"Yo, wassup, bro?"
Rano menyapa akrab teman-temannya seolah lama tak bertemu padahal mereka tidak pernah putus komunikasi sama sekali, bahkan selalu menyempatkan diri untuk mengirim video lucu ke grup di tengah kesibukan masing-masing.
Bernad, Chandra dan Haje berdiri dari duduknya dan menyambut sapaan Rano dengan ramah, melakukan tos seperti yang biasa mereka lakukan. "Widih, bawa siapa nih?" ujar Haje pura-pura tidak tau saat melihat Hanafi yang berdiri dan terlihat sedikit malu-malu di belakang Rano. Hanafi menganggukan palanya kecil khas orang Jawa dengan senyum simpulnya.
"Temen gua lah, lu kira temen gua lu pada doang apa?" balas Rano sambil menuntun Hanafi untuk mendekat. Ia bawa si manis berdiri di sebelahnya, membuat Bernad dan Haje saling melemparkan lirikan yang berarti. "Iyedaaahh temen lu." celetuk Chandra dengan sedikit menekan kata temen di kalimatnya. Kini perhatian keempat pemuda itu beralih pada Hanafi, dengan ragu ia menjabat satu-persatu tangan teman-teman Rano sembari memperkenalkan dirinya.
"Kenalin, Kak, gua Hanafi. Anak seni musik." ujarnya berusaha terlihat santai, untung saja teman-teman Rano menyambutnya dengan ramah dan ikut memperkenalkan diri mereka masing-masing. Karena Chandra dan Hanafi yang pernah berinteraksi di beberapa kesempatan, lantas ia tak ikut memperkenalkan diri.
"Gua Bernad, jangan sungkan gitu muka lu, gua ga makan orang kok." ujarnya yang mengerti kalau Hanafi terlihat sedikit canggung. Mendengar itu Hanafi tertawa renyah, ternyata canggungnya begitu ketahuan. "Iya, Kak, hahaha.." balasnya sebelum mengalihkan perhatiannya pada Haje.
Pemuda dengan tampang tengil itu membuat gerakan pemanasan kecil seolah hendak melakukan pertandingan yang berarti, padahal mereka hanya akan berkenalan, hal itu membuat Hanafi menatapnya dengan sedikit aneh. "Kenalin, gua Hazreandi Pratama, panggil aja Haje. Karna umur kita ga jauh beda jadi ga usah panggil Kak," ucapnya dengan cengiran khas hingga matanya menyipit indah.
"-panggil sayang aja." lanjut Haje.
Chandra dan Bernad menahan tawa kala sadar jika Haje sengaja menggoda Rano yang mendelik tajam padanya, "Hahaha.. oke sayang." balas Hanafi yang mengikuti candaan Haje, tanpa sadar jika Rano meliriknya tajam. "Stress lu bedua." ujarnya lalu duduk di antara Chandra dan Haje, tak lupa menyediakan kursi lain untuk Hanafi di sebelahnya. Entahlah, rasanya ingin protes mendengar panggilan baru antara Haje dan Hanafi, tetapi keinginannya untuk menginjak batang leher Haje lebih tinggi dari sekedar protes.
Tapi, untuk apa ia marah?
"Kak, risol mayo nya mana?" tanya Hanafi selang beberapa menit mereka berbincang dan ia beradaptasi dengan pertemanan Rano. Ah, Rano hampir lupa akan niat awalnya membawa si manis ke mari. Lantas ia menyenggol bahu Haje yang sedang menggoda adik tingkatnya, "Apasih monyet, senggol-senggol." protes pemuda berbibir tebal tersebut.
"Tolong pesenin risol mayo buat Hanafi." ujarnya sembari menyerahkan uang seratus ribu. Haje menggerutu kesal sembari menerima uang tersebut, kegiatan buayanya terganggu oleh Rano tapi ia tidak bisa menolak sebab was-was jika nanti dirinya akan dipanggang oleh si hidung bangir tersebut. Haje berdiri dari posisinya dan melewati punggung Rano, "Mau ikut!" seru Hanafi menghentikan langkah Haje. Haje tersenyum penuh arti sambil melirik Rano sekilas lalu melambaikan tangan memanggil Hanafi agar mendekat, "Sini, kita beli bareng!" panggilnya.
Hanafi bangkit dan langsung berjalan ke arah Haje, bahunya langsung dirangkul akrab oleh yang lebih tinggi. Hal itu tak lepas dari pandangan Rano, membuat Bernad menggeleng tak habis pikir. Tadi sebelum mereka bertemu tepatnya di grup chat mereka, Rano lagi-lagi mengatakan tidak pada pertanyaan Bernad. Tapi sikapnya lebih dominan mengatakan iya, hal itu membuat Bernad tidak habis pikir dengan kedenialan Rano yang tak ada habisnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN US • MINSUNG
FanfictionKatanya taruhan, tapi kok ciuman? #1-straykids (14/04/25) #1-stay (29/11/24) #1-han jisung (03/12/24) #1-leeknow (19/01/25) #1-han (08/03/25) #1-lokal (30/04/25) written by; staylupminsung, 2024.
