kaget saat melihat Gavya.

"Lalu bagaimana keadaan papa saya ?" Tanya Sagara lagi. Dengan mata yang masih menatap Gavya tapi yang menjawab malah Sadewa.

"Tuan Brian belum sadarkan diri karena masih dalam pengaruh obat bius. Sebentar lagi suster akan memindahkan Tuan Brian keruangan ICU" ucap Sadewa karena ia melihat  tangan Gavya  gemeteran.

Sadewa mengengam tangan Gavya membuatnya melihat kesamping dan tersenyum. Semua tindakan itu jelas terlihat di mata Sagara.

Becca juga melihat bahwa orang yang dia bully sekarang menjadi dokter bedah syaraf terhebat. Dan apa ini wajah lalu tubuhnya sangat perfect cantik dan molek. Becca memang jahat tapi kalau mengingat dia dulu membully gadis yang berstatus dokter ini. Tiba-tiba ia merasa malu. Jika bukan karena Sagara dia juga tidak bisa menjadi model .

Semenjak keluar SMA Becca hidup dengan sulit. Sampai dia berciuman dengan pria yang pernah di lihat Sagara. Itu bukan hanya berciuman sebenarnya Becca juga bercinta dengan pria itu. Agar bisa memenuhi kehidupan glamornya.

Keluarganya tiba-tiba bangkrut ibu dan ayahnya di penjara atas kasus penggelapan dana perusahaan. Yang melindungi Becca selama ini sahabat sahabatnya seperti Galen dan Pandu. Susan sudah tidak terlalu berteman dengan Becca. Karena di larang orang tuannya.

Ibu Susan pernah melihat Becca dengan pria yang berbeda beda. Jadi ibu Susan merasa kawatir jika anaknya  bergaul dengan Becca. Sedangkan untuk Sagara ia hanya memberinya pekerjaan yang layak.

Tapi lihat orang yang ia bully selama ini malah hidup mewah dengan status mentereng. Mungkin ini karmanya pikir Becca. Kalau saja status Becca masih tinggi. Ia saat ini pasti akan bertingkah. Tapi sayang statusnya tidak setinggi itu jadi dia hanya diam saja. Jika dia bertingkah Becca yakin ia yang akan habis kali ini.

Setelah selesai Gavya berjalan berdampingan dengan Sadewa.
Mereka menyelingi perjalanan mereka dengan sedikit obrolan ringan. Hingga membuat mereka terlihat sangat akrab dimata orang yang melihatnya. Semua itupun tidak lepas dari pandangan Sagara.

Sagara tidak tau apa yang terjadi kepada dirinya. Tapi yang jelas dia kagum saat ini dengan kecerdasan kecantikan juga kemolekan tubuh Gavya.




° ∆ -------- ••• ------- ∆ °° ∆ -------- ••• ------- ∆ °

Bersambung....

Cerita ini hanya untuk hiburan saja.
Apabila ada yg kurang nyaman dari penulisan dll bisa di skip.
Apabila ada yg Komentar jahat akan langsung di block .

Kamsahamnida😊

Gavya Pavithra ( 21+) (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang