p r o l o g

4.2K 241 50
                                    

"Gimana sih lu, No. Gitu aja ga bisa." Ejek pemuda bertubuh besar yang dipenuhi otot dan iris tajam yang kini sedang mengapit sebatang rokok di sela jarinya. Namanya Beny, namun akrab disapa Bernad.

Sedangkan yang diejek hanya mendecak malas sebelum meneguk habis kopi hitam yang semula tersusun rapi di atas meja dengan uap panas yang kian lama menghilang sebab didiamkan oleh si pemilik. "Berisik ah, bangsat! Udah besok lu semua gua traktir apa yang lu pada mau." balas Rano.

Meskipun akhirnya ia harus mengeluarkan banyak uang untuk membelikan barang yang teman-teman laknat nya inginkan, ia tetap senang karna suatu alasan.

Teman-temannya jelas bersorak senang mendengar ucapan Rano, si oknum yang kalah taruhan beberapa bulan lalu.

Salah satu dari mereka— Chandra namanya, mendekat ke arah Rano dan duduk tepat di kursi kosong di sebelahnya. Ia merapatkan kepalanya pada si pemuda berkelahiran Oktober tersebut, "Lu beneran naksir itu bocah?" tanya Chandra yang masih tak percaya dengan apa yang ia dengar sebelumnya dari Rano, yaitu pengakuan bahwa dirinya kalah dari taruhan tersebut.

Rano menghela nafasnya kasar, lalu melihat sekitar sebelum mendekatkan bibirnya pada telinga Chandra, tidak ada alasan baginya untuk bohong pada temannya yang satu ini, sebab Chandra pasti akan bisa menebak isi hatinya.

"Iya. Kayanya gua naksir dia deh, Chan."

Jangan tanya keadaan Chandra sekarang, yang mana tanpa ia sadari mulutnya terbuka perlahan seolah rahangnya jatuh ketika mendengar pernyataan langsung dari Rano— yang selama ini Chandra ketahui bahwa temannya yang satu ini adalah "fuck boy" yang seringkali berganti pasangan setiap minggunya dan tiba-tiba mengatakan jika dirinya telah jatuh cinta pada seseorang, yang mana orang itu adalah laki-laki yang artinya sejenis dengannya.

"Serius?" tanya Chandra lagi dengan raut tak percaya.

Rano mengangguk mantap sebagai jawaban, "Gua ga bisa nahan diri buat ga jatuh sama dia, Chan. Makin gua deketin makin banyak hal yang maksa gua buat jatuh cinta. Tapi gua belom sejauh itu, kok." balasnya lagi.

Chandra mengerutkan dahinya bingung dengan kalimat terakhir Rano, "Sejauh itu? maksudnya?" beo Chandra. Rano di sebelahnya menatapnya tajam, "Jangan pura-pura bego." ketusnya. Sepengetahuan Chandra, Rano adalah tipikal laki-laki bajingan yang bergonta-ganti pasangan apabila ia sudah bosan dengan rasa dari gadis itu.

Yang pasti ia paham apa yang dimaksud Rano dengan kata "sejauh itu", sedangkan Chandra tertawa pelan lalu menghela nafasnya perlahan. Meskipun di sini penyimpangan tidak lagi setabu itu, tetap saja untuk teman laki-lakinya yang dikenal straight lalu tiba-tiba mengatakan ia jatuh cinta pada seorang laki-laki juga itu cukup mengejutkan Chandra.

"Jadi?" tanya Chandra.

"I kissed him. And that was his first kiss."

-

tbc


halo!
ketemu lagi dengan picila dan book baru minsung, hehe. seneng ga? seneng gaaaa?

BETWEEN US • MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang