CHAPTER 4 | AETHERON

209 31 0
                                    

Senja tenggelam, konflek F hening dan damai. Seorang utusan menghampiri Nine dengan hormat, bersiap pergi menuju Aldeya, kediaman Archon dan Emperor.

Aldeya, di ujung Negeri Abyss, memikat dengan pemandangan indah, bangunan megah seperti istana putih. Setelah menempuh perjalanan panjang menggunakan mobil. Nine tiba di depan pintu gerbang. Gerbang itu terbuat dari logam dan batu alami, dipahat dengan detail indah.

Di tengah malam yang mendung, gerbang Aldeya bersinar terang, diterangi lampu-lampu di sekelilingnya. Di belakang gerbang, terlihat jalan setapak yang rapi, dikelilingi pepohonan dan taman. Pilar-pilar marmer kokoh menjulang, megah dan elegan. Kastil-kastil tersebar di sekitar bangunan utama. Aldeya, tempat ini, dengan segala keindahannya, adalah tempat terindah di seluruh dataran Abyss.

"Saya akan mengantar Anda ke tempat yang ditentukan," ucap utusan kepada Nine.

Mereka melangkah masuk ke bangunan utama, Nine disajikan dengan pemandangan yang memukau. Semakin mereka melangkah, Nine menyadari keanehan. Sunyi yang tak lazim, tak ada seorang, baik itu Emperor ataupun para pelayan.

Tidak lama setelahnya, mereka mencapai suatu tempat di mana terdapat sebuah sebuah pintu raksasa, dihiasi dengan ukiran alam semesta yang memukau, terdapat simbol mata satu.

"Saya hanya bisa mengantar Anda sampai sini, Aetheron menunggu Anda di balik pintu." Kata perpisahan dari seorang utusan dan sekaligus ucapan untuk mempersilahkan Nine melanjutkan perjalanan.

Aetheron, gelar untuk penguasa dunia, sepanjang sejarah sejak berdirinya Abyss, identitas mereka tidak pernah diketahui, melainkan hanya nama saja, hanya sebatas rumor.

Nine masuk, ruangan terasa gelap dan kosong. Langit-langit tinggi lenyap dalam kegelapan, dinding-dinding terasa jauh dan tidak terbatas. Sedikit cahaya menciptakan bayangan samar.

Tiba-tiba, suara misterius bergema. Serentak dengan suara itu, teks hologram berwarna biru muncul di udara, membentuk pesan samar.

"Apakah kau menginginkan kekayaan?"

"Atau sebuah kekuasaan?"

"Tidak. Tapi apa itu kebenaran?"

"Tidakkah kau ingin mengetahuinya?"

"Tentang puncak peradaban di masa lalu?"

"Tentang peristiwa yang terjadi di masa depan?"

"Tentang siapa sesungguhnya Aetheron, penguasa dunia ini?"

"Ataukah kau menginginkan kebenaran di balik perang dunia ketiga dan lahirnya Abyss hingga munculnya Abyssal Tower?"

"Partikel Synterium?"

"Atau sesuatu yang lain?"

"Sebagai hadiah pertemuan hari ini."

Dalam keheningan, Nine menyuarakan keinginannya, "Semuanya, Aku ingin mengetahuinya."

"Ha ha ha ha." Tawa bergema di ruangan, "Aku tidak menyangka, ternyata kamu begitu serakah."

"Baiklah. Namun, untuk memperoleh keinginanmu, aku ingin kamu sedikit bermain catur denganku," suara itu melanjutkan.

"Permainan Para Raja. Apakah kau pantas untuk mengetahui kebenaran dari dunia yang sesungguhnya."

Partikel cahaya biru berkumpul di udara, membentuk garis-garis rumit. Garis-garis itu kemudian berubah menjadi cahaya padat, membentuk permukaan catur. Setiap kotak catur terlihat jelas, dengan warna biru dan putih yang cerah. Bidak-bidak cahaya mulai muncul satu per satu. Ratu, raja, kuda, benteng, dan semua bidak lainnya, pemandangan yang memukau.

ABYSS, NEW WORLD ORDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang