WARNING ⚠ (21+) 🔞
Tidak ada deskripsi langsung baca saja. apabila tidak sesuai bisa langsung di skip. jangan meninggalkan komentar jahat kecuali komentar yang bersifat membangun.
Terinspirasi dari banyak cerita kedokteran
Semua unsur yg ada di ce...
Kini delapan bulan sudah berlalu setelah kelahiran putra putri Gavya dan Sagara. Ira saat ini juga tengah hamil lima bulan. Sagara pergi bekerja seperti biasa sedangkan Gavya sudah tidak bekerja karena fokus merawat kedua buah hatinya. Lagian rumah sakit yang di tempati kerja adalah milik Gavya kado dari Sagara. Jadi saat anaknya besar nanti dia bisa tetap bekerja kalau dia mau.
Sore menjelang malam kedua anaknya sedang menonton televisi dengan tersenyum. Mereka masih belum mengerti tapi saat menonton kartun akan tersenyum. Sagara pamit akan pulang telat karena meeting bersama Galen. Galen juga sudah menikah dengan Abel teman Gavya di rumah sakit. Gavya tersenyum menatap kedua anaknya yang sangat mengemaskan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sagara ternyata sudah pulang ia masuk ke mansion. Ia juga sudah mencuci kaki dan tangannya di kamar mandi depan mansion. Saat masuk ia melihat kedua anaknya menonton televisi dengan tersenyum. Hati Sagara benar benar menghangat melihat hal tersebut.
"Loh anak anak Daddy lagi apa ini kok senyum senyum begitu si " ucap lembut Sagara berbicara pada anaknya.
"Kok kamu sudah pulang katanya tadi bakal pulang malam Dad ? " tanya Gavya yang memang menemani anak anaknya menonton TV.
"Sudah sayang, karena aku merindukan kalian bertiga. Kalian bisa tidak si ikut aku saja berkerja. Biar aku tidak rindu terus. Aku malah tidak fokus kalau bekerja" ucap Sagara mendekat ke arah Gavya dan mencium kening istrinya.
"Kamu ada ada aja deh Dad" balas Gavya memukul pelan bahu kokoh Sagara.
Sekarang Gavya dan Sagara memanggil satu sama lain dengan Daddy dan Mommy. Agar anak mereka juga terbiasa memanggil itu nantinya. Tapi saat mereka sedang berdua akan memanggil sayang.
Baby Carlo dan baby Cleo melihat Gavya di cium oleh Sagara marah mereka memberontak hal itu membuat Gavya geleng-geleng di buatnya. Anak anaknya sangat posesif terhadapnya.
"Kenapa si kalian, ini tuh istri Daddy tau. Kenapa saat Daddy dekat Mommy kalian pasti menganggunya " ucap Sagara yang menciumi perut anak anaknya.
"Ya karena cucuku tau kamu itu bocah tengik yang akan menganggu Mommynya. " sela tuan Fransisco yang tiba tiba saja ada di mansion Sagara.
"Kenapa kau kemari. Menganggu waktuku dan keluarga kecilku saja " ucap datar Sagara.
"Tentu saja menginap disini menemani cucu cucuku apalagi. Tidak mungkin aku kesini merindukanmu dasar bocah tengik yang kurang ajar" balas sinis tuan Fransisco.
"Papi sama kamu kenapa si dari dulu kok gak pernah akur. Heran deh aku tuh, coba deh kalian berusaha akur sebentar saja" ucap Gavya pada Sagara.
"Tidak akan pernah. Kami tidak mau akur. tidak akan pernah mau " ucap barengan Sagara dan juga tuan Fransisco.
"Kalian ini ya sudah tua. Sagara kamu sudah menjadi Daddy sedangkan papi kamu tuh sudah menjadi Grandpa. Jadi jangan seperti masih mudah kalian itu sudah tua astaga " ucap mami Gavya memijat pangkal hidungnya.
Sagara dan tuan Fransisco hanya diam saja mendengar ucapan mami Gavya. Mereka lebih memilih main bersama bayi bayi lucu ini . Hal itu membuat mami Gavya geleng-geleng kepala melihat kelakuan menantu dan suaminya itu.
"Udah mi mereka emang gitu." ucap Gavya di balas anggukan saja oleh maminya.
Tengah Malam Mansion Sagara
Sagara frustasi karena merindukan istrinya tetapi kedua anaknya selalu memonopoli istrinya. Kini Sagara berada di ruang kerjanyan yang ada di mansion. Sudah cukup lama Sagara berada di ruang kerjanyan sekarang dia menuju kamar utama.
Ceklek
Sagara masuk ke kamar melihat kedua anak dan istrinya sudah tertidur. Akhirnya Sagara menghampiri istrinya dan mencium bibirnya intens membuat Gavya terbangun.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Daddy nnggghhhh" lenguhan Gavya saat di cium kasar oleh Sagara.
"Aku merindukanmu. Kedua bocah itu memonopolimu terus sayang aku jadi kesal. " ucap Sagara membuat Gavya tersenyum.
"Mereka adalah anakmu sayang jangan cemburu begitu pada anak kamu sendiri" ucap Gavya lembut mengelus leher Sagara.
"Aku menginginkanmu sayang" ucap Sagara di angguki Gavya.
Ya Gavya tentu saja langsung mengiyakan keinginan suaminya. Jujur saja dia juga ingin tapi memang anak anaknya sangat posesif padanya jadi dia kesulitan memadu kasih bersama suaminya. Dan juga Gavya takut Sagara akan berpaling darinya apabila hal ini tidak dia lakukan.
Padahal ketakutan Gavya tidak akan pernah terjadi. Sagara itu sangat anti sentuhan orang lain kecuali Gavya dan kedua buah hatinya. Tapi ketakutan Gavya juga sangat wajar mengingat Sagara sangat tampan dan kaya jadi sudah pasti banyak yang menginginkan Hot Daddy satu ini.
Saat Sagara akan menggendong Gavya tiba-tiba baby Carlo terbangun dan menatap Daddynya yang akan menggendong Mommynya.
Baby Carlo terduduk dan merangkak memukul mukul tangan Daddynya sehingga membuat Sagara menghela nafas. Kenapa kecebongnya tidak ada yang berpihak padanya . Gavya tertawa melihat itu. Gavya segera menggendong baby Carlo dan meletakan di pangkuannya untuk menyusuinya.
Sagara melihat keluarga kecilnya membuat hatinya menghangat. Wanita yang dulu dia bully sekarang menjadi istrinya dan menjadi ibu dari anaknya. Kalau waktu bisa di ulang Sagara tidak mau memperlakukan Gavya dengan buruk seperti itu. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Kini saatnya dia membuat Gavya dan kedua anaknya bahagia itu saja sudah cukup baginya.
GUYS NANTI KALAU CERITA INI SUDAH TAMAT BAKAL ADA SEASON 2 NYA YANG AKAN BERCERITA TENTANG ANAK ANAK GAVYA DAN SAGARA YAKNI CARLO DAN CLEO.
TAPI SETELAH AKU HIATUS BEBERAPA HARI YA. BARU ADA SEASON 2 NYA. AKU MAU MENENANGKAN DIRI DULU DARI HUJATAN HUJATAN PARA READERS YANG SEENAKNYA TANPA MEMIKIRKAN PERASAAN ORANG LAIN.
DAN SEASON 2 NANTI BERCERITA DI SEKOLAH BISA DIBILANG SMA . NANTI KALAU AKU UDAH COME BACK AKU KABARIN GUYS.
