"eungh-K-kak, sabar... masih di luar," ujar Hanafi dengan kesulitan sebab Rano terus menciumi bibirnya, bukannya ia tak menginginkan ciuman itu, tapi ketahuilah jika keduanya sedang berada di teras rumah.
Setelah selesai melakukan pertemuan dengan Andreas dan Jasmine, Rano dan Hanafi pun kembali pulang ke rumah mereka. Namun selama perjalanan, Hanafi terus menggoda Rano hingga keduanya tiba di rumah, dan tepat setelah mobil diparkiran, Rano pun tak membuang waktu lagi.
Rano menciumi Hanafi dengan terburu-buru dan menuntut, ia tak sabar hingga didorongnya Hanafi pada pintu yang masih terkunci.
"shhh.. K-kak," ringis Hanafi merasakan engasnya Rano malam ini.
Rano mengangkat kedua kaki Hanafi untuk melingkar apik pada pinggangnya, lalu dengan terburu-buru ia membuka pintu yang masih terkunci. Diciumnya Hanafi lagi sembari masuk ke rumah mengunci kembali pintu tersebut.
Rano berjalan cepat ke dalam kamar, dengan kedua belah tangan yang berada di bawah pantat sintal kekasihnya.
Suara khas ciuman memenuhi kamar itu, Rano duduk di tepi kasur dengan Hanafi yang berada di pangkuannya. Ciuman itu memanas dan menuntut lebih, Hanafi dengan mata terpejam dan tangan yang melingkar indah pada bahu Rano, sementara yang lebih tua dengan nakal meremas-remas sintal yang lebih muda.
"emhh..." ciuman itu diputus oleh si manis saat merasa pantatnya diremas terlalu keras.
Plak!
"ahh~ sakit..." ringis Hanafi merasakan pantatnya yang memanas akibat tamparan keras dari Rano.
"Siapa suruh godain Kakak, hm?" tanya Rano dengan mata tajam yang terkunci pada Hanafi. Hanafi merengek lalu menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Rano, "Aku kan cuma iseng, kok mainnya beneran sih," protesnya yang terdengar lucu.
Rano tertawa kecil, "Kamu kira kakak bisa nahan kalo dibecandain kaya gitu?" balas Rano.
Pasalnya, tadi Hanafi terus meremas miliknya dan sesekali menciumi miliknya dari balik celana. Jadi, jangan salahkan Rano jika Hanafi akan mendapatkan hukumannya setelah ini.
Hanafi menjauhkan wajahnya dari Rano, "Ck, ga asik!" jawabnya.
Wajahnya tertekuk lucu, dan hal itu membuat Rano menyeringai, tanda ia semakin bernafsu hanya dengan melihat ekspresi wajah Hanafi. Tiba-tiba Rano berbaring, yang artinya kini Hanafi duduk tepat di atas miliknya.
"Kamu cantik banget kalo diliat dari bawah gini," ujar Rano sambil menatap Hanafi nakal. Tangannya merambat naik ke pinggang ramping si manis, lalu dengan kurang ajarnya Rano menghentakkan pinggulnya naik turun seolah sedang menggenjot Hanafi di atasnya.
"Ah, Kakak!" protes Hanafi sebab terkejut. Milik Rano menekan pantatnya terlalu keras.
Rano tertawa puas setelah berhasil mengerjai kekasihnya, setelahnya ia menuntun Hanafi untuk merunduk sebelum mencium kembali bibir itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.