G 52

66K 2.1K 91
                                    

Seminggu sudah berlalu hari ini adalah hari ulang tahun Gavya. Gavya sama sekali tidak menyadari hari ulang tahunnya karena memang dia tidak pernah merayakan itu sejak bayi. Karena di panti sangat kekurangan jadi Gavya saat kecil juga tidak pernah mau mengingat ulang tahunnya. Ia takut akan sedih dan merepotkan ibu panti.

Ira sudah di beri tau oleh Gio acara ulang tahun Gavya akan di adakan di hotel milik Sagara. Semua pekerja medis di rumah sakit juga di undang nanti malam.


Gavya sedang berjalan dan mendapat sapaan dari para suster dan dokter tapi kali ini sangat berbeda. Mereka mengapa dengan senyuman yang sangat lebar. Gavya heran dengan semua orang hari ini tersenyum ada apa pikirnya.

"Gavya " panggil Ira.

Gavya menoleh ke belakang saat di panggil Ira.

"Ira ini perasaanku saja atau kamu juga menyadarinya " ucap Gavya menatap Ira.

"Menyadari apa Gavya ? " tanya Ira.

"Semua orang yang menyapaku dengan tersenyum lebar begitu. Memangnya ada apa si aku jadi merinding sendiri karena tidak biasanya akan begini " ucap Gavya.

"Mungkin mereka lagi bahagia kali jadi begitu. Udah lah santai aja anggap biasa saja ya. Oh iya nanti malam aku mau dinner sama kak Gio di hotel Mavendra. Kamu juga ikut ya ajak suami kamu kita bakal double date sekali kali. " ucap Ira menjalankan tugasnya dari Gio yang di perintah Sagara.


"Baiklah aku akan bilang sama kak Sagara nanti ya. Kamu nanti kabari aku aja kalau udah sampai sana " balas Gavya.

"Okay tapi nanti temannya black ya dressnya biar badas kita " ucap Ira.

"Baiklah aku ikut aja " ucap Gavya di angguki oleh Ira.



Ruangan Sadewa

Sadewa mendapatkan undangan pary birthday Gavya. Ya karena memang mengundang semua pekerja medis tanpa terkecuali di rumah sakit tersebut. Jadi sudah pasti Sadewa akan tetap di undang karena dia bagian dari rumah sakit ini.

Sadewa bingung kenapa ulang tahun Gavya di rayakan di hotel Mavendra. Apa mungkin tuan Fransisco menyewanya pikir Sadewa.

"Aku akan memberikan kado beserta melamarnya nanti malam. Dia pasti akan sangat menyukainya " gumam Sadewa sambil tersenyum.


Sadewa sudah sangat percaya diri melamar Gavya. Entah apa yang terjadi dengan Sadewa saat ini. Tapi yang ada di pikiranya hanya Gavya. Sadewa tidak mengetahui kematian papahnya karena memang saat mamahnya meninggal Sadewa sudah membenci papahnya jadi dia tidak peduli kepada papahnya lagi.



SGR CORP

Sagara sedang duduk di kursi kebesaranya dia sedang membicarakan acara nanti malam dengan Galen.

"Semuanya sudah siap tinggal membawa Gavya nanti malam. Orang tua Gavya juga sudah berada di negara x." ucap Galen.

"Jangan sampai ada yang kurang " ucap Sagara dingin.

"Tidak akan, oh ya kenapa akhir akhir ini Gavya nempel banget sama lo ya. Gue sampek bingung kalau mau curhat sama lo soal hubungan gue sama Levi " ucap Galen.

"Dia istriku kalau dia menempel itu bukan hal yang aneh dan aku menyukainya. " ucap Sagara dingin.

"Dasar bucin " ucap Galen pergi dari ruangan Sagara.

Sagara menyandarkan punggungnya pada kursinya. Dia tersenyum mengingat Gavya tadi pagi benar benar tidak mau lepas dari Sagara sampai menangis. Tapi setelah itu moodnya berubah dengan sangat cepat.

Gavya Pavithra ( 21+) (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang