thirty six ⚠︎

7.9K 360 262
                                        

Ternyata ciuman itu tidak hanya sampai pada kecupan seperti yang sebelumnya, melainkan perlahan menuntut lebih, lebih, dan lebih.

Rano, yang kini memejamkan matanya dengan bibir yang sibuk melumat ranum kenyal dan lembut milik Hanafi disertai lidahnya yang bermain dengan lihai jelas membuat yang lebih muda kuwalahan menyeimbangkannya, ini adalah yang pertama bagi Hanafi. Jadi, wajar saja jika ia kesulitan di awal.

Tapi ketahuilah jika Hanafi adalah sosok yang cepat belajar, hanya dalam hitungan menit, ia tidak lagi terlihat seperti pemula yang bergerak pasif. Bahkan Rano spontan membuka matanya akibat terkejut dengan bibirnya yang dihisap kuat oleh si manis itu, dengan senang hati ia membalas perlakuan Hanafi pada bibirnya.

"mmhh~" Hanafi spontan melenguh dengan nada yang terdengar manja dan memasuki indra pendengaran Rano seraya menari indah menuju ingatannya untuk terus dikenang, tangannya kini telah mengalung apik pada bahu Rano, menjatuhkan diri pada yang lebih tua, pasrah dan menikmati.

Tidak ada alasan bagi Hanafi untuk menolak maupun melawan, karena ada sesuatu dalam dirinya yang enggan melakukan pembentengan diri seperti kemarin. Ia kini biarkan dirinya terjun bebas pada kuasa seorang Althalariq Zifrano yang beberapa waktu ke belakang banyak menghabiskan hari di pikirannya.

Alisnya menyatu setengah mengernyit, merasakan hisapan kuat yang dilakukan Rano pada bibir bawahnya, menimbulkan sensasi panas dan nikmat pada tubuhnya. Sekarang Hanafi mengerti, mengapa Rano sangat gemar bersalur nafsu dengan berperang saliva seperti ini, kegiatan yang awalnya ia anggap aneh pun kini membungkamnya dalam kenikmatan duniawi.

"K-kak," cicitnya saat sebelah kakinya dibawa Rano untuk bertengger pada pinggang yang lebih tua dengan tangannya yang bermain pada paha dalam Hanafi, sementara itu bibir Rano menuruni leher jenjang yang lebih muda, menyesap dan memangsanya nikmat. Membuang segala fantasinya kemarin pada kesempatan emasnya kali ini, terlebih lagi, Hanafi hanya pasrah.

Ia mendongakkan kepalanya, memberi akses bebas pada Rano untuk melakukan apa pun yang ia mau. Rano memiliki tiket spesial atas dirinya, dan yang bisa Hanafi lakukan hanya melenguh dan sesekali mendesah tertahan saat titik sensitifnya disesap yang lebih tua hingga menimbulkan bekas kemerahan di sana.

Rano sibuk menyesap, menjilat dan menggigit kecil setiap titik sensitif Hanafi, perlahan tenggelam pada nafsu yang ia buat sendiri, sorotnya menggelap sayu menatap Hanafi dengan intens bagaikan harimau yang menatap mangsa ternikmatnya. Rano tarik kaki Hanafi yang berada pada sisi tubuhnya hingga milik Hanafi menabrak miliknya di bawah sana, "eungh," lenguhan spontan itu keluar dari belah bibir Hanafi saat merasakan sesuatu yang keras menabrak miliknya.

Ia melirik bagian bawahnya yang berhadapan dengan milik Rano tanpa ada jarak, "Sorry, emang agak baperan junior gua," ucap Rano, merasa sedikit malu dengan ulahnya sendiri.

Tapi nyatanya Hanafi jauh lebih malu, ingin rasanya ia menenggelamkan diri pada sumur terdalam yang ada di bumi, tak sanggup menatap Rano barang sekilas. Posisi keduanya masih sama, dengan tubuh besar Rano yang sedikit condong ke depan menumpu Hanafi pada tubuhnya. "E-eum, Kak, ini ga bahaya ya, kalo kita posisinya gini terus?" tanya Hanafi yang mati-matian menahan rasa malunya.

Sensasi geli di seluruh tubuhnya tak bisa ia kontrol dengan mudah, perasaan rindu, berbunga-bunga yang bercampur dengan sedikit nafsu di dalamya. Bisa-bisa Hanafi akan lebih liar dari Rano jika keduanya terus seperti ini. Tapi tentu saja kalian semua tahu jika Rano itu bajingan, dengan kelancangan lainnya, ia menyeringai kecil di balik ekspresinya yang sudah dipenuhi kabut nafsu.

"Engga, yang bahaya tuh kalo gini,"

Dibalikkannya tubuh Hanafi menghadap pintu, Hanafi sontak menumpukan tubuhnya pada kedua tangan yang menahan kayu berukir tersebut hingga membuat tubuhnya sedikit menungging, dengan kurang ajarnya lagi Rano menempelkan miliknya tepat di belahan pantat sintal Hanafi yang hanya ditutupi celana pendek sepaha.

BETWEEN US • MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang