Rumah Sakit
Akhirnya mereka semua menuju rumah sakit terdekat yang berada di dekat lokasi tempat Gavya di culik oleh Sadewa. Tidak butuh waktu lama sekarang Sagara dan yang lain sudah sampai rumah sakit tersebut.
Sagara mengendong Gavya dengan berlari karena sangat panik melihat Gavya yang tidak sadarkan diri.
"DOKTER DOKTER TOLONG ISTRI SAYA CEPAT" teriak Sagara di lorong rumah sakit.
Akhirnya Gavya langsung dibawa dengan cepat oleh para suster. Kini dokter juga sudah ada disana Gavya di bawa ke ruang UGD saat ini.
Sedangkan di ruang tunggu ada Sagara, tuan Fransisco dan juga papa Brian. Mereka semua sedang panik terutama Sagara. Sagara melihat darah Gavya yang sangat banyak mengenai pakaian Sagara membuat Sagara sangat takut. Ia tidak pernah merasa setakut ini sebelumnya.
Sebenarnya apa yang terjadi kepada Gavya dan apa yang di lakukan b*jingan itu sampai Gavya mengalami hal seperti ini. Cukup lama menunggu Sagara sangat tidak sabaran.
"Kenapa lama sekali si. Mereka ini bisa memeriksa apa tidak sebenarnya." kesal Sagara yang sedang panik sekali saat ini. Ia menerka nerka apa yang terjadi.
"Nak tenang dulu jangan panik begitu. Kita berdoa yang terbaik untuk istrimu" ucap papa Brian mencoba menenangkan anaknya. Sedangkan tuan Fransisco meremasi tangannya dia sangat takut saat ini. Ia baru bertemu dengan putrianya tapi sudah ada hal seperti ini yang tiba-tiba terjadi.
Hampir satu jam dokter yang menangani Gavya akhirnya keluar ruang UGD . Sagara, tuan Fransisco, dan juga papa Brian segera menghampiri dokter tersebut dan bertanya.
"Bagaimana dok kedaan istri saya /mantu saya/putri saya " ucap barengan ketiga pria ini. Sang dokter sampai geleng-geleng melihat kekompakan mereka bertiga.
"Kondisi istri anda saat ini masih belum stabil. Tadi bahkan sempat kritis apalagi saat ini tengah hamil muda. Beliau mengalami stres yang berat dan tekanan besar. Itu yang membuat istri anda pendarahan. Istri anda mengalami pendarahan yang hebat tadi. tapi untung saja anda membawanya segera kemari. Karena jika terlambat sedikit saja istri anda bisa mengalami keguguran dan lebih parahnya istri anda juga bisa tidak selamat " ucap dokter.
Deg
Jantung Sagara berdetak sangat kencang. Apa tadi katanya hamil? keguguran? Tidak selamat? Ucapan dari dokter membuat Sagara tidak bisa mencerna situasi. Karena keterdiaman Sagara akhirnya tuan Fransisco yang bertanya saat ini.
"Lalu sekarang putri dan cucu saya bagaimana keadaannya dok? " tanya tuan Fransisco.
"Putri anda berhasil melewati masa kritisnya. Tapi saat ini beliau harus di Pakaikan alat bantu oksigen karena tadi mengalami sesak nafas karena tekanan. Dan untuk janin yang berada di kandungannya kami berhasil menyelamatkannya. Saat ini usia kehamilan putri anda tiga minggu berjalan. " ucap dokter membuat ketiga pria itu lega.
Sagara terduduk di kursi. Hampir saja dia kehilangan anak dan istrinya gara gara Sadewa. Sagara kembali mengepalkan tangannya kuat. Ia benar benar akan membuat Sadewa benar benar merasakan kesakitan dunia yang luar biasa.
"Kami boleh masuk kan dok? " tanya papa Brian .
"Boleh nanti setelah kami memindahkan ruangan beliau ke ruang rawat. " ucap dokter.
"Baik terimakasih dok" ucap papa Brian.
"Kalau begitu saya permisi dulu Tuan tuan" ucap dokter di angguki tuan Fransisco dah papah Brian. Sedangkan Sagara masih sibuk dengan pikirannya sendiri.
Sagara tidak bohong dia sangat bahagia saat ini tapi juga sedih. Bagaimana tidak sedih sudah tiga minggu anaknya berada di rahim Sang istri. Tapi Sagara baru mengetahuinya hari ini ditambah lagi kejadian yang membuat anak dan istrinya hampir saja pergi darinya.
Sagara tidak bisa membayangkan jika Gavya tau mengenai anaknya yang hampir saja pergi dari mereka. Ia pasti akan tertekan. bukan hanya dirinya yang akan kalut tapi mental Gavya pasti akan sangat terguncang. Sagara berkali-kali mengucap syukur karena anaknya masih bersamanya dan juga Gavya.
RUANG RAWAT
Di dalam Ruang rawat Gavya sekarang sudah ada Sagara, papa Brian, dan tuan Fransisco. Mereka menatap Gavya yang tertidur di atas brankar rumah sakit dengan selang yang ada pada hidungnya.
Sagara mulai mendekat ke arah Gavya ia mendekatkan wajahnya dan mencium kening Gavya lama lalu setelahnya mencium perut Gavya.
"Terimakasih telah bertahan untuk Daddy dan mommy " ucap Sagara mengelus perut Gavya.
Kini Sagara beralih menatap istrinya yang tertidur dengan selang di hidungnya untuk membantu istrinya bernafas dengan baik.
"Sayang, terimakasih sudah memberikan aku kebahagiaan dan terimakasih menjadikanku pria paling bahagia. Maafkan aku yang belum bisa menjaga dirimu dan anak kita dengan baik. Sekali lagi maafkan aku. " ucap Sagara mencium kening Gavya lama menyalurkan segala yang ia rasakan saat ini.
Tuan Fransisco melihat itu tiba-tiba tersenyum samar. Ia bahagia putrinya mendapatkan pria yang tepat tapi dia tetap gengsi mengakui hal itu. Begitu juga papa Brian ia melihat anaknya menjadi lebih baik lagi setalah bersama dengan Gavya.
"Kita akan memiliki cucu mah" batin papa Brian berbicara pada angan ingin memberi tau mendiang istrinya.
Sedangkan Gavya belum juga sadar karena pengaruh obat bius. Kemungkinan besok baru akan sadar karena hari ini Gavya harus full istirahat. Agar dirinya dan bayi yang dia kandung kembali stabil.
Di Markas Ashtrax
Sadewa berlumuran darah di lantai terduduk tak berdaya. Jack membawa Sadewa menuju ruang bawah tanah karena perintah dari Sagara.
Sadewa menutup matanya merasakan kebodohan yang dia lakukan saat ini. Dia gelap mata karena ingin memiliki Gavya sehingga melakukan hal di luar nalar seperti ini.
° ∆ -------- ••• ------- ∆ °° ∆ -------- ••• ------- ∆ °
Bersambung....
Cerita ini hanya untuk hiburan saja.
Apabila ada yg kurang nyaman dari penulisan dll bisa di skip.
Apabila ada yg Komentar jahat akan langsung di block .Kamsahamnida😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Gavya Pavithra ( 21+) (SELESAI)
RomanceWARNING ⚠ (21+) 🔞 Tidak ada deskripsi langsung baca saja. apabila tidak sesuai bisa langsung di skip. jangan meninggalkan komentar jahat kecuali komentar yang bersifat membangun. Terinspirasi dari banyak cerita kedokteran Semua unsur yg ada di ce...