CHAPTER 21 | ARCANIUM PART 2

110 12 0
                                    

ALTERA

Para Selvian beraktivitas sebagaimana biasanya, namun karena telah dibukanya proses pendaftaran Arcanium, hal itu menjadi pembicaraan hangat di antara mereka.

"Arcanium, turnamen setahun sekali."

"Bukankah itu sangat keren, aku penasaran di pulau mana tempat diadakannya tahun ini."

"Apakah kamu mau ikut?"

"Sepertinya aku tidak akan memiliki kesempatan untuk menang. Walau aku baru awakening, namun masih amatir dalam penggunaan EbyTech."

"Benar juga sih, mengingat yang boleh ikut mulai dari Level Bronze hingga Gold."

"Jika ikut, nanti akan kena bantai sama Selvian level Gold."

"Hahaha, benar juga."

"Jika seandainya Level Advance, Mithril diperbolehkan ikut, pulau tempat diadakannya Arcanium pasti akan berubah menjadi neraka, bahkan hancur tidak tersisa."

"Aku tidak sabar menunggunya, tapi sayangnya masih lama. Lebih dari 1 bulan."

"Kira kira siapa ya kali yang menjadi juara."

"Siapa pun yang menjadi juaranya, sudah pasti guild-guild besar akan berebut mengajaknya bergabung. Tidak, bahkan jika bertahan 100 besar saja, itu sudah cukup untuk menarik perhatian seluruh guild."

"Tapi ada yang berbeda pada Arcanium kali ini."

"Maksudnya?"

"Aku dengar ada event, hanya para selvian di posisi tertinggi yang bisa mengetahuinya."

"Emang ada event apa?"

"Bukannya aku sudah mengatakannya."

"Apa?"

"Hanya selvian tertentu yang bisa mengetahuinya."

"Iya apa?"

"Aku kan cuman NPC, hanya sedikit diberikan kesempatan menjelaskan Arcanium. mana bisa aku tau."

"Ah iyaa. Benar juga sih."

"Kemudian tentang sosok yang telah berhasil mendapatkan Title Legendary, Aetherialist. Apakah dia akan ikut di Arcanium kali ini?"

"Jika dia belum mencapai Level Advance, harusnya dia ikut."

"Semakin tidak sabar untuk menanti. Akan se-oper power apa dia nantinya dengan title grade legendary yang dimiliki."

"Kita nantikan saja."

KOMPLEK F - ALTERA

Senja telah tiba, Nine kembali pulang ke kediamannya. Namun ada yang berbeda dari biasanya, seorang perempuan dengan payungnya duduk di kursi halaman depan rumah, menunggu kedatangan Nine. Melihat dari cape hitam yang dikenakan, harusnya dia seorang selvian. Sosok sebenarnya, dia adalah Alchemist Lenhart yang tengah menyamar, mode skin.

"Akhirnya kamu pulang ya," ucap Alchemist Lenhart.

"Apakah ada sesuatu yang penting?"

"Kamu terlalu serius, tidak bisakah kamu santai. Duduklah seraya menikmati secangkir teh." Alchemist Lenhart, menciptakan secangkir teh dari ketiadaan, hanya memanfaatkan kemampuannya dalam memanipulasi partikel.

"..." Nine kemudian duduk di hadapan Alchemist Lenhart, bersamaan dengan secangkir teh di atas meja.

"Tidak tahukah kamu membuatku iri?" Alchemist Lenhart mencoba menggoda Nine.

"..."

"Padahal kamu memiliki seseorang sepertiku, tapi kamu malah mengikuti kelas lain. Apakah dia lebih hebat dariku?"

ABYSS, NEW WORLD ORDERWhere stories live. Discover now